Dan itulah hari pertama aku bertemu dengannya.
Namun, semua benar-benar belum dimulai,
------------
Namaku? Harsya Nabila Shafira, singkatnya, Acha.
Ulang tahun? 29 Januari, 2003.
Sesuatu yang kusuka? Ehm, segala sesuatu yang berhubungan dengan buku, mungkin. Shawn Mendes? boleh juga. Apalagi ya? Oh ya, aku suka, ehm, aku suka kau.
Mungkin hati ini terlalu gegabah untuk secepat itu memiliki rasa ini. Hey, bagaimana tidak? ini baru hari pertama pembelajaran sejak sekolah dimulai, - oh tentu saja, sekolah mana yang tega melakukan kegiatan belajar mengajar ketika MOS sedang berlangsung? - namun, aku sudah mulai menyukaimu?
------------
"Eh, kursinya kosong?, boleh duduk disini?" ucap seseorang membuyarkan lamunanku.
"Ehm, ya, boleh" ucapku sambil menengadahkan kepalaku untuk melihat tampangnya.
OH! orang ini, orang yang tidak sengaja kutabrak waktu terburu-buru mencari kelompok MOS waktu itu.
Bagaimana aku mengenalnya? jelas saja, masih dengan style seperti kemarin - dikuncir satu dan mengenakan kacamata dengan bingkai hitam besar - namun bedanya, hari ini kami sudah mulai mengenakan seragam baru alias seragam SMP. Tidak seperti ketika MOS yang masih mengenakan seragam SD kami sebelumnya.
"Lu orang yang gw tabrak waktu MOS hari pertama itu ya? ga nyangka, sekelas ya ternyata, kenalin gw Harsya, panggil Acha aja juga nggak pa-pa"
"Ah iya, hehe, masih inget aja ya, gw Abel,"
------------
'KRIIIIIIIINGGG!!!'
Ah, bel istirahat sudah berbunyi, tapi mau ngapain? batinku. Abel sudah keluar duluan menuju kantin. Aku memutuskan untuk tetap berada di dalam kelas saja, deh. Aku yakin, kalau ke kantin pasti ramai sekali. Lagipula aku belum kenal terlalu banyak orang.
"Nggak ke kantin, Cha?" tanya Raafi yang tiba-tiba menghampiriku. "Lumayan bisa nyari temen baru juga,"
"Ah, nggak deh, rame pasti"
"Oh, yaudah, gw keluar ya!" ujarnya seraya keluar dari kelas.
Baru saja aku menenggelamkan kepalaku diantara kedua tanganku yang dilipat diatas meja, tiba-tiba terdengar seseorang memanggil namaku dari balik ambang pintu.
"Cha, name tag lo kemaren jatoh ya?" terlihat Raafi sedang berdiri sambil bersandar didepan pintu.
"Nggatau deh, kayaknya ada dirumah deh. Eh, lo katanya mau ke kantin?"
"Yakin dirumah nih? sampe gaada, lo gabisa jadi OSIS loh nanti,"
"Yaelah jangan nakut-nakutin, kek"
"TAADAA" ucapnya seraya menunjukkan nametag MOS-ku yang sedaritadi disembunyikan dibalik punggungnya.
"Lah, kok bisa ada di lo?"
"Ya, bisalah" katanya sambil memberikan nametag.
"Eh serius, woi"
"Jadi ceritanya, tadi pas mau ke kantin, tiba-tiba temen gw, si Gian, bilang 'Oh iya lu sekelompok sama Harsya itu ya Raaf? kelompok 12 kan lu?' terus gw bilang iya kan, terus dia bilang lagi 'Nametag dia di gue tuh, kemarin gue nemu di tempat parkir, kayaknya sih jatoh pas dia naik mobil' terus gw bilang aja nanti biar gue yang kasih, ternyata daritadi nametag lu dia tenteng-tenteng terus, nah karena gue takut ada kakak OSIS ngeliat, yaudah akhirnya dia kasih ke gue, terus gue langsung lari aja kesini"
"Oh gitu, makasih ya, Raaf. Eh bilangin makasih banget juga ya ke Gian, dia temen SD lo yang lo bilang keterima disini kan?"
"Sama-sama, bilang makasih aja sendiri deh ya, gue laper nih gara-gara lo, bye" ucapnya kabur tanpa menjawab pertanyaanku.
Aneh.
------------
'KRIIIIIIIINGGG'
Pulang? cepat juga. Hari pertama ini pembelajaran hanya sampai jam 12 siang karena katanya guru-guru rapat. Sebuah keberuntungan juga sih, mengingat kalau pulang sore, jalanan Jakarta pasti sangat macet. Eh?
Oi -081383820xxx
Waw, ini siapa? kok bisa dapet nomor gue? keren juga, batinku.
Temuin gue, di kantin belakang, cepetan. -081383820xxx
Ini siapa sih?
Ini siapa, dapet nomor ini drmn? -me
Kesini dulu, nanti tau. -08138320xxx
Oke, ini kenapa jadi seram begini, sih. Yasudahlah, kita ikuti saja apa maunya. Toh, aku membawa semprotan lada dan sedikit ilmu beladiri untuk berjaga-jaga kalau orang itu berani bertindak seenaknya,
Aku segera berjalan menuruni tangga dan menuju ke arah kantin belakang. Untung saja, ketika MOS, kita diberi waktu untuk mengelilingi sekolah, sehingga aku tahu persis dimana letak kantin belakang.
Ketika sampai, terlihat seseorang duduk membelakangi-ku.
Dan aku tahu persis siapa dia.
************
Hei HAHA. Maaf yang ini endingnya gajelas (lagi) :(. Trs, maaf ya digantung-gantung kyk cinta aku ke dia HAHA. Yaudah sampe sini aja, maaf kalo gajelas, bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaca
Teen FictionMungkin hari pertama belum tentu awalan, awalan dimana semuanya dimulai. Bisa saja semua itu baru dimulai ketika sudah dipertengahan cerita, atau bahkan ketika sudah mau mengakhirinya. Semua baru dimulai ketika mereka sadar bahwa semua sudah terlanj...