Chapter One

8K 616 77
                                    

"Hyung, sudah siap semua untuk minggu depan? Atau masih ada yang kurang?" tanya seorang pria bersurai hitam kepada orang di seberang telepon sana.

"Sudah, Wonwoo-ya. Gedung sudah aku booking, catering aman, dekorasi tinggal dipasang, souvenir juga sudah." Jawab orang itu yang merupakan seorang vendor yang bekerja sama dengan Wonwoo –pria bersurai hitam-

"Ne, Jeonghan hyung. Kau memang selalu bisa diandalkan." Puji Wonwoo seraya terkekeh pelan.

Wonwoo memang sudah menganggap Jeonghan sebagai kakaknya sendiri. Wonwoo mengenal Jeonghan karena Jeonghan berpacaran dengan kakak sepupunya. Sepupunya itu, Seungcheol yang hanya berbeda satu tahun darinya. Mereka sudah berpacaran kurang lebih 3 tahun, tidak jauh berbeda dengan bisnis Wedding Organizer yang Wonwoo bangun. Di saat Wonwoo baru memulai bisnis ini, Seungcheol mengusulkan Wonwoo untuk bekerja sama dengan Jeonghan yang memang sudah terlebih dahulu berkecimpung di dunia-pernikahan-orang. Yang tentunya langsung disetujui oleh Wonwoo. Akan lebih baik bekerja sama dengan orang yang sudah lama kenal, daripada harus mencari orang yang baru dikenal. Karena mungkin bisa lebih dipercaya. Ya, sekaligus memberi rezeki untuk kakak ipar sendiri –ops calon kakak ipar.

Jeonghan ikut terkekeh. "Ya ya itu memang sudah menjadi kewajibanku agar WO mau memakai jasaku." Balas Jeonghan.

"Mengurusi pernikahan orang terus, diurusinya kapan?" canda Wonwoo.

"Kau menyindirku atau menyindir dirimu sendiri?" balas Jeonghan di seberang sana di sertai senyum sinis, yang tentu saja tidak dilihat Wonwoo.

"Kau duluan yang menikah, baru aku. Kau kan sudah berpacaran 3 tahun, apa tidak bosan?" rupanya Wonwoo berusaha memanas-manasi Jeonghan.

"Tidak sama sekali. Beruntung aku sudah memiliki kekasih, sedangkan kau? Yang mendekati saja tidak ada." Jeonghan membalas dengan suara mengejeknya.

Wonwoo mendesis jengkel. Niatnya menggoda Jeonghan, malah dia yang kena sasaran. Senjata makan tuan.

"Ada, hyung. On the way. Coming soon." Ketus Wonwoo.

"On the way kemana? Dan soon-nya itu kapan?" gencar Jeonghan meledek Wonwoo.

"Sebentar lagi, hyung. Dengar, MUAH." Wonwoo langsung menutup sambungan telepon dengan Jeonghan. Dan tertawa sekeras-kerasnya. Pasti Jeonghan di seberang sana sedang mengernyit jijik.

(Mungkin kalian bingung dengan maksud kecupan jarak jauh Wonwoo. Maksudnya, Soon itu kan dibaca sun. nah kalo orang Indonesia -atau daerahku doang ya?- artinya sun=kiss alias cium.)

.

.

Kebetulan sudah masuk waktunya makan siang. Wonwoo membereskan meja kerjanya bersiap keluar kantor untuk membeli makan.

Kringg.

Kringg..

Wonwoo menghela nafas. Sepertinya waktu makan siangnya akan tertunda.

"Selamat siang, Woo's Wedding Organizer. Ada yang bisa dibantu?" jawab Wonwoo dengan ramah.

"Tentu." Singkat orang diseberang telepon.

"Dengan siapa saya berbicara?"

"Kim Mingyu." Masih dengan kalimat singkatnya.

"Baik, Mingyu-ssi. Saya Jeon Wonwoo pemilik WO ini. Kapan pernikahannya akan dilangsungkan?" tanya Wonwoo mmenyiapkan kertas dan bolpoint.

"Minggu ini." Jawab Mingyu santai.

Wonwoo melotot.

"Maaf tidak bisa, Tuan. Prosedur di perusahaan kami, apabila ingin memakai jasa kami minimal waktu pernikahannya akan dilaksanaka 2 bulan dari waktu klien menyetujui memakai jasa kami." Jelas Wonwoo.

Wedding (un)OrganizerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang