1. Undangan

331 25 10
                                    

Nada ini terus muncul bersama dengan kegelisahan yang ada didalamnya. Mungkin hanya dengan hal seperti ini luka itu bisa terobati sedikit demi sedikit.

"Indah sekali nada mu, sangat indah. sekarang aku yakin kamu yang aku cari selama ini!".Seketika itu juga aku terkejut mendapati seorang pria berkacamata telah berada di hadapanku.

"Ehh apa yang kamu lakukan didalam rumahku dasar orang gila" Ucapku penuh kebingungan.

"Nada mu telah membawaku melewati jendela rumahmu manis dan akhirnya sampai disini" Jawabnya dengan senyuman.

Seakan angin ingin mendinginkan suasana di dalam sini, ia mulai berhembus melewati jendela yang berada di sudut ruangan les biola yang telah aku bangun tiga tahun terakhir.

"Terima kasih penguntit, sekarang kau boleh keluar dari rumahku. Pergi sana!" Teriakku kepadanya.

"Tidak tidak, aku tidak akan pergi sebelum kamu menjadi kekasihku"
Tanganya mulai meraih pinggangku tapi dengan cepat aku menyingkirkan tangannya.

"Apa kau sudah gila kita kan sama sama laki-laki" ucapku dengan lantang

"Terus kenapa? Aku menyukaimu apa ada yang salah" jawabnya menantang
"Tentu saja ada yang salah, otakmu yang salah. Sudah pergi sana aku ingin lanjut bekerja dasar homo!" jawabku ketus

"Kata katamu sangat kasar, berbeda dengan nadamu yang begitu indah"

Sekali lagi tangannya yang dingin menarikku kedalam pelukkanya. Tidak aku sangka dia begitu tampan dari dekat, tidak tidak apa yang aku pikirkan pasti ini karena dia.

Aku mencoba melepaskan diri dari pelukkan orang ini, akan tetapi semakin aku mencobanya semakin erat dia memelukku.

"Lepaskan aku!" teriakku.

"Tidak akan sampai kau mau menerimaku" jawabnya dengan pernuh percaya diri.

Tatapan tajam dan dingin dari matanya seakan membekukan hati dan kekuatanku, didalam dekapanya aku merasakan sebuah kenyamanan.

"Apa kau menikmatinya manis?" tanyanya menggoda.

Segera aku tersadar dari bayang bayang itu, aku putar otak untuk melepaskan diri dari orang gila ini.
Ku injak kaki nya dengan sisa tenaga yang aku miliki.

"Apa kamu sudah gila!?" teriaknya sambil kesakitan. "Kalau itu membuatmu pergi dari sini aku akan gila mulai sekarang!" jawabku ketus sambil menjulurkan lidah

"Percobaan yang bagus manis, tapi sayangnya aku akan tetap disini, sampai kau memberikanku jawaban!". Dia menyilangkan tanganya pertanda dia akan tetap disitu.

"Kamu tidak bisaa..." Belum sempat aku selesaikan kalimatku aku rasakan mataku berkunang-kunang dan tiba tiba semuanya gelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nada (BoyxBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang