Ting.. tong.. ting.. tong..
" vris, lo ga ke kantin? " tanya arin.
" gak " hanya satu kata yang keluar dari mulut vriska.
" yaudah gue ke kantin dulu " ujar arin lalu ia pergi ke kantin.
" vris, ayo kita ke kantin " ajak alvin yang tiba-tiba sudah berada di hadapan vriska yang sedang memakan bekalnya.
" gak, aku bawa bekal " ucap vriska sambil memakan bekalnya.
" kalo gitu.. za, lo ke kantin beliin gue bakmi, waktu lo 5 menit " perintah alvin yang langsung dilaksanakan oleh reza.
" makannya jangan cepat-cepat dong.. tunggu makananku datang.. " ucap alvin lalu ia memutar bangku arin menghadap ke belakang dan ia duduk disana.
Posisi mereka sekarang berhadapan yang hanya dipisahkan oleh meja vriska.
" mengapa kau tak ikut ke kantin? " tanya vriska.
" karna kau tak pergi ke kantin " jawab alvin menopang dagunya sendiri sambil melihat vriska.
" memang kenapa kalau aku tak pergi ke kantin? Dan apa hubungannya aku denganmu? " tanya vriska berhenti makan sejenak.
" aku ingin makan bersamamu. That's it. " jawab alvin menjentikkan jarinya.
" hosh.. hosh.. vin.. ni.. makanan.. lo.. sama kembaliannya.. " ucap reza memberi bakmi pesanan alvin dan mengatur nafasnya.
" thanks za.. kembaliannya buat lo aja.. yaudah lo sendiri aja ya ke kantin.. mulai sekarang " ucap alvin.
" mulai sekarang? " reza mengulang perkataan alvin.
" yap. Mulai sekarang gue makan sama vriska dan gue besok bawa bekal " jelas alvin membuka sterofom bakminya.
" apa? Bawa bekal? Lo ngigo? " tanya reza tak percaya dengan apa yang barusan alvin katakan.
" iyaaa reza nugroho.. udah sono lo kantin aja " usir alvin mendorong reza ke luar.
" iye iye dasar " balas reza lalu ia pergi ke kantin.
" ayo kita makan.. " seru alvin lalu memakan bakminya.
" oh ya, gimana kalau mulai sekarang aku yang mengantar dan menjemputmu kemana-mana? " tanya alvin.
" tak usah " jawab vriska menutup kotak makannya dan meminum air putihnya lalu mengambil buku tebal kemarin lagi dan mulai membacanya.
" mengapa? Pokoknya kau harus mau, aku tak mau penolakkan. " tegas alvin yang juga meminum aquanya.
" aku tak suka dipaksa, al " balas vriska.
" baiklah.. tapi aku ingin seperti itu.. ayolah vris.. " ucap alvin menatap vriska.
" tidak usah "
" kalau begitu.. aku mau kau tidak dingin dan irit berbicara lagi kepadaku, hanya kepadaku"
" aku tak bisa janji "
" mengapa? Kau hanya perlu banyak berbicara terhadapku "
" tak semudah yang kau kira "
" memang apa susahnya banyak berkata-kata, itupun hanya kepadaku, tidak kepada semua orang "
" aku tak biasa banyak berkata-kata "
" baiklah.. kalau begitu kita lihat kedepannya.. "
" apanya? "
" kalau kau masih irit berbicara kepadaku, aku akan mengantar dan menjemputmu kemana-mana. Ingat itu, dan pilihlah, daah " ujar alvin lalu ia beranjak dari tempat duduk arin dan kembali ke kelasnya dengan senyum penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curious
RandomBerasal dari rasa penasaran Alvin yang ingin mengetahui lebih dalam tentang seorang Vriska Larasati Givano yang membuat perasaan cinta tumbuh diantara mereka. Saat vriska sudah menerima alvin, ada sebuah kenyataan yang memungkinkan mereka tidak lag...