Kendra menatap Andre yang berdiri di hadapannya. Wajah Andre terlihat begitu tampan. Andre tersenyum dan membelai pipi Kendra.
"Aku mencintaimu," ucap Kendra perlahan.
Andre tersenyum.
"Aku juga mencintaimu, Kendra. Aku sangat mencintaimu."
Mata Kendra berkaca-kaca. Akhirnya kata-kata indah itu terucap juga dari bibir Andre. Andre menarik tubuh Kendra mendekat dan kemudian memeluknya. Kendra membalas pelukan Andre.
Betapa nyaman rasanya dipeluk seperti ini. Kendra menyandarkan kepalanya di dada suaminya. Ia bisa merasakan nafas Andre yang naik turun dan detak jantung Andre yang terdengar jelas di telinganya. Andre memeluknya semakin erat. Kendra tidak bisa menjelaskan apa yang dirasakannya saat ini. Bahagia, hanya bahagia.
"Kendra..." panggil Andre.
"Ya?" Kendra mengangkat wajahnya dan menatap mata Andre.
"Aku..."
"Kenapa?"
"Aku harus pergi," ucap Andre dengan suara tertahan.
"Apa?" tanya Kendra tak percaya.
Pergi? Andre mau pergi ke mana?
"Jauhkah?"
Andre mengangguk.
"Apakah lama?"
"Selamanya."
Kendra tercekat. Selamanya? Andre mau pergi ke mana? Hatinya mulai resah.
Andre kemudian melepaskan pelukannya.
"Andre..." Kendra berusaha menahan Andre.
"Maafkan aku Kendra, aku harus pergi."
Andre melangkah menjauh. Kendra ingin mengejarnya tapi tak bisa. Kakinya tak dapat digerakkan seolah tertanam kuat di dalam tanah.
"Andre!" panggil Kendra.
Dilihatnya Andre akan memasuki sebuah lorong gelap.
"Andre!" panggil Kendra lagi.
Kakinya masih tak dapat ia gerakkan. Kendra mulai menangis. Saat ini ia merasa amat takut. Ia takut kehilangan Andre. Ia takut Andre pergi dan benar-benar tak kembali.
Andre terus berjalan hingga sosoknya hilang di dalam lorong yang diselimuti kegelapan.
Kendra berteriak memanggil Andre. Tangisnya pecah.
"Andre!" Kendra terbangun.
Keringat membasahi tubuhnya. Nafasnya tersengal-sengal. Wajahnya penuh air mata. Rupanya yang barusan dia alami hanya mimpi tapi kenapa rasanya begitu nyata. Kendra segera bangun dari tempat tidur dan berlari menuju kamar Andre.
"Andre!" panggil Kendra panik sambil mengetuk pintu kamar Andre.
Andre keluar dan Kendra langsung menubruknya. Andre kaget. Dilihatnya Kendra menangis.
"Ada apa?" dipeluknya Kendra dan diusapnya rambut istrinya itu.
"Aku...mimpi... buruk..." Kendra terisak dalam pelukan Andre.
Andre tersenyum dan mencoba menenangkan Kendra.
"Mimpi apa?"
"Mimpi... kamu... pergi... meninggalkanku..." sahut Kendra di sela tangisnya.
Andre terdiam. Ia tadi sedang memikirkan Sellina dan belum memejamkan mata. Sedangkan Kendra mimpi dirinya meninggalkan Kendra? Perasaan Andre jadi tidak enak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marrying Mr. Perfect
ChickLitSudah diterbitkan oleh Bukune. Versi cetak pecah menjadi 2 buku: Marrying Mr. Perfect dan The Perfect Two. Hanya tersisa part 1 - 45 dan side story Rico & Vania. (Part 11 dst private) Cerita pertama dari "Serial Keajaiban Cinta". Ditulis 24.02.16...