Iga

9 2 0
                                    

ALERT!
*GARING JOKE TERDETEKSI*

Pagi ini Fari datang kepagian. Kebiasaan Fari yang selalu bangun sejam sebelum kejadian kadang menjadi masalah. Kepagian. Kadang juga telat karena trobos ketiduran. Ia menuju ke kantin, sesuai dugaan, Farhan ada disana. Rumah Farhan dekat, kalau kata orang kesandung juga nyampe. Tapi Farhan terlihat berbeda. Ia terlihat lesu. Niat Fari untuk berteriak mengejutkan Farhan terkukus habis. Perlahan, Fari menuju belakang telinga Farhan. Tangan melayang diatas bahu nya,

"Sayang~" Farhan berteriak. Ngilu. Geli. Merinding. Fari tertawa terbahak-bahak.

"HOMO SAPIENS LO ANJIR HOMO"

"Ah sayank kamu jangan gitu dong sama aku"

"Far parah Far stop"

"Kamu kok gitu sih yank? Kamu ga sayang lagi sama aku?! Begini begini aku mengandung anak ka-" Fari terhenti karena sebuah tas melayang ke kepalanya.

"FAR BAJINGAN NAJIS ISTIGHFAR FAR" Fari tertawa. Mereka cukup berisik di kantin yang sepi, 2 meja lain terisi oleh bapak-bapak jualan dan satu meja lagi dengan dua cewe, yang sepertinya anak kelas 10. Kalau dilihat, dua cewe itu tertawa, ah kayanya mereka mendengar pembicaraan dua kekasih ini. Tapi gapapa lah, kadang menjadi gila agar orang lain bahagia itu worth it kok. Yha minus nya lo dikira gay sih, tapi gapapah.

"Kok sendirian?" Tanya Fari. Sebelum Farhan ingin menjawab, Fari berkata lagi.

"Ohiya kan memang selalu sendiri, OUCH"

"Bajingan"

"Thengs. Tapi serius, kok pagi-pagi mellow? Cerita dong!"

"Bukan masalah serius sih"

"Oh, yaudah"

"...."

"...."

"GAASIK DAH FAR" tiba-tiba Frhan berteriak sambil menggebrak meja.

"LAH?"

"LO TUH HARUSNYA NANYA BALIK, NGASIH SARAN, BIKIN AKU TENANG APA KEK"

"Lah anjir homo homo homo homo homo homo HOMO" Fari mengambil tasnya dan berlari, meninggalkan Farhan yang hendak mengejar Fari. Tapi sebenarnya Fari hanya pindah meja saja sih, ngapain lari jauh-jauh. Tak lama kemudian Farhan menyusul dengan tasnya yang tidak ada isinya.

"Oke Far. Lo kenapa"

"Gitu dong. Lo inget gebetan gue gak? Si Karina?" Fari menangguk.

"Dulu dia sering ngechat gue Far, sekarang dia jarang banget ngechat. Trus sekarang jadi awkward dan balesnya seabad. Padahal dulu kita chat gapake malu Far. FAR INI PERTANDA APA FAR UHUHU" curhat Farhan.

"Yelah" respon Fari.

"Apaan?"

"Dia udah ada gebetan baru"

"TIDAAAAAAK"

"Ya Far. Maaf tapi kenyataan nya begitu, sepahit markisa"

"Markisa kan ga pahit? Trus gue mesti gimana dong Farrr"

"Chat aja dia

'Hay'

'Lagi ngapain'

'Kok jarang nge chat?'

'Udah ada gebetan baru ya?'

Gitu far"

"LAH LU GILA"

"Yes, fortunely. Yaudah lah, ada dua pilihan, pasrah apa berjuang. Pasrah yha move on. Berjuang yha lo beli mawar, tampar ke muka Karina. Biar romantis" bel sekolah berbunyi, membuat pembicaraan mereka terhenti.

"Ah Fari memang paling -tidak- bisa diandalkan! Terima kasih Fari teguh!"

"Yha sama sama"

"Lo juga berjuang ya!"

"Berjuang ngapain?"

"Taklukin hati Anna, gue masuk dulu ya bro!"

Jadi, setelah penasaran tingkat dewa, nama dia, ga jauh-jauh dari Frojen.

-------------------

GARING BANGET LAH PARAH GAJELAS. Edisi curhatan Farhan terinspirasi dengan teman gue, yang lagi dilema soalnya suka sama cowo yg sama sama temennya. Tapi si cowo lebih ke Dia. Suatu hari si cowo jarang ngechat, padahal udah pdkt blah blah blah gembel gitu. Gue suruh chat aja ke si cowo, udah ada gebetan baru ya? Lol

Bagi kalian yang mengalami hal yang sama, menjadi Frontal  ga salah salah amat qoq. Chao people🙌🏼

SheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang