Part 9 : Mess

2K 141 16
                                    

Before you read, I don't know what song's fit perfectly with this chapter, but I suggest you to play Jar Of Heart by Christina Perri.

***

Aku membuka mataku dan refleks menutup mataku kembali karena cahaya dari jendela menyakiti mataku. Aku membuka lagi mataku perlahan, melihat ke sekeliling ruangan. Aku di tempat tidur, dengan tubuh telanjang terselimuti selimut putih lembut. Aku mendudukkan tubuhku dan menyenderkan tubuhku ke belakang. Aku melirik ke samping, tidak ada Justin. Hanya ada kaus putihnya. Aku memakai kaus putihnya yang kebesaran di tubuhku. Dimana dia?

Pintu terbuka, Justin masuk membawa nampan. Dia menyeringai melihatku dan menutup pintu. Berjalan kearahku dan duduk di sampingku, menaruh nampannya di atas pahaku. Dia membawakanku cream soup, oatmeal, roti dan segelas Susu. Dia mencium pipiku.

"Good morning, beauty." Sapanya. Aku tersenyum.

"Good morning, and thank you for this."

"Anytime, for my lovely wife."

Aku menyampirkan sehelai rambut ke belakang telingaku. Aku meraih sendok yang ada di nampan. Menyendok oatmeal dan memasukkan nya kedalam mulutku.

Ponsel Justin berbunyi, dia mengambil ponselnya dari dalam saku. Menggesek layar, dia menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Bieber." Tangannya merangkul pundakku, sementara aku melanjutkan makanku.

"Oh happy birthday, man... Uh, Tonight?" Justin melirikku, aku tetap mengunyah tetapi melihat Justin juga dengan tatapan penuh tanya.

"Wait," Justin menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Mac mengadakan party dirumahnya malam ini, dan dia mengajakku untuk datang, apa kau mau datang?" Tanyanya kepadaku.

"Kurasa tidak mungkin wanita hamil datang ke party, tetapi kau bisa datang tanpa aku."

"Kau yakin?"

"Ya"

Justin mengangguk dan menempelkan ponselnya ke telinganya kembali.

"Jam berapa?... Alamat?" Dia meraih kertas dan pulpen dari meja samping kasur, lalu menuliskan sebuah alamat di kertas itu.

"Okay, bye." Dia menutup sambungan telephone nya.

"Party apa?" Tanyaku.

"Hari ini Mac ulang tahun, so..."

"Oh sampaikan ucapan selamat ulang tahun dariku untuknya."

"Okay, kau yakin tidak ingin datang?"

"Ya, pinggulku terasa sedikit pegal, tapi memang seperti ini wanita hamil."

"Oh I feel bad for you." Dia mengusap perutku

"It's okay, I'm used to it." Aku tersenyum dan melanjutkan makanku. Justin mencium kepalaku dan bersandar di pundakku. Ketika aku sedang mengunyah, aku merasakan sesuatu dari dalam perutku.

Kick... Kick...

Aku baru menyadari, junior mulai menendang!

"Oh my god!!!" Aku berteriak dan menaruh nampannya disampingku di bagian sisi kasur yang kosong. Justin yang mendengarku berteriak langsung kaget dan segera duduk,  memegang bahuku, wajahnya panik.

"Ada apa? Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?!" Dia memeriksaku seluruh tubuhku, memastikan apakah ada yang terluka di tubuhku atau tidak.

"Junior menendang!" Aku tersenyum lebar kepada Justin. Bahunya mulai turun dan dia menghembuskan nafasnya lega, raut wajah panik berganti menjadi senang.

STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang