beautiful pain // lh&mc

1.5K 119 12
                                    

story by fakuymuke.

Req by: @travel-kid

Enjoy your request! xx
Sorry for the typo(s)

Oh don't forget to vomments!

Dari pertengkaran satu, ke pertengkaran lainnya. Selalu begitu. Tidak berubah. Dia tidak pernah berubah. Egois. Masalah kecil selalu dibesar-besarkan, dan masalah yang besar semakin diperumit. Aku tak mengerti mengapa sikapnya begitu egois. Sayang, perasaanku kepadanya lebih besar daripada rasa benciku. Sehingga mungkin, aku tak memiliki kemampuan untuk melepaskannya. Memang benar kata orang, cinta itu buta. Entah seberapa banyak kita disakiti, ketika perasaan bernama cinta itu sudah tertanam dihati kita, perasaan sakit itu akan tenggelam begitu saja.

Aku berjalan mendekati lelaki itu perlahan. Aku tau emosinya sedang tidak stabil setelah pertengkaran kami barusan. Tapi aku harus menenangkannya. Dia kekasihku. Dan aku sayang padanya. Aku mendekatinya dan duduk tepat disampingnya. Ku angkat tanganku untuk mengusap punggung tangannya yang terlipat di paha. Ia menoleh. Tatapannya selalu sama. Tatapan kesal bercamput sesal.

"Aku tidak tau sudah berapa kali kita bertengkar, sayang. Dan pada akhirnya aku terus menyakitimu," ucapnya lirih dengan kepala yang masih tertunduk.

"Tidak, tidak apa. Aku menyayangimu Mike. Sungguh," ucapku lirih dengan senyuman setulus mungkin. Michael tersenyum ke arahku, lalu Ia memelukku erat. Aku sedikit menjerit karena tanpa sengaja Michael menyentuh luka memar di pundakku.

"Apa memar ini karenaku?" Tanya Michael khawatir.

"Ya. Tapi..sudahlah, ini bukan luka baru. Kau melakukannya karena kau emosi," balasku tenang tanpa menunjukkan rasa dendam sedikitpun

Michael tersenyum,"Baiklah."




Aku senang hari ini sahabatku yang sudah hampir 3 tahun tidak dapat kutemui akhirnya datang mengunjungiku. Dia bukan hanya sahabatku, tapi juga sahabat Michael. Kami bertiga memang bersahabat. Dan saat ini, aku dengan membawa kertas putih bertuliskan "Luke Hemmings" berdiri tepat di depan pintu kedatangan airport. Aku pikir mungkin Luke sudah lupa wajahku dan Michael, maka dari itu aku membawa kertas ini. Setengah jam aku dan Michael menunggu, akhirnya lelaki berambut blonde yang kami tunggu muncul. Luke sahabat kami. Ia tak banyak berubah. Ia masih berwajah imut, masih suka memakai sweater paws, masih memakai lip ring kesayangannya. Tak banyak berubah dari sahabatku yang satu ini.

"Lukeyyy!!" aku memeluknya erat. Luke langsung melepaskan kopernya dan memelukku hangat. Senyumnya begitu manis sama seperti 3 tahun lalu. Begitu juga Michael memeluk Luke erat. Aku tau Michael dan Luke cukup dekat sebagai sahabat.

"Aku tidak menyangka kalian menjemput," ucap Luke lalu kembali mengambil kopernya. Kami berjalan ke parkiran mobil.

"Bagaimana mungkin kami tidak menjemputmu, dude? We missed you," balas Michael sambil merangkul Luke. "Lagipula kau kembali kesini hanya untuk melihat Cynthia kan? Aku tau kau merindukan gadisku ini."

Michael merangkulku. Aku menatap Michael heran. Sementara Luke menghentikan langkahnya dan juga menatap Michael. Aku bisa melihat ketidaksukaan Luke atas perkataan Michael itu.

"Excuse me, Mike?" ucap Luke dengan nada yang sedikit dinaikkan.

"Excuse you, Luke. What's happen? Feeling disturb with that?" Michael juga mulai menaikkan nada suaranya. Demi Tuhan aku tidak mengerti. Kenapa suasana menjadi begitu sengit.

"Please Clifford. Not today. I don't want to punch you right in your face," ucap Luke dengan nada yang ditekan. Michael tersenyum sinis.

"Hey guys. What the hell is going on?" aku mencoba memisahkan mereka. Sudah tercium bau pertengkaran disini dan tentu saja aku tidak akan membiarkan mereka bertengkar di airport.

one shots • 5sosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang