"INI SIAPA YANG MOTONGIN TANAMAN KESAYANGAN MAMA!"
Suara mama yang cetar membahana badai sepertinya merupakan buruk bahwa hari ini akan sangat sangat menyebalkan. Rachel mengejang, terbangun dari dunia fantasi mimpi indahnya.
Ya ampun mama. Apaan sih pagi pagi udah teriak teriak aja! Rachel membatin.
"RACHEL! SINI KAMU CEPET TURUN KEBAWAH!" teriak Atheya-Mamanya Rachel dengan suara toa khas miliknya yang terdengar ngga seperti biasanya.
Rachel menguap dan dengan terpaksa turun kebawah. Ia menggeliat bak uler keket yang tengah kepanasan. Dengan lantai gontai dan malas Rachel turun dari peraduannya meninggalkan sarangnya dan turun ke bawah menghampiri sang empunya suara.
"Apaan sih ma ? Masih pagi kali" tanya Rachel sambil memijat pelipisnya. Tapi sesaat kemudian matanya membulat sempurna melihat potongan-potongan kecil daun serta kelopak bunga kesayangan mamanya itu berserakan di lantai.
Deg! Wajah Rachel kontan menegang. Mampus gue mampus! ia pun meringis meratapi tanaman tak berdosa itu yang telah menjadi korban tindak kriminalnya tadi malam karena saat itu ia lagi kesel banget sama Rafa. Adududuh mam forgive me. Batin Rachel memelas. Ia pun menggaruk kepalanya yang nggak gatal.
"Ini ulah kamu kan? Ngaku gece!" Mata mama mendelik seolah olah kedua bola mata itu ingin melompat keluar dan segera mencabik cabik Rachel.
Hiii. Rachel bergidik ngeri.
"Emangnya disitu ada sidik jari Rachel ya ma?" Jawab Rachel bego. Ya kali mana ada maling yang mau ngaku kan?
Raut wajah Atheya berubah seketika. "Jadi bukan kamu ya?" Tanyanya sangsi. Wahhh dilema. Kalo gue ngaku alamat credit card gue di blokir nih. Kalo bo'ong sama aja dosa...
"Iya deh iya Rachel ngaku. Itu emang Rachel yg motongin tapi mana tau kalo itu tanaman kesayangan mama kan diluar gelap. Nanti Rachel ganti deh ma" jawabnya masih mencari celah alibi. Dasar. Udah tau salah masih aja mau ngelak.
Atheya hanya mencibir. Dia tahu jika anaknya yang satu ini mengatakan akan diganti pasti ga bakal diganti. Apalagi Rachel tipe gadis yang sayang banget sama duitnya. Mana rela mau ngeluarin duit tujuh ratus ribu buat beli tanaman ?
"Yaudah yaudah. Kamu ini kenapa sih ? Kalo ada masalah cerita jangan larinya ke tanaman mama dong" nasihat Atheya menahan sabar.
Rachel nyengir lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya yang terawat. Girang karena mamanya membebaskannya dari hukuman ganti rugi.
Daripada buat gantiin tanaman mending gue buat shopping hihi . Batinnya.
"Yaudah kamu mandi sana sepet lama lama mama liat kamu" usir mamanya sebal.
"Makasih mama mama baik deh uhhh" Rachele mencubit kedua pipi Atheya gemas lalu secepat kilat ia buru buru masuk lagi kedalam rumah. Sedang mamanya hanya bisa geleng geleng sambil meringis mengelus kedua pipinya dan meratapi nasib tanamannya dengan tatapan nelangsa.
PAGI ini disekolah, Rafa datang dengan tampilan baru. Rafa membabat habis rambut kerennya. Tau botak ala militer kan? Penampilan Rafa kurang lebih seperti itu sekarang. Cuma bedanya, Rafa cowo jadi temen temen sekelasnya ngga segempar waktu Rachel potong rambut.
Seharian Rachel mati matian berlagak ngga peduli. Sepanjang hari ia benar benar ngga ngelirik Rafa sama sekali. Tepatnya berusaha setengah mati untuk tidak melakukannya. Tapi pas pertama dateng tuh cowok lewat di depan Rachel pake masang tampang angkuh dan dinginnya. Rachel yang sedang khusyu' bermain game di ponselnya terbengong beberapa saat. Terpaku melihat Rafa. Gila tuh cowok makin keren aja anjirrr! Kalo aja ngga belagu songong nyolot kek gitu... Rachel ngedumel sendiri dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E?
Teen FictionBagaimana rasanya mencintai seseorang ? Menyenangkan bukan? Namun apakah kalian tau rasanya mencintai namun bertahan untuk tidak memiliki? Percayalah ini lebih dari sekedar patah hati.