Part 2

486 45 19
                                    

>>Kibum POV

Sudah 15 tahun berlalu, namun ia masih saja setia menemani kesendirianku. Lee Jinki.... Ya, dia memang sahabat yang paling setia di dunia ini. Mau di bandingkan dengan siapa lagi? Toh hanya Jinki, satu-satunya namja yang mau menjadi sahabatku sedari aku kecil. Senyumannya, meski sudah selama ini, namun senyuman khasnya tetap sama. Ia bahkan selalu tersenyum ketika sedang bicara padaku.

"Kibum?" Tiba-tiba dia memanggilku.

"Ah? Ne?"

GYUT

Aku merasakan tangannya yang besar dan hangat itu menggenggam tanganku. Kenapa ini? Kenapa aku merasa gugup sekali saat ia memegang tanganku.

"J-Jinki?"

"Aku senang, kita bisa bersama hingga sekarang...." ucap Jinki sembari tersenyum sangat manis. Ah, senyum itu. Aku sangat suka jika Jinki tersenyum seperti itu. Tapi, kenapa aku merasakan ada keanehan dalam diriku? Bukannya wajar jika seseorang bisa nyaman karena sahabatnya tersenyum?

"Aku juga, Jinki. Kau tahu? Aku mungkin hanyalah seonggok anak jalanan jika dulu aku tidak bertemu dengan-"

"Sssssttt!!" Mwo? Apa yang dia lakukan? Kenapa dia membungkam mulutku?

"Kau bukanlah namja yang seperti itu, Kibumie!!" ucap Jinki sembari memanyunkan bibirnya. Kenapa di saat seperti ini, ia terlihat imut sekali?

"Air matamu bahkan terlalu berharga jika kau buang begitu saja. Kau ingatkan? Aku pernah berkata seperti ini sebelumnya?" sambung Jinki lagi. Aku menganggukan kepalaku.

"Kau itu istimewa Ki," ucap Jinki sembari mencolek daguku. Dan, oh! Kenapa wajahku terasa sangat panas sekali? Apakah aku... blushing?

"Ya! Kibumie, kau blushing?" Jinki memajukan wajahnya. memandangi wajahku dengan intens. Kya! Wajahku! Mungkin wajahku sudah semerah tomat sekarang.

======================

>>Author POV

"Ya! Jinki pabo! Jauhkan wajahmu dari hadapanku!!" ucap Kibum terlihat kesal. Ia membuang wajahnya dari hadapan wajah sahabatnya itu dan mendorong wajah namja itu agar menjauh dari wajahnya. Jinki tersenyum polos.

"Ternyata benar ya, yang aku katakan waktu itu...." ucapnya sembari mendekat kembali pada Kibum. Namja itu mendelik tajam.

"Mwoya!?" tanya Kibum ketus. Jinki memajukan wajahnya, lagi.

"Kau benar-benar cantik. Kau itu sedari dulu, terlalu cantik untuk ukuran seorang namja! Apalagi... jika aku memandangmu dari jarak sedekat ini...." Jinki mulai menggoda Kibum lagi. Kini, wajah Kibum benar-benar terlihat merah.

"YA!! PABOYA!!!!"

PLETAK

"Aww! Kibumie? Kenapa kau menjitakku!?" protes Jinki sembari mengelus kepalanya.

"Benarkan yang aku katakan waktu pertama kita bertemu? Kau itu adalah namja pabo yang menyebalkan!!" gerutu Kibum sembari melipat kedua tangannya pada dadanya.

"Mworago!?" tanya Jinki terbelalak.

"Kau itu, namja PABO yang MENYEBALKAN!!" ulang Kibum dengan menekan kata 'pabo' dan 'menyebalkan'. Jinki merengut.

"YA!! Yeppeo namja!! Sini kau!!" teriak Jinki mulai kesal. Kibum mencoba berlari, namun gagal. Ia sedari dulu selalu saja kalah jika sudah di kejar oleh sahabatnya.

"Ya! Jinki-ya~!! Hentikan!!" Kibum berteriak. Namun namja bermata sabit itu tidak menghiraukan teriakan namja bermata kucing itu.

True Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang