Part 5 : Over Reacting

2.5K 150 9
                                    

Malam ini benar-benar malam yang indah. Aku duduk bersama Lily, Nash dan Matthew. Menikmati malam bersama, dengan banyak orang juga yang menikmati malam ini. Justin bersama teman-temannya asik mengobrol. Ya, pria itu. Pria yang sudah menjadi suamiku. Bisa kau bayangkan itu? Justin Bieber menjadi suamiku. S U A M I. How fast? Ini seperti aku sedang menaiki roller coaster. Awalnya kau takut untuk menaikinya. Dan ketika kau menaikinya, kadang kita diatas dan dibawah, lalu memutar. Tetapi itu berlangsung sangat cepat, tiba-tiba permainan itu berakhir.

"Kemana kau honeymoon?" Tanya Lily.

"Aku tidak tahu, Justin tidak memberi tahu. Aku sebenarnya tidak mengharapkan kemana-mana."

"Mengapa tidak?"

"Kenapa harus honeymoon jika kami bisa memiliki anak."

"Maksudmu?" Dia mengerutkan kening, tetapi matanya melebar ketika dia menangkap maksudku.

"OH MY..." Dia menutup mulutnya dengan cepat. Nash dan Matthew langsung menoleh kearah kami berdua dan mengerutkan kening mereka.

"Oh my god I'm so happy for you!" Dia memelankan suaranya dan memelukku erat.

"Um... What are you guys talking about?" Tanya Matthew.

"I'm going to be aunty! And you two are going to be uncle!"

"Huh?" Kerutan di kening mereka semakin dalam. Lily memutar matanya dan menjitak kepala mereka.

"She's pregnant, idiot."

"Who?"

"Vanilla!" Lily kesal.

"Oooh." Matthew dan Nash mengangguk-angguk, kemudian membelalakan matanya dan menatapku. "OH?!"

Kapan mereka pintar?

****

"Sekarang hanya kau dan aku." Justin membuka tuxedo nya, menyisakan kemeja putih di badannya. Well, kami sudah menetap di rumah kami sendiri. Justin tidak bilang kepadaku. Terakhir kali sehabis pesta, aku dibawa ke rumah ini. Rumahnya besar, terlalu besar. Hal ini sedikit menggangguku karena jika Justin bekerja, aku akan dirumah besar ini dengan siapa? Well, dirumah ini ada nanny, tetapi mereka ada tempatnya sendiri. Aku benar-benar harus melanjutkan kuliah.

"Apa yang akan kau lakukan dengan hal itu?" Aku menaikkan sebelah alis ku. Dia menyeringai.

"Mrs. Bieber, kau liar sekali."

"Aku belajar dari yang terliar."

Dia berjalan mendekat kearahku dan duduk di sebelahku.

"Apa kau sudah berkemas?" Tanyanya.

"Untuk?"

"Honeymoon."

"Well, sebenarnya kita tidak perlu kemana-mana."

"Oh C'mon, aku hanya ingin ke suatu tempat, hanya kau dan aku."

Mukanya berubah menjadi puppy face, dan itu membuat aku menahan tawaku.

"Okay." Aku tertawa melihat wajahnya. Justin mencium pipiku.

"Okay forget about that, now I want my wild woman." Dan tiba-tiba dia membaringkanku ke kasur dan mencium bibirku. Dan aku hanyut bersamanya.

****

Aku menatap suamiku yang sedang berenang di pantai dari kain yang kududuki mengalasi pasir pantai. Mengabaikan paparazzi dan tatapan orang-orang. Can you guess where are we? We're honeymoon in Monte Carlo! Justin sebenarnya ingin ke tempat lain lagi selain ini, tetapi aku menolak. Selain boros uang, bayi dalam kandunganku juga tidak boleh menaiki kendaraan terlalu sering, apalagi pesawat.

STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang