Ruang Kecil di Sudut Hati Bab 1

2.8K 120 67
                                    

Note:

Ruang Kecil di Sudut Hati adalah bagian kedua dari tiga bagian Bunga di Taman Hati.

Biar enak, baiknya baca bagian pertama dulu. Sayap-Sayap Patah. Di sini:

https://my.w.tt/urlSniEed8

Kalau masih kepo dengan cerita Fabian Samudra, silakan lanjut ke bagian ketiga. Bunga di Taman Hati. Di sini:

https://my.w.tt/ls5UtUXed8

Happy reading. Semoga betah di sini ya.

***

Buat Readers baru, mulai bagian ini, sa nulis pake POV 1 ya. Bergantian Ian & jodohnya.

Happy reading... :) :*


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1

2014

Ian

"Oke. Ada pertanyaan lagi?" Tanganku terangkat menunjukkan cara jika ingin bertanya. "Kalau tidak ada, kuliah kita hari ini sampai di sini. See you... hhmmmm..." Berpikir. "Tiga minggu lagi." Tanganku bergerak merapikan laptop.

Di sinilah aku. Kembali ke almamaterku. Mengabdi sebagai dosen. Sudah hampir lima tahun.

Setelah semuanya rapi, aku berjalan ke luar kelas menuju ruanganku. Belum sempat aku membuka pintu ruangan, ada yang memanggilku.

"Ian, maksi bareng yuk." Rio. Temanku sesama dosen. Aku baru mengenalnya ketika mulai mengajar. Dia beda fakultas ketika kuliah. Tapi kami satu angkatan. Kami mengobrol sambil menuju kantin. Di kantin sudah ada Hendry, teman kami. Aku melambai ke arahnya. Hendry teman sekelasku dulu. Kami bertiga dekat satu sama lain. Rio langsung memilih makanannya. Sedangkan aku menuju Hendry.

"Udah, lu ambil makan dulu baru duduk," Hendry mengusirku.

"Tunggu ah. Mau nyontek makanan Rio dulu."

"Ian, ada salam." Hendry berkata kepadaku ketika aku sudah duduk lagi di depannya dengan makanan di tanganku.

"Thanks."

"Salam balik ngga?" ujarnya lagi.

"Ngga usah. Kesian anak orang."

"Ah dasar lu. Bener-bener deh. Kok bisa lu berubah kaya gini ya?" balas Hendry.

"Dulu lu ngga pernah jauh dari cewe. Sekarang, mau dibilang insap, ngga pernah pacaran, tapi clubbing."

"Gua sih ngga ngerti deh. Cuma omongan lu maho beredar juga, Bro," timpal Rio.

Aku hanya bisa tersenyum.

"Eh, yang titip salam itu cakep tau. Mirip-mirip kakak kelas kita yang dulu lu pacarin. Siapa dah namanya?" tanya Hendry.

"Kanya?"

"Bukan. Yang asdos tea..."

"Rosa."

"Haa.... Itu dia. Si mawar kampus...."

"Trus?"

"Gua tau kan selera lu?"

"So tauk lu..."

"Takkan lari gunung dikejar."

***

Yah, aku lelah mengejar cinta. Sejak aku kembali ke Indonesia, mengajar di sini, tidak ada satu pun wanita yang singgah di pelataran hatiku. Apalagi menetap di ruang hati.

Ruang Kecil di Sudut Hati, BDTH Bagian 2 [18+ End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang