"Justru pertemuan yang terlalu singkatlah yang biasanya banyak membuat kenangan yang pantas untuk dikenang."
--Anonim.
"Bagaimana dengan hasil yang aku minta?"
Pria ini mengatakannya dengan sedikit lantang, namun pria yang mendapat sebuah pertanyaan darinya tidak mendengar. Ia berdiri di samping pria yang ditanyai, rahangnya mulai mengeras karena pria itu tidak kunjung menjawab sebuah pertanyaan yang telah terlontar dari mulutnya. Pria yang ditanyai justru menambah satu gelas berisi vodka kepada seorang bartender setelah ia meneguk tiga gelas berisi yang sama tanpa meninggalkan satu tetes pun. Pria yang akrab disapa dengan Harry ini mulai geram kepadanya, harus kalian tahu bahwa Harry sungguh tidak ingin membuang waktunya hanya untuk menemani pria brewokan yang kini mulai sedikit mabuk. Harry menatap kepada seorang bartender yang hendak menuangkan vodka ke dalam gelas pria itu, kemudian ia kembali menatap wajah pria brewokan. Jika saja pria ini tidak menolongnya maka saat ini pula Harry akan menghabisi pria yang sudah membuatnya geram.
Tangan Harry bergerak mengambil sebuah gelas yang telah berisikan vodka, dan seketika itu pula tangannya yang menggenggam sebuah gelas itu, mengayun membuat minuman alkohol berkadar tinggi sengaja tertumpahkan mengenai wajah pria yang sedari tadi mendaratkan wajahnya di meja mini bar, alhasil pria yang sedari tadi mengacuhkannya terkesiap hebat dan membuka kedua matanya sangat lebar yang tertuju untuk Harry.
Pria itu mengusap wajahnya yang basah beberapa kali, "Oh, Tuhan! Tenanglah, Harry. Aku mendapatkan file-nya."
Ia masih sibuk dengan wajahnya yang basah akibat ulah Harry. Sedangkan kini geraman marah dari Harry mulai terdengar lagi, pria yang bernama Zayn mulai mengerti bahwa Harry sudah tidak tahan lagi melihat sikapnya yang saat ini suka mengulur waktu. Zayn bergerak mengambil tas ransel hitam miliknya, ia mengeluarkan sebuah map berwarna merah yang berisikan file dalam bentuk dokumen, seperti apa yang Harry inginkan. Dengan tidak sabar Harry meraih dokumen itu dengan kasar dari tangan Zayn, kemudian membukanya. Harry mengumpat dalam hati kepada Zayn, seharusnya ia menolak ajakan Zayn yang mengajaknya bertemu di tempat seperti ini. Tempat ini sangat gelap, hanya ada lampu menyala yang meredup-redup dengan dentuman suara yang begitu keras membuat Harry belum bisa mendapatkan informasi mengenai dokumen yang ia inginkan dengan sangat jelas malam ini.
Harry mengambil duduk di samping Zayn, kemudian Zayn menyuruhnya untuk mendekatkan salah satu indera pendengar miliknya pada Zayn. Seketika itu pula Zayn berbicara sedikit keras untuk memberitahunya sebuah informasi yang ia dapat dari file berbentuk dokumen, "Dia bernama Kristoff Shultz, yang kini berada dalam tahanan karena terkait dengan kasus pembunuhan ibumu. Sebelum mendapat kasus, dia bekerja sebagai ketua pemadam kebakaran yang sangat bijaksana, namun sekarang dia benar-benar ditendang karena kasusnya yang sudah tersebar luas."
"Gadis cantik yang berada di halaman kedua... putri tunggal Kristoff. Andreina Shultz, berusia satu tahun lebih muda dariku yang artinya dia berusia sama sepertimu. Sampai saat ini kabarnya dia sungguh tidak percaya bahwa Kristoff melakukan perbuatan yang terkesan jahat bagi semua orang, bahkan kabarnya gadis cantik ini akan mencari pembunuh yang sebenarnya." Jelas Zayn yang kini membuat Harry sedikit menjauhkan indera pendengarnya, ia membuka dokumen tepat di halaman kedua. Terpampanglah sebuah foto berukuran mini di dalam dokumen tersebut. Seketika salah satu sudut bibirnya sedikit terangkat setelah melihat wajah gadis dalam dokumen tersebut.
"Dimana gadis ini tinggal?" Tanya Harry.
"Berada dalam kota yang sama dengan kita."
"Bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSE
Fanfic❝Promise that you won't forget we had it all.❞ LINK TO TRAILER : https://www.youtube.com/watch?v=aYrjTsuqFck Harry Styles and Kendall Jenner Fanfiction. [Written in Bahasa Indonesia] Copyright © 2016 by namelesszn