Part 2 : Quick

3.3K 171 6
                                    

Warning: sexual content.

****

Aku sedang berada di studio bersama Justin. Scooter ingin membicarakan tentang music video. Karena aku tidak mau bosan sendirian dirumah, jadinya aku ikut dengan Justin.

"Kita harus membuat music video what do you mean, karena lagu itu sangat laku, pasti akan lebih laku lagi jika dengan music video." Jelas Scooter

"Okay, terserah saja. Tetapi jangan sekarang-sekarang ini." Ujar Justin

"Kenapa?"

Justin melirikku dan menjilat bibirnya, lalu tersenyum.

"Karena aku dan Van akan menikah."

"Me-menikah?" Nada Scooter sedikit terkejut. Aku dan Justin mengangguk.

"Oh wow! I'm happy for you two!" Scooter memeluk Justin dan aku.

"Thanks bro" ujar Justin

"Thanks Scooter" ujarku. Scooter mengangguk

"Okay, pembuatan music video what do you mean kita tunda sampai kalian selesai honeymoon"

"Okay."

****

Aku dan Justin keluar dari studio. Banyak paparazzi berkerumun di depan studio. Justin memeluk pinggangku dan aku menutup mukaku dengan tangan kiriku karena flash kamera yang menyilaukan. Ditambah sulit berjalan. Bodyguard Justin berusaha menghalangi paparazzi dari aku dan Justin. Sesampainya di dalam mobil, aku menghela nafas.

"You okay?" Tanya Justin.

"Yeah, I'm okay." Jawabku. Justin mencium pipiku.

"How's the baby?" Dia mengusap perutku.

"It's good."

"Good."

Aku melirik jam di ponselku, 05:25 PM. Mama dan Pattie tadi keluar mencari tempat untuk pernikahanku. Aku harap mereka sudah mendapatkan tempatnya.

****

Setibanya dirumah, aku dan Justin menuju ruang keluarga. Aku dan Justin duduk di sofa dan menyetel TV. Justin memberhentikan TV nya di saluran berita gossip ketika ada foto kami berdua tadi di depan studio.

"Justin and Vanilla are engaged?! Really?! Okay, so Justin and Vanilla spotted in studio. And we took some photos of them. Dengan Justin yang merangkul pinggang Vanilla dan Vanilla yang menutup mukanya. Dan kalian bisa lihat di jari manisnya terdapat sebuah diamond ring!!! Mereka benar-benar tunangan karena cincin nya berada di jari manis kiri! What do you think, guys? Do you like janilla or nah?" Ujar seorang wanita blonde.

"Well, semua orang sudah tau." Ujarku.

"I'm sorry." Justin menundukkan kepalanya. Aku mengerutkan kening.

"Sorry for what?"

"Untuk semua ini. Paparazzi, infotainment, semua tentang itu yang tidak membuatmu nyaman dengan semua ini. Maaf jika aku membawa itu semua kepadamu."

"Hey..." Aku memegang pipinya dan menatap matanya. "Semua itu tidak masalah, aku hanya memperdulikanmu. Aku hanya peduli kau disampingku." Ujarku. Justin tersenyum dan mencium bibirku.

"Thank you, I love you so much."

"I love you more."

"Van, Justin, time for dinner!" Aku mendengar mama teriak. Aku melirik jam dinding, 07:30 PM.

"Okay!" Teriakku. Justin bangun dan mengulurkan tangannya kepadaku. aku memegang tangannya dan bangun. Kami berjalan ke meja makan. Disana hanya ada Mama dan Pattie. Aku tidak tahu kemana Brad, papa dan Jeremy. Aku duduk disampingku Justin, sedangkan mama dan Pattie diseberang kami.

"Okay, kita sudah mendapatkan tempatnya." Ujar Pattie

"Ya, sedikit susah mencari tempat untuk resepsi pernikahan, tetapi akhirnya kami menemukan tempatnya."

