▶4 : Intruder [2]

95 8 0
                                    

Mulai sekarang saya akan terus menggunakan Author POV. Happy reading ^^

------------------

"Ya, kami disini memang bukan untuk bernegoisasi." jawab gadis tersebut.

Guren mengangkat sebelah alisnya. "Lalu?" tanya Guren meremehkan.

"Aku hanya ingin bertemu ketiga kakakku,"-jawabnya tenang-"Aku ingin tahu siapa yang lebih kuat sekarang." lanjutnya. Dari balik topengnya, bibir nya mengulas senyum miring.

Shinya terdiam. Sepertinya ia menyadari sesuatu.

"Kita disini bukan untuk mengobrol. Kita seharusnya bertarung. Hah, betapa bodohnya aku." tukasnya sambil menyangga kepalanya.

Guren dan Shinya bersiap untuk menyerang. Guren menjulurkan tangannya dan keluar sebilah pedang merah kehitaman. Dan Shinya bersiap dengan kemampuan yang dimiliki olehnya. Tapi, ia menyembunyikan dua buah pistol di saku hanya untuk berjaga-jaga.

"Serang mereka," perintah gadis itu santai.

Dari empat orang yang diperintah, hanya dua orang yang maju.

Guren tersenyum. Ia merasa bahwa pertarungan ini akan cukup mudah untuk diselesaikan.

Guren dan Shinya bertatapan. Dengan gerakan mata, mereka sudah saling mengerti. Guren pun maju terlebih dulu. Menggenggam pedangnya dengan mantap. Dua orang berlari kearah Guren. Guren dengan santainya mengarahkan gagang pedang ke arah salah seorang yang menyerangnya, dan menendang rahang seorang lagi. Dengan gerakan cepat, ia berhasil membuat dua orang itu jatuh kesakitan.

Shinya hanya tersenyum masam melihat Guren. Shinya pun berlari mendekati dua orang yang masih setia di samping gadis tersebut.

Ctak!!

Shinya terjatuh.

"A-apa itu?" gumam Shinya.

Guren yang melihat hal itu pun segera berlari ke arah Shinya.

"Itu, tsk!" gumam Guren.

"Tidak, itu tidak mungkin..," ucap Shinya kemudian menatap Guren. Meminta penjelasan. Guren hanya diam tak bergeming.

"Kenapa? Kalian kaget melihat senjataku ini?"-ujarnya meremehkan-"Ini senjata favoritku lo~"

***

"Yuki-chan." panggil Sayuri.

Shigure yang merasa dipanggil pun menoleh. "Ya, Sayuri-chan?"

"Apa 'semut semut' kecil disana sudah dibereskan?" tanya Sayuri.

Shigure yang pendiam pun hanya mengangguk.

"Baguslah," ucap Sayuri menunjukkan senyum manisnya.

Boom!!

"Hah?!" Sayuri sontak berteriak setelah mendengar suara dentuman yang cukup besar. "Apa itu?"

"Gawat, ayo Sayuri-chan!" Shigure menarik tangan Sayuri untuk menuju ke arah suara dentuman itu berada. Nyawa teman mereka, sedang dipertaruhkan.

***

Goshi dan Mito terlihat berbalik arah setelah mendengar suara dentuman keras itu. Mereka terlihat sangat tergesa-gesa. Tidak, itu adalah pertanda yang tidak bagus.

"Goshi, Mito, apa itu kalian?" ucap seseorang.

Mereka seketika berhenti. Sapaan yang tidak biasa. Orang itu mengenakan topi.

Student WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang