Chapter 1

4.5K 97 0
                                    

Aku berjalan pelan menyebrangi jalanan ibukota yang sudah ramai dipadati. Sambil menyelipkan headset kedalam telinga, Aku melambaikan tangan. Seakan menahan semua kendaraan agar melambatkan lajunya saat Aku lewat.

Aku memutar lagu Justin Bieber-Love Yourself dengan volume lumayan keras. Karena suara klakson benar-benar kencang dan mengalahkan suara merdu Justin.

Setelah 15 belas menit Aku berjalan, Akhirnya Aku sampai disekolahku, SMK Bangsa. Aku berjalan gotai melewati lantai koridor yang amat besar itu. Aku memasukkan headset dan ponsel kedalam tas.

Aku melihat banyak sekali siswa yang sedang mengerubungi lapangan basket. Awalnya Aku tidak peduli dan tidak mau tau. Tetapi, sahabatku Kenan ikut berusaha untuk melihat apa yang terjadi. Mau tidak mau, Aku juga penasaran.

Aku berlari mendekati Kenan yang berusaha untuk menyingkirkan seorang lelaki bertubuh besar didepannya. "Oy, Ken. Ada apaan sih? Rame amat." Ucapku pada Kenan.

Kenan menoleh kebelakang untuk melihatku. "Itu, Julia Lo tau ga Ryo kelas Dua Belas tujuh? Dia ribut sama Boy! Orang yang Lo suka!" Teriak Kenan

Aku tersentak saat mendengar kata-kata Boy. Bagaimanapun juga, Boy adalah orang yang Aku sukai sejak awal masuk SMK ini. "Demi? Belagu banget dah ya Ryo!"

Aku berjalan kesal melewati para manusia disana. Kenan berusaha menahanku agar tidak melerai Boy dan Ryo. Namun, Energi-Ku 2X lebih kuat ketika marah. Sehingga Kenan tidak dapat menarik lagi tanganku.

Kini Aku sudah berada tepat dipaling depan, sehingga Aku dapat melihat dengan jelas perkelahian itu. "Woy! Stop!!"Teriakku dengan toa level 20.

Boy dan Ryo menghentikan perkelahian mereka, kemudia menoleh ke arahku. Begitu juga dengan semua murid yang sedari tadi menyoraki mereka berdua. "Udah! Bubar Lo semua!" Ucapku galak.

Semua murid bubar, kecuali Boy dan Ryo yang tidak hentinya memandangku dengan pandangan-'Apaan sih? Ganggu aja'-

"Lo ngapain sih berdua ribut kayak bocah? Sekolah buat belajar! Bukan bukan buat ribut! Mau ribut mah pergi aja Lo pada ke arena tinju! Palingan mati." Ucapku dengan amarah yang menggelora.

Boy menundukkan pandangannya sedangkan Ryo melihat Ku dengan tatapan yang sangat sulit kuartikan. "Kasih kita kebebasan, Jul. Ini hidup kita. Lagian kita sekolah juga bayar kok." Bela Ryo.

Aku semakin menatapnya garang."Heh! Ini sekolah punya aturan! Ini bukan sekolah nenek moyang Lo!"bentakku lagi.

"Bodo amat ah!" Ucap Ryo sambil pergi dengan tampang songongnya. Aku membiarkannya saja.

Kulihat Boy sudah sangat pucat wajahnya. Bibirnya sedikit sobek karena tinju dari Ryo memang amat sangat kuat."Boy, Lo gakpapa kan?"Ucapku sembari menunjukkan perhatianku padanya.

Boy mengeluarkan jurus andalannya yang berhasil membuatku semakin tergila-gila. Senyum manis dengan kedua lesung pipitnya. "Gakpapa, Jul. Gue ke kelas dulu ya." Balasnya dengan suara berat khasnya.

"Yakin gakpapa?"Tanyaku lagi dan hanya dibalas anggukan kepala olehnya.

Kulihat Boy terus tanpa mengalihkan pandangan. Punggung besarnya perlahan menghilang tertutup tembok.

Aku menghela nafas dan kemudian melanjutkan perjalananku menuju kelas. Sesekali Aku membalas sapaan siswa kelas sebelas dan sepuluh yang mengenalku dekat. Hingga akhirnya Aku sampai didepan kelas.

Aku berjalan mendekati Kenan yang sedang fokus pada layar laptopnya. Mungkin sedang mengerjakan tugas Bahasa Indonesia tentang presentasi yang akan dibahas hari ini.

Ku taruh tas berwarna biru langit milikku diatas meja dan kemudian duduk disamping Kenan. "Makanya ngerjain tugas tuh dirumah." Ledekku saat melihat Kenan tampak terburu-buru mengetik. Pelajaran Bahasa Indonesia ada dijam pertama dan kedua.

Kenan menoleh sebentar dan kembali menatap laptopnya."Huuh sibuk aja."balasnya dengan bibir mengerucut. Membuatku terkekeh pelan melihat tingkahnya.

"Ahelah elo. Jadi salah ketik kan!" Ucap Kenan lagi sambil mencubit tanganku dengan sangat kencang.

"Anjir sakit! Apaan sih yeu, salah sendiri juga." Ucapku sambil mengusap tangan bekas cubitan Kenan. Pedas betul cubitan wanita itu. Macam mulutnya.

'Kring!'Bel masuk berbunyi dengan sangat nyaring. Membuatku terbahak lagi karena melihat Kenan semakin cepat mengetik. "Mampus!"

****
Aku dan Kenan kini sedang berjalan menuju taman belakang sekolah. Tempatku biasa berkumpul dengan SGIW. Yap, SGIW adalah gank ku. Ehm, kata-kata gank seperti kurang cocok dipakai untuk ketua OSIS sepertiku. Mungkin Organisasi lebih baik.

SGIW terdiri dari Aku, Kenan, Cassie, dan Rika. Sebenarnya SGIW itu adalah singkatan dari Strong Girl Its We. Nama itu disarankan oleh Cassie, bule depok.

Tapi, Aku tidak melihat Cassie dan Rika sekarang. Sehingga Aku hanya berdua dengan Kenan. Saat sampai di Taman, Amarahku kembali meluap. Aku melihat Ryo dengan teman-temannya sedang duduk diKursi tempat SGIW biasa berkumpul. Dan yang parah, mereka merokok!

"Pegangin Ken." Ucapku sambil menyodorkan kotak nasi yang kubawa. Kenan menerima dan mencengkramnya erat.

Aku berjalan penuh amarah saat semakin dekat dengan Ryo. "Gakpuas ya Lo Yo cari masalah sama Gue dari SD?"Ucapku keras. Entah mengapa, Aku sangat membenci Ryo dari dulu. Saat melihat wajahnya, pasti amarahku meluap.

Ryo berdiri dari duduknya dan menatapku datar. "Mau Lo apa sih? Tadipagi udah buat gue gakberhasil nyeroyok Boy. Sekarang Lo kesini ngusir Gue. Mau Lo apa hah?" Ucap Ryo.

"Mau Gue? Mau gue, Lo pergi!" Teriakku tepat didepan wajahnya.

Ryo bangun dari tempat duduk dan mengajak teman-teman kelompoknya untuk pergi. Aku menghembuskan nafas lega karena mereka sudah pergi. Namun naas, Aku sudah tidak lagi nafsu makan.

❤❤❤

Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang