Boy Friend(s)

15 2 0
                                    

"Gue Adrian"

Katanya sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Akupun menjabat tangannya sambil tersenyum kikuk.

"Duh kenapa tiba-tiba deg-degan gini ya" batinku dalam hati.

"Oh ya ini correction tape lo. Btw lo SMP mana?"

"Taruna Bangsa"

Kemudian adrian hanya ber-ohria dan kami melanjutkan aktivitas masing-masing.

Setelah selesai mengerjakan tugas aku,Eliza,Ocha,Tiara,dan Gisella menuju kantin karena sudah waktunya istirahat.

Seperti biasa Gisella yang membuka topik

"Eh pada mau makan apa nih? Kayaknya mie ayamnya enak ya?"

"Wah iya sel. Tapi gue mau siomay aja deh" jawab Ocha

"Gue mie ayam aja samain sama Gisella" jawab Eliza

"Aku juga mie ayam aja deh" tambah Tiara

"Nah tinggal Bella nih, lo apaan Bell? Semua udah pesen loh"

Aku yang sedari tadi sibuk dengan pikiranku sendiri kembali ke alam sadarku.

"Eh iya ya? Gue mie ayam juga deh"

"Yah Bell lo telat sih ngomongnya, tadi sekalian Gisella mesen tuh" sahut Ocha

"Lo ngelamunin apaan sih Bell?" Tanya Eliza kepadaku

"Eh engga ngelamunin apa-apa kok gue. Yaudah gue pesen dulu ya." Jawabku

"Yaudah buruan gih Bell ntar keburu abis loh" timpal Tiara

Akupun segera berjalan menuju ke kios penjual mie ayam. Sepanjang jalan pikiranku kembali melayang. Aku kembali memikirkan Adrian. Entah apa yang membuatku tertarik padanya. Yang jelas aku tak bisa berhenti memikirkannya untuk saat ini.

Tiba-tiba aku bertabrakan dengan seseorang.
Aku pun refleks meminta maaf.

"Eh sorry gue galiat. Maaf gue jadi nabrak lo."

"Gapapa kok. Lain kali jangan ngelamun ya kalo jalan"

Deg

Suara itu seperti suara milik Adrian

Dan benar saja orang yang aku tabrak itu Adrian. Aku pun mematung beberapa detik ditempatku. Bingung menjawab apa.

Sial. Kenapa aku jadi salting begini

"Lo gapapa kan Bell?" Tanyanya lagi

"Eh iya gue gapapa kok." Jawabku

Setelah memesan akupun segera kembali ke mejaku.

"Kok lo lama Bell?" Tanya Gisella

"Tadi gue gasengaja tabrakan sama orang soalnya"

"Sama siapa Bell?" Timpal Eliza

"Sama anak kelas kita kok. Si Adrian" jawabku

"Ooo Adrian. Dia cogan juga ya hahha" jawab Gisella

"Ah lo mah cogan mulu sel. Dasar cogan maniak" balas Ocha

"Eh kalo gasalah ya Adrian itu anak akselerasi jadi dia 2 tahun lebih muda dari kita" tambah Tiara

"Wah udah cogan pinter lagi" sambung Gisella

"Udah kok malah jadi ngomongin Adrian sih. Ntar keburu istirahat habis, mending makan." Kataku sok tak peduli dengan topik mereka

Selesai makan kami semua kembali ke kelas kami.

Lalu guru kami membagi kelompok untuk tugas praktek kami.

Aku sekelompok dengan Ocha,Diandra, dan Dio. Setelah kami selesai membuat laporan hasil praktek, kami mengobrol dan bercanda bersama. Dari perbincangan itu aku bisa menilai bahwa Dio adalah anak yang asik dan juga suka bercanda.

"Eh kalian udah pada punya bimbingan belajar belom?" Dio membuka topik.

"Gue sih udah di daftar alfabeta. Kalian pada dimana?" Jawab Ocha

"Gue masih belom tau nih." Jawabku

"Gue juga Bell" Diandra menimpali

"Nah pas banget gue pengen bikin kelompok belajar. Gimana kalo Bella sama Diandra bikin kelompok belajar bareng gue. Jadi kita private tapi ber3. Gimana, kalian mau gak?" Usul Dio

"Wah boleh tuh Di. Gue mau ikutan dong" jawab Diandra

"Lo gimana Bel?" Tanya Dio

"Boleh dicoba sih, nanti gue kabarin lagi deh ya." Jawabku

"Oke deh"

Tak lama kemudian bel pulang berbunyi tanda bahwa pelajaran hari ini telah selesai. Para muridpun berhamburan keluar kelas untuk menuju kerumah masing-masing.

Aku menuju ke Pak Awan untuk segera pulang dan disepanjang perjalanan aku kembali memikirkan Adrian dan Dio. Aku harap aku bisa berteman baik dengan mereka.



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RecoveringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang