RAISA POV
Kupacu mobil kesayanganku dengan kecepatan tinggi.
"gue terlambat! selamat Raisa Kitano, lo pasti bakal kembali jadi bahan ejekan si Ryan brengsek itu" dengusku dalam hati.
Ya, dia Ryan Rolando. Orang yang selama 2 bulan ini dengan suksesnya memunculkan jiwa pembunuh dalam diri Raisa Kitano. Andai saya membunuh orang bukan merupakan suatu kejahatan, pasti dari dulu Ryan Rolando sudah menduduki peringkat pertama di daftar tersebut.
Hari pertama ia bekerja sebagai Manager Keuangan di Rolando Jayaditama Group, cukup membuat ia ingin menelan hidup-hidup sang Direkturnya itu. Saat itu juga aku menyesali keputusanku yang lebih memilih mandiri di Rolando Jayaditama Group ketimbang ikut mengurus bisnis Expor Import keluargaku di Australia. Entah kenapa aku mulai merasa setelah bertemu dengan Ryan, hidupku gak akan setenang dulu lagi.
FLASHBACK ON
"Aduh sa, kenapa kamu memilih di Indonesia sih ketimbang disini??? Keluargamu kan semuanya ada di sini. Kakak janji deh bakal kasih posisi bagus di Kitano E&I" ujar Rangga, the one and only my beloved brother.
Sejak 2 tahun lalu semua keluargaku pindah ke Australia. Kata papa sih, supaya lebih nyaman memantau Kitano E&I. Dan karena pada saat itu aku masih menyelesaikan skripsiku di Universitas Indonesia, maka aku lebih memilih tinggal ketimbang ikut mereka pindahan.
"Kak, aku pengen mandiri. Besok-besok deh kalau aku bosen di tempat kerja aku, aku bakal susulin Kak Rangga di sana."
"Janji ya dear, aku tungguin lho, aku doain Direkturnya nyebelin, biar kamu langsung datang ke sini, hehehehe"
"Ih, kakak gimana sih, doain adiknya tu yang bagusan dikit donk, doain gitu biar Direkturnya cakep kayak Robert Pattinson" dengusku kesal.
"Ya deh, aku doain Direkturnya cakep tingkat dewa plus nyebelin, hehehe,"
"Yee.... Kak Rangga tu yang nyebelin, kak udahan dulu ya, aku udah di parkiran kantor ne, besok sambung lagi ya, bye my handsome bro, i miss you, kiss hug"
"Bye my dearest Lovely Sista, Kiss hug too"
Kuambil tas dan memasukkan i-phone ku ke dalamnya, lalu keluar dari mobil dengan semangat ala pejuang '45. Hm.... hari pertama bekerja, May God Bless U Raisa, ujarku dalam hati.
"Maaf mbak, ruangan bagian keuangan di lantai berapa ya??" tanyaku pada seorang Resepsionis di lantai 1.
"Oh, ada di lantai 10 buk, maaf, kalau boleh tau ibuk ada perlu apa ya??" tanyanya sopan.
"hm... aku karyawan baru disini mbak"
"Oh, jadi ibuk yang namanya Raisa Kitano ya?? wah kirain ada artis nyasar, hehehe, maaf buk, abis wajah ibuk mirip-mirip Emma Watson sih," canda Mira sang resepsionis.
"Ya ampun, pingsan deh aku denger pujian mu" balasku dengan senyum sumringah.
"Ya udah Mir, aku duluan ya, takut telat, soalnya kan baru. Gak lucu kan baru masuk udah dapet surat peringatan, gara-gara terlambat."
"Oh ya deh mbak, selamat bergabung dan selamat bekerja ya mbak"
"thanks ya"
Kulangkahkan kakiku menuju lift dengan tergesa-gesa dan braakkkkkkk.... Oopss... seperti bunyi handphon jatuh deh, tapi punya siapa ya? perasaan tadi i-phone ku udah aku masukin ke dalam tas deh.
"eh.... kalau jalan tu liat-liat donk, tuh liat i-phone gue jatuh berantakan karna lo, emangnya lo mau gantiin" cecar seorang laki-laki yang gak aku ketahui entah sejak kapan dia berada di sampingku.
"maaf mas maaf, tadi aku buru-buru" jawabku sambil memungut i-phonenya yang berserakan di lantai.
"mas mas, sejak kapan gue nikah sama mbak lo, lagian gue juga ga setua itu kali, enak aja lo panggil gue mas mas," dengusnya sambil merebut i-phonenya yang masih di tanganku.
"idiiihhh, di sopanin malah jutek, lagian kalo gue punya kakak perempuan, gak sudi gue tuh punya kakak ipar kayak lo, amit-amit deh, udah ah gue telat, berhubung lo udah jutek-jutekin gue dan kayaknya lo cukup mampu buat beli i-phone baru, so ga perlu kan gue ganti i-phone lo itu, udah ya, bye" jawab ku sambil memasuki lift dan menekan tombol 10. Sempat terlihat olehku wajah si cowok jutek tadi memerah, menahan emosi mungkin. Hm..... biarin aja, siapa suruh jutek banget gitu.
Sesampainya di lanati 10 aku disambut oleh Bu Erna, salah satu karyawan di bagian keuangan.
"Kamu Raisa ya, aduh... hampir aja telat, Direktur baru kita mau kunjungan ke sini, kebetulan Direktur Keuangan kita lagi ada tugas luar kot, jadi kamu aja ya yang gantiin" cecar Bu Erna panjang lebar.
Aku yang berusaha mencerna kata-katanya hanya mampu mengangguk dan ber-Oh ria mendengar penjelasannya.
Dan sebuah suara mengejutkanku. Deg.
"Selamat Pagi semuanya" Katanya
"Saya Ryan Rolando, Direktur baru Rolando Jayaditama Group, mohon kerjasamanya" lanjutnya
Saat aku menoleh dan memperhatikan wajahnya, dan astaga.... Cobaan apalagi ini Tuhan??? Dia kan....
Dia menatapku garang, tatapannya seakan ingin mengulitiku hidup-hidup. Matilah aku.... Congrat, Raisa. Ucapkan Goodbye ke Papa, Mama and Kakak cakep lo. Aku tersentak saat suara rendahnya kembali menggaung di kantor kami.
"Dan saya harap kalian semua menunjukkan etika dan sopan santun" sahutnya sinis
Deg. idiiihhh.... itu kata-kata pantesnya buat lo kali, sahutku kesal dalam hati.
FLASHBACK OFF