II - Tidak butuh

687 61 3
                                    

Disclaimer: Masashi Kishmoto

Pairing; Sasufemnaru

Warning: Typo, Gender switch, OC, beta fic

@Dont like dont read :)

" Sakura-chan....!!!" teriakku keras. Sementara yang dipanggil hanya berjalan tanpa menoleh. Dasar kebiasaan!

"Kali ini ada apa" kata sakura sambil menyilangkan tangan. Gadis berambut merah muda ini adalah sahabat tersayangku. Entah ... Dia menggapku apa. Katanya sama.

Aku menatapnya malu - malu. Kira -kira dia mau tidak ya?.

" Kamu diundang kiba-kun tidak ??" kataku to the poin. Oh ya... Kiba, orang yang kusukai sejak masuk TK. Kiba Inuzuka, laki laki penyuka anjing. Mengingatnya aja udah buat tersenyum... Hehehe

" Ya. Terus? Kamu mau aku ikut kesana" ucapnya sambil menaikkan alis. Aku tersenyum. Wah!! Temanku memang cepat mengerti. Aku sungguh beruntung jadi sahabatnya.

" Aku mau tapi ada syaratnya...." ucapnya terpotong karena aku mengguk mengerti. Seakan paham akan keadaan. Aku membisikan sesuatu pada telinga Sakura.

Dia tersenyum. Yes! Excellent

"Ayo masuk kelas... Sensei nanti datang" senyumku dan kedipan mata. Tak sabar !!

Di pojok kelas ini lah tempat dudukku. Aku tidak suka didepan. Hal pertama , pasti sering ditanya guru. Hal kedua , aku bisa melihat Kiba. Ya kiba dan kiba.

Saat pelajaran pun aku sering curi pandangan padanya. Sejak kapan ya aku mulai suka padanya? Mungkin saat pesta ulang tahunku itu. Disaat itu, ia berpakaian casual atasan biru. Bukan hanya itu, senyumannya itu. Wow super..

" Naruto... Kerjakan soal didepan" teriak sensei tiba tiba.

"I-iya"jawabku terkejut. Teman sekelas pun tertawa.Sial aku melamun!!

Aku menatap malas soal didepan.'Rumus Phytagoras' gumamku remeh. Oh tidak? Inikan soal matematika dasar. Semua orang pasti bisa kan!!!. Ralat mungkin aku yang terlalu jenius.

" Seperti biasa. Naru-chan . kau terlalu jenius" puji sensei sambil mengacak rambutku. Tuh kan aku jenius!!!

Apa aku lupa bilang ?Selama kecil, aku selalu belajar dengan kakak dan Okaa-sama. Itu dimaksudkan untuk buatku pintar. Hahaha

Teman -temanku menatapku berbinar dan iri. Seolah berkata ' sudah cantik, pintar, kaya lagi'. Aku hanya tersenyum simpul melihatnya. Ya kan ... Biasa.

Berjalan melewati bangku kiba membuat pipiku panas. Memang berlebihan, tapi itu kenyataannya sekarang.

Sebelum pelajaran selesai, sakura membisikan sesuatu padaku. Dan sialnya, itu berita buruk. Tidak buruk juga sih, tetapi menyebalkan.

Bagaimana bisa aku ke pesta kiba? Jika diwakilkan sebagai siswa teladan dan harus mengunjungi acara di tokyo.

" Hahaha... sangat buruk nasibmu, naru" ledek sakura.

Aku langsung merujuk dan datang ke ruang guru. Tampaknya, sensei begitu senang aku datang.

"Naru sayang!! Duduk sini" ucap sensei lembut sambil menunjuk bangku kosong di sebelahnya.

Aku duduk menunggu disini. Sepatu merah muda yang diberikan oka-sama, aku hentak hentakan ke lantai . Bagaimana keadaan aniki ya? Sudah 5 tahun tidak ada kabar. Apa dia tidak kangen sama adiknya? Dasar menyebalkan.

Terakhir kabar sih waktu aku kelas 1. Dia bahkan hanya menyapa dan memberi foto. Terus hilangg...

Wah sejenak waktu saja , ia sudah memikirkan anikinya. Bukankah ia sudah janji untuk tidak bertemu sampai 10 tahun mendatang? Hei... Kau tidak boleh lemah, naru.

Days In TokyoWhere stories live. Discover now