"Aku mempunyai fotonya, ini." Pattie menyerahkan selembar kertas kepada ku dan Justin. Tempatnya seperti di taman yang sangat luas. Banyak pohon rindang dan suasananya yang nyaman. Ya, ini sangat bagus. Aku dan Justin mengangguk setuju.

Mama, Pattie dan Justin mulai mengambil makanan. Aku mengambil potongannya beef dan salad, lalu menaruhnya dipiring.
Aku memotong dagingku dan memasukkannya kemulut. Aku merasakan tangan Justin berada diatas pahaku yang telanjang karena dressku naik sedikit dibawah meja. Seluruh bulu di tubuhku naik karena sentuhannya. Dan tangannya mulai mengelus pahaku.

"kalian harus fitting baju besok, kalian setuju?" Tanya mama disela-sela kunyahannya.

"Aku setuju-setuju saja, bagaimana denganmu?" Tanya Justin kepadaku. Sementara tangannya mulai naik ke daerahku. Ya, disitu. Jarinya mulai masuk ke dalam celana dalamku dan mengelusnya. Sialan, jangan disini Justin, jangan sekarang!

"U-uh yeah, aku... Setuju." Aku memberikan tatapan jangan-berani-coba-coba kepada Justin, tetapi dia hanya menyeringai kepadaku. Jerk. Dia mulai memasukkan satu jarinya kedalam diriku. Masuk dan keluar, terus seperti itu, menyiksaku. Brengsek!

"Mama dan Pattie akan menemanimu, okay sweetie?" Tanya mama.

"U-uh... Y-yeah, o-kay..." Aku menunduk dan menggigit bibirku, menahan erangan agar tidak lolos keluar dari mulutku. Tanganku mencengkram bangku. Shit, aku tidak bisa.

"You okay, hun?" Tanya Pattie

"Actually, I need to go to the bathroom, excuse me." Aku bangun, dan tangan Justin terlepas dari ku. Dia tersenyum licik. Aku berjalan ke kamar mandi dan masuk ke kamar mandi.

Justin Bieber's POV

"Ada apa dengannya?" Tanya Pattie

"Aku tidak tahu, aku akan mengecek nya." Aku berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Aku mengetuk pintu kamar mandi. Pintunya terbuka dan tiba-tiba Van menarikku kedalam dan dia menutup pintunya.

"Quick." Ujar Vanilla, dan dia mencium bibirku ganas. Aku mencium nya balik, mendorong nya ke tembok. Tanganku di pahanya, naik keatas sampai ke celana dalamnya dan menarik celana dalamnya kebawah jatuh kelantai. Tangan Vanilla melepas kancing celanaku dan menurunkamnya kebawah, juga melepas celana dalamku. Salah satu kaki Vanilla melingkari pinggangku. Aku memegang bokongnya dan mengangkatnya. Kaki yang satu lagi melingkari pinggangku jadi aku menggendongnya.

"Don't make a noise babe." Ujarku. Aku memasukkan Jerry kedalamnya. Vanilla mengerang sedikit, menguburkan kepalanya di leherku. Tangannya mencengkram bahuku. Oh my... She feels so good. Aku menggerakkan pinggulku masuk dan keluar, semakin cepat.

"Kita harus cepat, sayang." Ujarku

"I'll come." Vanilla mendongakkan kepalanya. Aku merasakan diriku bangun. Ingin meledak.

"Together babe." Aku mencium bibirnya. Dan kami klimaks bersama. Nafas kami terengah, rambut kami berantakkan, dan berkeringat.

"Ayo, mereka pasti mencari kita." Vanilla memakai celana dalamnya lagi dan merapihkan rambutnya. Aku mengenakan celanaku dan merapihkan rambutku. Lalu kami kembali ke meja makan.

"Everything's alright?" Tanya mamanya Van

"Yeah, she's good, we're good." Ujarku.

****

Yeeeeeeeeee dirty chapter yaassssss. Vote and comment what u thought! Love u guys💋

STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang