Chapter 3

2.9K 174 0
                                    

Itu foto nya tiffany ya
-------------

Jerman,gernsbach

Fia POV

"Wake up....wake up....wake up,"

Bunyi alarm ku sungguh sangat memekakkan telingaku saat ini. Ingatkan aku untuk mengganti alarm ku.

"Ayaaaahh," teriak ku.

"Ada apa non? Tuan sudah pergi dari tadi." jawab bibi meri.

"Ha? Sekarang jam berapa?" Tanyaku kaget.

"Heute um 05.30 uhr," jawabnya. (Sekarang pukul 05.30)

"Huh ku pikir aku telat." kataku lagi sambil mengehela nafas lega.

Segera, aku mengambil handuk dan mandi untuk bersiap ke sekolah.

Setelah berpakaian, aku turun ke bawah dan mengambil sepotong roti dan meneguk setengah gelas susu. Untung saja tidak ada ayah, kalau ada, aku akan disuruh menghabiskan 4 roti dan kemudian menghabiskan susu nya. Soal Bi Meri,!tenang saja dia bisa di ajak kompromi.

Sesampainya di sekolah, aku melihat Tiffany sedang berbicara bersama George.

Tanpa berfikir panjang, aku menghampiri mereka.

"Yooo ngapain berduaan di sinii," teriakku mengaget kan mereka.

"Ihhh ngagetin aja Fi," kata Tiffany.

"Eh, beb bentar beliin aku es krim yahh," rengekku.

"Iya honey," jawab george sambil mengelus rambut ku.

Ku sadari melalui ekor mataku, fany sedang menatapku iri. Tapi, tentu saja aku percaya pada Fany tidak akan merebut George.

Ya siapa juga sih yang gak iri, George merupakan kapten basket di sekolah, tampan, pintar, dan anak pengusaha terkenal di Jerman. Nama ayah nya kalo gak salah Thomas Rabe.

"Eh Tif, aku masuk duluan yah udah ada miss Scarlote soalnya, daaaah," kataku sambil melambaikan tanganku kepada dua orang itu.

Tiffany dan George memang satu kelas, aku aja yang beda.

"Iyaa! Daah," jawab Fany dan George secara bersamaan.

Pada saat aku memasuki kelas, ku lihat Dave sedang duduk di bangku ku.

"Dave bisa pindah gak? Itu bangku ku," kata ku sambil berkacak pinggang.

"Gak bisa." jawabnya sambil tersenyum.

"Ihhh Daveeee!!" Perintahku.

"Gak bisa berdiri fiii," teriaknya.

"Ha? Maksud mu apa?" Tanya ku bingung.

"Ada lem di sini." katanya sambil memutar bola matanya malas.

"Hah bohong kan?" Kataku tidak percaya.

"Yaudah, duduk di sini aja." jawabnya sambil menepuk nepuk bangku di sebelah nya.

"Gamau," kataku acuh.

Start To Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang