Pendekatan.

37 7 0
                                    

Besok adalah hari libur, aku berencana mengajak Jane pergi untuk berjalan-jalan.. ini memang ide gila, tapi kurasa harus kulakukan.
--
*istirahat pertama*

"Jane?!"

Jane berbalik mendengar panggilanku, aku pun langsung menghampirinya.

"Kevin, maafkan aku atas kejadian kemarin.."

Kurasa Jane membahas kejadian saat pulang sekolah kemarin, wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang dalam.

"Soal itu, sudah lupakan saja! Aku mengerti saat itu kau pasti sedang merasa tidak baik"

Jane hanya diam menunduk. Aku pun langsung melanjutkan ucapanku.

"Kau tak usah memikirkan hal itu lagi, bagaimana jika besok kita bertemu didepan sekolah, aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Lagipula kan besok libur"

"Eumm, baiklah.." jawabnya dengan lembut dan sedikit senyum.

"Akan kutunggu kau didepan sekolah pukul 10 pagi, kau mengerti?"

"Aku mengerti.."

"Baguslah.. kalau begitu aku pergi duluan ya, masih ada tugas yang harus aku kerjakan, sampai besok.."

Dia hanya tersenyum. Entah apa yang terjadi mengapa dia menjadi pendiam padahal saat pertama bertemu dia sangat cerewet sekali.. pasti masalah yang tengah ia hadapi sangat berdampak besar padanya..
--
*keesokan paginya*

"Dimana gadis itu, sekarang sudah pukul 10.30 apa dia lupa akan janjinya?"

Tak lama gadis itu datang dengan tergesa-gesa.

"Maafkan aku kevin, aku terlambat.." jelasnya sambil menunduk dan kurasa dia tadi berlari.

"Tak apa, tapi apakah kau berlari untuk menuju kesini?"

"Tadi saat aku akan berangkat ibuku menyuruhku untuk menjaga toko sebentar. Aku tahu bahwa aku akan telat dan lebih telat lagi jika aku menunggu bus datang, jadi kuputuskan untuk berlari, lagipula rumah ku tak begitu jauh.. maafkan aku.."

Aku terdiam mendengar penjelasannya, dia berlari hanya karena aku?

"Kau ini, dasar bodoh! Kau tak seharusnya berbuat begitu. Kau tahu aku pasti akan mengerti jika kau telat! Ayo, akan ku traktir kau minum."

Dia tersenyum dan mengikutiku dari belakang, aku sedikit melambatkan langkahku agar dapat berjalan bersamanya.

"Ternyata kau memang lambat ya.."

Tanyaku agar memecah sunyi dengan nada so acuh.

"Apa begitu lambat? Apa aku selalu merepotkan seseorang? Aku memang bodoh.." jawabnya.

dia menarik nafas dan aku langsung menghentikan langkahku.

"Mengapa kau berhenti?"

"Apa yang terjadi padamu?"

"Aku?? Hah?? Ada apa denganku?!"

"Aku tak bodoh, dari sorot matamu aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu.. kau berbohong padaku dan pada dirimu sendiri, itu akan semakin menyakitkan" dengan tak sadar aku berkata seperti itu pada jane, kurasa perkataanku memang terdengar agak kasar.

Dengan tak sadar aku pun memeluknya yang kurasa dia memang terpukul karena perkataanku.. aku langsung berjalan tanpa mengatakan apapun dan dia tetap mengikuti dibelakangku.

--

Kita sampai di sebuah cafe, tak lama kami sampai hujan turun perlahan.. aku hanya diam memperhatikan secangkir coffe yg ku pesan tadi, aku merasa tidak enak karena tadi telah memeluknya secara tiba2.

Aku sungguh tak tahu apa yang harus aku lakukan tetapi hatiku rasanya tak sanggup melihatnya bersedih, mungkin dia ingin menangis tapi selalu menahannya.

"Jane? Maafkan aku.." ucapku lirih

"Untuk apa?"

"Karena telah memelukmu tadi, dan bertanya terlalu jauh tentang masalahmu tapi sungguh aku tak bermaksud untuk...." ucapku terhenti saat aku mendengar isak tangis yg mulai pecah

"Kau tak apa? Mengapa kau menangis?" Lanjutku.

"Aku.. aku rasa aku harus segera kembali kerumah"

Dia lalu pergi meninggalkan ku.

Aku hanya diam memperhatikannya, pertanyaan itu selalu tersirat dipikiranku, apa yg membuatnya menangis..

--

"Mengapa kau menangis di hadapanku jane? Mengapa kau menangis saat aku benar-benar tak bisa melakukan apapun untukmu.."

--

Malam berlalu begitu lambat, jam rasanya mulai membeku..

"Jane, Sedang apa kau?"

Yoshh!! Chapter 3 selesai juga..
Untuk segala kekurangannya bisa dicomment aja ya, terima comment ko asal sopan

HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang