Part 4 [END]

710 44 44
                                    

Annyeong.. ^^ ini part akhirnya. Mian kalo kurang wow.. xD Tapi, diharapkan kalian vote commend yaw.. ^^ Ok deh, happy reading and enjoyed~ ^^

======================

>>Author POV

"Baiklah jika itu yang kau mau. Sebenarnya ini tentang hubungan kita...."

"Hub-hubungan... kita?" tanya Kibum tidak percaya akan apa yang telah ia dengar. Apakah Jinki juga, mempunyai perasaan yang sama?

"Ne, Key. Sebelumnya aku ingin bertanya dulu padamu. Apakah aku pantas jika menjadi adik iparmu Key?" jawab Jinki yang diakhiri pertanyaannya.

"M-mwo? Apa kau bilang? Adik... ipar?" ucap Kibum dengan mata terbelalak. Ia bahkan sudah mempunyai perasangka yang sangat tidak mengenakan. Apakah ia harus mendengarkan cerita Jinki sampai tuntas? Sepertinya tidak perlu, karena ia pasti akan membuat hatinya sendiri luka.

"Ne, Key. Aku mencintai adik kembarmu, Kim Gwiboon. Aku ingin menyatakan rasa cintaku ini padanya. Memangnya kenapa?" ucap Jinki menjelaskan perasaannya dan diakhiri dengan pertanyaan bingungnya. Kibum menggeleng lemah.

NYUT~

"Tidak apa-apa...." jawab Kibum bohong. Ia merasakan sakit yang teramat dalam pada ulu hatinya. Bagaikan dihantam bola penghancur, hati Kibum telah hancur berkeping-keping. Namun, namja cantik itu sangatlah tegar. Ia bahkan masih bisa tersenyum di hadapan sahabatnya. Meski itu adalah senyuman yang sangat sangat dipaksakan. Jinki mengangguk mengerti.

"Lalu, hal apa yang ingin kau bicarakan denganku Key?" tanya Jinki lagi sembari tersenyum. Kibum menghela napas panjangnya. Rasanya sungguh menyesakan.

"Tidak jadi...." Kibum menitihkan air matanya tanpa sepengetahuan Jinki. Sebenarnya ia ingin sekali mengutarakan jejolak cintanya itu pada Jinki, namun sayangnya Jinki menyukai adik kembarnya, bukan dirinya.

Ia ingin memberontak dan memarahi Jinki, karena namja pabo itu bisa lebih menyukai adik kembarnya dan bukan menyukai dirinya. Namun, ia pasti akan merutuki dirinya sendiri terus menerus jika ia melakukan hal sebodoh dan seceroboh itu. Mau di taruh dimana harga dirinya jika ia senekad itu. Kim Kibum itu namja yang kuat. Meski hatinya sangat sakit dan telah hancur saat ia mengetahui kenyataan yang menyakitkan, namun namja berwajah cantik itu mengerti. Ia mengusap bekas lelehan air matanya dan tersenyum menguatkan diri. Tiba-tiba ia ingat akan pesan namja tampan bertubuh jangkung yang menyandang gelar doctor beberapa minggu yang lalu.

"Kau harus kuat, Kibum-sshi. Kau harus bisa membuat hidup Jinki nyaman di sisa hidupnya yang singkat ini. Aku harap, tuhan memberikan sebuah keajaiban pada Jinki. Kita hanya dapat berdoa agar Jinki diberikan kesembuhan dan hidup lebih lama...."

Ucapan Choi saem bahkan selalu terngiang di telinga Kibum yang masih bisa berfungsi secara normal. Ia semakin kuat karena memang itulah kenyataannya. Jinki akan meninggal beberapa bulan lagi dan namja itu juga mencintai adik kembarnya. Itu tidaklah adil, Kibum! Batin Kibum berkecamuk. Tidak, tidak. Kau jangan sampai membuat Jinki sedih dan marah, atau ia akan melepaskan jabatan sahabatnya dan meninggalkanmu karena keabnormalanmu!! ucap Kibum lagi dalam hatinya. Seperti perang batin antara si evil dan si angel yang menghasut seseorang yang sedang gundah, ia pun merasakan hal itu.

"Key?" panggil Jinki tiba-tiba. Seketika lamunan Kibum membuyar.

"N-ne?" tanya Kibum dengan nada suara yang masih bergetar. Jinki mengernyit saat ia mendengar ada perubahan nada suara sahabatnya yang awalnya nyaring menjadi serak.

"Kau menangis?" Jinki berbalik tanya. Ia juga memandangi wajah Kibum dengan lekat. Memfokuskan matanya pada tiap lekuk wajah Kibum. Sedikit ada perubahan karena lelehan air matanya yang masih terlihat. Kibum tersentak.

True Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang