3

4 0 0
                                    

Ting.. tong.. ting.. tong..

" vris, lo ga ke kantin? " tanya arin.

" gak " hanya satu kata yang keluar dari mulut vriska.

" yaudah gue ke kantin dulu " ujar arin lalu ia pergi ke kantin.

" vris, ayo kita ke kantin " ajak alvin yang tiba-tiba sudah berada di hadapan vriska yang sedang memakan bekalnya.

" gak, aku bawa bekal " ucap vriska sambil memakan bekalnya.

" kalo gitu.. za, lo ke kantin beliin gue bakmi, waktu lo 5 menit " perintah alvin yang langsung dilaksanakan oleh reza.

" makannya jangan cepat-cepat dong.. tunggu makananku datang.. " ucap alvin lalu ia memutar bangku arin menghadap ke belakang dan ia duduk disana.

Posisi mereka sekarang berhadapan yang hanya dipisahkan oleh meja vriska.

" mengapa kau tak ikut ke kantin? " tanya vriska.

" karna kau tak pergi ke kantin " jawab alvin menopang dagunya sendiri sambil melihat vriska.

" memang kenapa kalau aku tak pergi ke kantin? Dan apa hubungannya aku denganmu? " tanya vriska berhenti makan sejenak.

" aku ingin makan bersamamu. That's it. " jawab alvin menjentikkan jarinya.

" hosh.. hosh.. vin.. ni.. makanan.. lo.. sama kembaliannya.. " ucap reza memberi bakmi pesanan alvin dan mengatur nafasnya.

" thanks za.. kembaliannya buat lo aja.. yaudah lo sendiri aja ya ke kantin.. mulai sekarang " ucap alvin.

" mulai sekarang? " reza mengulang perkataan alvin.

" yap. Mulai sekarang gue makan sama vriska dan gue besok bawa bekal " jelas alvin membuka sterofom bakminya.

" apa? Bawa bekal? Lo ngigo? " tanya reza tak percaya dengan apa yang barusan alvin katakan.

" iyaaa reza nugroho.. udah sono lo kantin aja " usir alvin mendorong reza ke luar.

" iye iye dasar " balas reza lalu ia pergi ke kantin.

" ayo kita makan.. " seru alvin lalu memakan bakminya.

" oh ya, gimana kalau mulai sekarang aku yang mengantar dan menjemputmu kemana-mana? " tanya alvin.

" tak usah " jawab vriska menutup kotak makannya dan meminum air putihnya lalu mengambil buku tebal kemarin lagi dan mulai membacanya.

" mengapa? Pokoknya kau harus mau, aku tak mau penolakkan. " tegas alvin yang juga meminum aquanya.

" aku tak suka dipaksa, al " balas vriska.

" baiklah.. tapi aku ingin seperti itu.. ayolah vris.. " ucap alvin menatap vriska.

" tidak usah "

" kalau begitu.. aku mau kau tidak dingin dan irit berbicara lagi kepadaku, hanya kepadaku"

" aku tak bisa janji "

" mengapa? Kau hanya perlu banyak berbicara terhadapku "

" tak semudah yang kau kira "

" memang apa susahnya banyak berkata-kata, itupun hanya kepadaku, tidak kepada semua orang "

" aku tak biasa banyak berkata-kata "

" baiklah.. kalau begitu kita lihat kedepannya.. "

" apanya? "

" kalau kau masih irit berbicara kepadaku, aku akan mengantar dan menjemputmu kemana-mana. Ingat itu, dan pilihlah, daah " ujar alvin lalu ia beranjak dari tempat duduk arin dan kembali ke kelasnya dengan senyum penuh kemenangan.

Curious Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang