Chapter Three

7.3K 487 21
                                    

Pagi sudah datang menjemput. Matahari sudah bersiap meninggalkan tempat tidurnya dan bulan kembali pulang ke kediamannya. Perlahan Junhee mengerakan tubuhnya dan merasakan beberapa rasa nyeri di bagian tubuhnya. "Aish..." serak suaranya.

Kelopak matanya di bukanya dan mendadak matanya membelalak melihat dirinya tanpa menggunakan pakaian tertutup di balik selimut. Rasa panik menyelimutinya. Sesaat dirinya menatap sosok Kyuhyun yang masih terlelap dengan dadanya yang putih yang terpajang jelas. "Tuhan..." mendadak air matanya menetes tanpa ijinnya. "Apa ini?" paniknya. Matanya menyapu seluruh ruangan kamarnya dan mendapati pakaiannya mereka berdua menghiasi lantai kamarnya. "Yah, tuan Cho..." pekik Junhee. "Bangun..." Junhee sudah merengek.

Kyuhyun pun perlahan membuka matanya dan mendapati Junhee dengan air matanya. "Kenala?" bingungnya masih berusaha untuk membuat dirinya 'bangun' seutuhnya. Kyuhyun terdudk di atas tempat tidurnya. Matanya mengelilingi kamarnya juga lantai kamarnya yang dihiasi pakaian miliknya juga Junhee dan sesaat ingatan akan kejadian semalam pun terlukis di benak Kyuhyun. Gila, jadi itu bukan mimpi? Kaget Kyuhyun. Aish, dasar kau Cho Kyuhyun bodoh! Umpatnya pada dirinya sendiri. Menarik nafasnya dan memberanikan dirinya untuk melihat ke arah Junhee yang masih menangis.

"Apa yang kau lakukan pada ku, eoh?" air mata Junhee masih terus menetes di wajahnya. "Tuan Cho... kau menyuruh ku percaya pada mu tapi... tapi... kenapa seperti ini, eoh?"

Kyuhyun merasa bersalah tapi dirinya pun tidak bisa berbuat apa-apa. Ya, semuanya sudah terjadi. Dirinya membalikan tubuhnya. "Berhentilah menangis. Aku ini suami mu. Bukan kah suami istri wajar melakukan hubungan intim..." ujarnya mencoba untuk tetap terlihat tenang. Maaf, Lee Junhee, rasa bersalah menyelimuti Kyuhyun seutuhnya.

Junhee terus menangis. Menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya. Bagaimana ini? Batinnya.

Sejam sudah berlalu, Junhee enggan keluar kamarnya. Dengan pakaian tidurnya dirinya masih terus menangis di dalam kamar. Kyuhyun yang sudah rapi pun masuk ke dalam kamar. "Apa kau akan terus menangis?" tanyanya. Junhee tidak menghiraukan pertanyaan Kyuhyun. Dirinya sibuk menangis di atas tempat tidurnya. "Lee Junhee, kau akan terlambat." alasan Kyuhyun berharap Junhee berhenti menangis.

"Aku tidak perduli." Tegas Junhee. "Aku tidak akan ke mana-mana. Aku tidak mau keluar..." ujarnya masih dengan rengekkannya. "Aku tidak mau melihat mu, tuan Cho."

Kyuhyun menarik nafasnya. "Baiklah. Aku pun tidak akan ke mana-mana." Jelasnya dan keluar dari dalam kamar. Dirinya terduduk di atas sofa dengan wajah frustasi. "Cho Kyuhyun bodoh. Dasar kau bodoh." Kesalnya pada dirinya sendiri.

.

.

.
.

Sang tata surya sudah tinggi di atas dan suasan apartemen itu benar-benar sunyi. Junhee terus berada di dalam kamar dan Kyuhyun termenung di ruang tamu.

Ting. Tong.

Suara bel itu melantung memecahkan keheningan yang ada. Perlahan Kyuhyun bangun dari duduknya dan menatap di layar monitor, melihat siapa yang bertamu ke kediamannya. Mertuaku? kagetnya. Dirinya mengetuk-ngetuk pintu kamarnya dan membukanya. "Eommanim, dia di depan..."

Junhee membelalakan matanya. "Kau mengadu pada eomma ku?" tebak Junhee dengan mata sembabnya.

"Mengadu karena aku sudah meniduri istri ku sendiri?" ketus Kyuhyun menatp Junhee dengan sedikit emosi.

Junhee terdiam mendengar itu dan suara bel kembali berbunyi. Jari-jari tangannya menghapus sisa-sisa air matanya dengan kasar. Menyiapkan dirinya untuk bertemu dengan nyonya Lee.

"Sebaiknya kau cuci dahulu wajah mu, mata mu benar-benar bengkak." Nasehat Kyuhyun sudah keluar dari dalam kamarnya beniat membukakan pintu untuk mertuanya. Junhee menuruti perkataan Kyuhyun, dirinya masuk ke dalam kamar mandi.

Tender AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang