Chapter 6

4.7K 273 23
                                    

Vote max 25 baru lanjut yahhh

Ada potongan dari chap 7 di akhir yaaa

Di mulmed fotonya Kenya

~Happy Reading
----------------

Gernsbach,Jerman

Author POV

Hari ini, Fia menemani Dave untuk berjalan jalan di mall untuk menepati janjinya.

Sebenarnya, hari ini Fia harus mengerjakan beberapa tugas yang diberikan oleh Miss Crown yang tertinggal sewaktu dia pergi bersama ayahnya untuk terapi di LosAngles. Tapi, dengan santainya Dave berkata 'hal ini lebih penting daripada tugas bodoh itu'.

tidak penting katanya.

"Fi, jangan melihat kebawah," kata Dave tiba tiba.

"Kenapa memangnya?" tanyanya sambil melihat kearah lantai satu dari eskalator.

"I-itu? George?" tanya Fia kaget.

Dave hanya menghela nafas panjang.

BUGH!

"Aduuhhh" ringis Fia sambil mengelus kepalanya sakit akibat terhantuk oleh dinding eskalator yang berlawanan arah dengan eskalatornya.

"Aku bilang juga apa," Dave memutar bola matanya malas.

"Sa-sakit." Ringisnya lagi.

Mendengar pengakuan Fia, Dave pun segera menariknya menuju ke sebuah foodcourt dekat eskalator tadi.

"Eskalator sinting," gumam Fia dan tidak menyadari bahwa Dave telah memasangkan plester di dahinya.

"Dave, yang aku lihat tadi itu George dan Fa-" belum sempat menyelesaikan kata katanya, Dave berkata.

"Tadinya, aku berpikir sama tapi setelah melihat lebih jelas lagi, itu bukan mereka." Dusta Dave. Dan Fia hanya ber-oh ria

Sebenarnya, Dave tahu apa yang dilihat Fia itu memang George dan Tiffany yang sedang berciuman. Tapi, Dave ingin George dan Tiffany yang memberitahu hal ini langsung kepada Fia.

"Fia, aku akan pindah ke Amerika minggu depan." Kata Dave tiba tiba.

Fia yang sedari tadi masih mendumel tentang eskalator itupun berhenti dan menatap Dave.

"Ap- hahaha itu sangat tidak lucu Dave." Fia berusaha menutupi kesedihannya dengan tertawa dan menganggap itu hanyalah salah satu lelucon murahan Dave.

"Aku serius. Ayahku harus mengurus perusahaannya yang hampir bangkrut di Amerika." Kata Dave serius.

"Ka-katakan kalau itu bohong Dave. Tidak! Kau tidak boleh pergi hikss..hikss.." Fia sudah tidak bisa menahan air matanya lagi dan langsung memeluk Dave erat.

"Kau sedih aku akan pergi huh?" tanya Dave sambil tertawa pelan.

"Tentu saja bod-,Ti-tidak!" jawab Fia salah tingkah dan segera melepas pelukannya dan berjalan meninggalkan Dave.

"Hey! Tunggu!" teriak Dave ketika Fia sudah berjalan menjauh.

**

Fia POV

"Ada apa bu?" kudengar suara ayah berbicara dengan om-oma? Bukannya oma sudah meninggal?

"Hanya di Berlin kan? kalau di Gernsbach, Alfin tidak boleh ikut,"

Jadi, Alfin akan pergi ke Jerman?

Sementara ayah menelfon, aku berjalan menuju kamar dan segera membuka laptopku mencari email Alfin.

Start To Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang