♠ Someone POV ♠
Dark. Sesuai namanya, kegelapan. Aku bergabung di Dark tiga tahun yang lalu. Entah apa yang ada di pikiranku saat itu hingga aku memutuskan untuk masuk ke Dark. Padahal kedua kakakku merupakan petinggi di Light, dan satu kakak angkatku merupakan anggota aktif di Light.
Dark dan Light, kedua ras yang bermusuhan sejak berabad-abad yang lalu. Untuk masuk ke salah satu ras tersebut hanya membutuhkan satu ritual sederhana, bukan berdasarkan keturunan. Di Dark, hampir semua anggota ras nya menggunakan pedang, berbeda dengan Light yang kebanyakan menggunakan tenaga dalam. Tidak, sebenarnya aku tidak tahu menahu tentang sistem di Light, dan aku tidak peduli. Katanya, kebanyakan anggota Light menggunakan tekhnik bela diri dan tenaga dalam.
Di Dark, tugas kami adalah berusaha untuk menjatuhkan pion utama Light dan merebut semua kekuatan Light. Dark dipimpin oleh satu pemimpin bernama Kurogami. Dewa kegelapan, begitulah kami menyebutnya. Entah apa yang menyebabkan kami bermusuhan dengan Light. Ya,mungkin itu juga kerena Dark dan Light sudah bermusuhan sejak dulu. Tapi, kalau dilihat dari segi nama, itu sudah jelas sangat bertolak belakang, bukan?
"Hei, ayo kita berangkat, misi kita untuk hari ini dimulai satu jam lagi." ujar sebuah suara yang kemudian mengalihkan lamunanku.
Aku menoleh, mencoba mencari sumber suara tadi. Gudang yang menjadi markas sementara kelompokku ini sangat gelap, dan pengap.
Aku turun dari atas tumpukkan besi tua yang kugunakan sebagai tempat ku duduk.
"Ya, baiklah. Lagipula aku sudah lama tidak bertemu dengan kakakku. Bagaimana kabar mereka ya...?"
Senyum licik pun terukir di bibir mungil milikku. Aku pun bersiap memakai topeng yang diberikan oleh pemimpin kami saat pertama kali masuk ke dark. Semua anggota wajib untuk memakai topeng agar identitas kami tetap terjaga.
"Ayo kita berangkat." sahutku lalu berlari keluar gudang dengan empat anggota kelompokku.
***
♠Author POV ♠
"Ya, terima kasih. Permisi.." pamit Guren setelah keluar dari ruangan milik Mahiru.
"Yo! Sudah selesai?" sambut Shinya yang menunggu di depan pintu.
Guren menghela nafas. Lalu mendekat ke arah Shinya. "Ya..tidak ada pembicaraan yang penting. Dia hanya menanyakan pekerjaan kita hari ini, dan..."
"Dan apa?" tanya Shinya sedikit tak sabar. Kemudian mereka berjalan beriringan.
"Dia menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang Light, dia juga memperingatkan kita bahwa ada beberapa Dark yang menyamar disini." lanjut Guren tak menoleh sedikitpun pada Shinya.
Shinya mendecih pelan. "Kalau itu, aku juga sudah tau. Dasar kakak yang aneh."
Guren tertawa kecil mendengarnya.
"Ah Shinya, ada yang ingin kubicarakan." sahut Guren tiba-tiba.
"Apa?" jawab Shinya seadanya.
"Ini soal-"
Tut,tut,tut
Getaran di handphone Guren memutus pembicaraan Guren dan Shinya seketika. Guren mengambil handphone nya yang ia letakkan di saku celananya seperti biasa.
Kureto's calling
Guren menatap Shinya setelah melihat siapa yang menelepon. Shinya hanya memberikan isyarat untuk segera mengangkat panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Student War
FantasíaMenjadi seorang guru dengan terpaksa. Menjalani kehidupan yang membosankan. Hingga akhirnya, semua itu berubah. Sekarang kenyataan pahit berada didepan mereka. Jalan mana yang mereka pilih? Pilihan apa yang harus mereka pilih? Pihak mana yang harus...