ένας

76 6 3
                                    

Aku bergegas masuk kedalam sekolah. Sial, sepertinya di hari pertama ini aku akan telat. Bukan karena takut ketinggalan pelajaran, tetapi hari ini benar-benar hari pertama aku masuk ke sekolah ini. 

Hari ini adalah MOS (Masa Orientasi Sekolah) hari pertama, dan aku tidak mau langsung mendapat masalah dari kakak-kakak OSIS. Ini semua karena Fya, kakakku, yang juga pengurus OSIS di sekolah ini. Tadi pagi ia telat bangun dan ketika kubangunkan dengan santainya ia menjawab "Yaelah hari ini kan libur" oh astaga, apa ia lupa bahwa hari ini ia harus membantu teman-temannya mengurus MOS-nya anak-anak kelas satu yang baru masuk?. Akhirnya aku pun berangkat duluan setelah terlalu lama menunggunya bersiap-siap. 

"Ayo semuanya berbaris sesuai dengan kelompok masing-masing" ucap seseorang dari atas panggung. Yes, batinku dalam hati. Tepat waktu. Itu berarti hari pertamaku aman alias aku tidak akan mendapat masalah dari teman-temannya kakakku.

Aku terus berlari diantara orang-orang yang kedepannya akan menjadi teman se-angkatanku beserta kakak-kakak OSIS yang berlalu lalang. "Mana nih kelompok 12.." ucapku mencari sambil terus berlari.  'bruk '  tampaknya aku menabrak seseorang. "Eits, maaf, maaf, gue ga sengaja, maaf ya" ucapku sambil menjulurkan tangan kepadanya. Dia seorang perempuan yang lumayan cantik - eh setidaknya dia lebih cantik daripada aku - , mengenakan kacamata berbingkai besar, dan rambut dikuncir satu yang bisa kutebak kira-kira panjangnya sampai dibawah pundak.

"Eh iya gapapa, gue aja yang galiat-liat" balasnya.

"Lo kayaknya lagi nyari kelompok lo ya?" 

  "Eh iya, kelompok 12, lo tau gak dimana?"

"Oh kebetulan ini kelompok 12"

"Oh okay, makasih ya"

Akhirnya ketemu juga. Kalau tadi aku tidak menabraknya mungkin aku sudah kebablasan berlari sampai ke kelompok 1. Terkadang memang tidak semuanya yang buruk berakibat buruk. HAHA.

"Sekarang yang sudah berbaris sesuai kelompoknya, silahkan buat dua barisan, perempuan dan laki-laki menyesuaikan barisan dengan tinggi badan ya, yang tinggi didepan, yang lebih tinggi dibelakang." ucap seseorang dari atas panggung, memberitahu. Aku pun bergegas menuju barisan yang agak depan karena aku memang agak pendek.

Dari tempatku berdiri sekarang, terlihat seorang laki-laki tinggi diatas panggung mengenakan seragam putih-biru yang dilapisi jas berwarna biru tua - sepertinya dia ketua OSIS - yang sedang memberikan kata-kata sambutan.

"Nama saya Rayhan Devianto atau bisa kalian panggil Devin selaku ketua OSIS periode 2013-2014 mengucapkan selamat datang di SMP Global Setiabudi kepada adik-adik yang hari ini akan mengikuti MOS hari pertama. MOS akan dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 14 sampai dengan 16 Juli 2014. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, adik-adik menjadi lebih kompak, mengenal satu sama lain, juga mengenal kakak-kakak lebih dekat" ucapnya dengan nada penuh wibawa.

Sebagai ketua OSIS, kak Devin memang terlihat sangat berwibawa. Wajahnya juga lumayan tampan dan postur badannya juga bagus. Ya, lebih seperti tipe cowok idaman perempuan, lah. Aku sangat yakin, pasti banyak diantara teman-teman angkatannya yang menyukainya - termasuk kakakku. Dan pastinya, teman-temanku kedepannya juga banyak yang suka dengannya.

Terlihat seorang lelaki disampingku terlihat kaget ketika kak Devin memperkenalkan dirinya. Cowok itu berperawakan kurus dan tinggi, dengan kulit hitam manis, dan bola mata coklat, dengan mulut terbuka, serta tampang yang dongo abis. Aku mencoba untuk menahan tawa melihat raut wajahnya yang sebelas-duabelas dengan badut ulang tahun. Terlihat dari tampangnya, mungkin dia tidak bisa menerima kenyataan kalau kak Devin memang jauh lebih tampan darinya.

"Cuy, hahaha, lo gapernah liat cowok yang lebih ganteng dari lo apa gimana deh? kok lo kaget banget? hahaha" kataku sambil menepuk pundaknya.

"Yee, lo juga gajelas cekikikan sendiri daritadi. Lo pikir gue ga denger apa?"

"Hahaha sorry-sorry. Lain kali, sebelum lu masang tampang begitu, lo ngaca dulu dong. Hahaha. Nama lo siapa btw, gw Harsya Nabila Shafira, panggil aja Acha, atau Harsya"

"Nama gue?" dia terlihat berpikir sejenak.

"Iyalah, gila. Masa baru kenal gue mau nanya nama bapak lo"

"Nama gue..." putusnya. "Nama gue Raafi, Rayhan Nafianto"

Kini aku tahu kenapa ia terlihat kaget ketika kak Devin memperkenalkan dirinya.

                                                         ************

Hai HAHA. Tbh, ini pertama kalinya gua nulis cerita di wattpad. Rada based on true story dan penyampaiannya rada alay sih wkwkwk. Oiya, nama tokohnya mungkin terlalu keren/mainstream sih ya, tapi yaudahlah, gatau mau namain apa abisan heheh. Kalo suka, jangan lupa di-vote ya!!!

Kaca Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang