Charlotte's POV
"Sorry lotte, aku tak bisa menjemputmu"
"Kenapa begitu?"
Tak ada jawaban di seberang
"Um, aku ingin.. Apa ya? Oh iya. Aku ingin pergi membeli kipas angin untuk di rumah. Ya aku mau membeli kipas angin"
"Bukankah rumahmu sudah ada ACnya?"
"ACnya berair, eh maksudku ACnya mau istirahat. Eh tapi.. Ah sudahlah aku mau membeli kipas angin dulu ya bye"
"Jadi kau tidak sekolah hanya karena ingin membeli kipas angin? Bodoh" ucapku seraya menutup telefon dari Niall
Dia selalu beralasan yang tak masuk akal
Aku pergi menuju mobil Dadku yang terparkir dihalaman
"Dad aku pergi bareng Dad ya?" ucapku seraya membuka pintu mobil
"Mana pacarmu yang bernama Poran? Dia tidak menjemputmu?" ucap Dad
"Marganya Horan, Dad. Bukan Poran"
"Siapalah itu horan koran toran atau apalah. Dia tidak menjemputmu?"
"Tidak"
"Kenapa? Apakah ia menjemput wanita lain?"
"No, Dad. Ia ingin membeli kipas angin. Sepertinya" ucapku dengan sara mengecil di akhir kalimat
"Ohohoho I see. Biarlah nak, itu urusan Pria" ucap Dad dengan terkekeh pelan
Mobil Dad melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya yang sepi ini. Aku memandang ke luar jendela. Pikiranku penuh dengan Niall.
Bagaimana kalau yang dikatakan Dad itu benar, bahwa Niall menjemput wanita lain dan melupakanku?
Aku menghapus pikiran itu dari otakku. Niall pasti hanya ingin membeli kipas angin. Aku yakin itu
Aku turun dari mobil Dad dan melihat ke arah parkiran sekolah.
Mataku menyusuri tempat itu dan aku tidak menangkap apa yang ku cari.
Motor Niall tak ada
Mungkin ia telat
--
"Kenapa kau tidak masuk tadi?"
"..."
"Oh seperti itu"
"..."
"Iya aku percaya padamu"
"..."
"Aku serius"
"..."
"Yasudah. Bye"
"..."
"Iya. Aku mencintaimu juga"
Terdengar suara tanda sambungan terputus. Aku melempar hpku ke atas ranjang
Niall bodoh. Ia tidak masuk sekolah hanya karena mau menemani kakaknya, Greg untuk membelikan es krim pesanan istrinya Greg, Denise yang sedang hamil tua
Aku percaya padanya, Tapi..
Theo kan baru lahir. Masa hamil lagi