Charlotte's POV
Sudah 2 bulan belakangan ini aku lost contact dengan Niall. Ia seperti menjauhiku
Aku tak tahu mengapa ia menjauhiku. Aku masih mencintainya. Sungguh
Setiap kali aku berpikir bahwa Niall adalah seorang pengkhianat dan setiap kali aku berniat untuk mengakhiri hubungan ini, aku selalu memutar otakku kembali. Mengingat kembali bagaimana perjuanganku mendapatkan Niall. Betapa bahagianya aku saat ia memintaku menjadi pacarnya. Aku tak boleh melepasnya begitu saja
Aku mencoba untuk menelepon Niall untuk menanyakan keberadaannya. Aku sangat rindu dengannya
Tidak aktif.
Nomornya tidak aktif
Aku mencobanya sekali lagi dan hasinya sama.
Aku mengingat ngingat kembali. 1 bulan belakangan ini ia tidak masuk sekolah. Teman teman tidak ada yang tahu, begitu pun para guru
Aku beranjak dari tempat duduku dan menelepon Harry, teman dekat Niall
"Hey girl. Wassup?"
"Hey Harry, aku ingin menanyakan sesuatu padamu"
"Pasti akan kujawab"
"Kemana Niall belakangan ini?"
"Oh itu. Ia sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Dan setahuku hari ini ia mau di operasi"
Aku tersentak kaget. Kenapa Niall merahasiakan ini?
"Cepat katakan padaku dimana lokasinya"
"Whoa. Slow down baby, aku akan memberitahukannya se--"
"CEPAT KATAKAN ITU, HARRY"
"Calm down. Ia di operasi di Rumah Sakit Mr.Tatank." sesudah ia mengatakan lokasinya, terdengar suara ricuh di belakang
"Jangan beritahu dia, Harry. Nanti Niall akan marah" ucap seseorang di sebrang yang kuyakini adalah Liam
Aku langsung menutup panggilan dan berlari menuju Rumah Sakit yang di sebut Harry
Aku berhenti di perempatan jalan dan menunggu taxi
Setelah 20 menit kemudian, barulah ada taxi yang menghampiriku
Sesudah menyebutkan lokasinya, taxi langsung melesat ke tujuan. Aku yang terduduk di kursi belakang hanya diam, terisak. Aku tak bisa membayangkan apabila Niall meninggalkanku
Aku langsung menghambur keluar begitu taxi sampai di tujuan.
Aku berlari menuju ruang operasi, tak peduli banyak orang yang menatap kesal padaku
Ruang operasi itu tertutup dengan rapat. Terdengar banyak suara alat medis di dalam sana
Aku terisak lagi. Aku terhuyung lemah dan akhirnya terduduk di lantai koridor. Perlahan lahan, aku bangun dan duduk di ruang tunggu di ruang operasi. Aku menundukkan kepalaku dan tertidur.
--
Aku berada di kegelapan. Tak ada penerangan sama sekali, bahkan tak ada seorang pun disini. Hanya aku dan kegelapan yang ada di sini
Aku menangis ketakutan, berusaha meneriaki nama Niall dan Mom sekencang mungkin walaupun ku tahu tak ada yang mendengar teriakanku
Perlahan lahan, muncullah suatu sosok menyerupai Niall memakai jubah putih bersih.
Ia tersenyum kepadaku dan berkata
"Jaga diri kamu baik baik ya. Aku selalu jagain kamu dari atas sana"
Sejurus kemudian, ia menghilang begitu saja, digantikan oleh kegelapan yang mencekam.
Aku mulai beranjak dari tempatku berdiri dan berjalan tak tentu arah
Aku melihat secercah cahaya di kejauhan. Aku mengejar cahaya itu sebelum cahaya itu menghilang
Aku melihat sesosok Niall yang memakai jubah putih dari kejauhan di bawah cahaya terang itu. Ia masih seperti tadi, memakai jubah putih bersih dan masih dengan senyumnya yang menyejukkan. Hanya saja ia memiliki sayap putih
"Niall kamu mau kemana?" Niall tidak menjawab. Ia melambaikan tangannya padaku
"Niall jangan pergi. Aku mencintaimu" Niall tersenyum dan sejurus kemudian ia berangsur menghilang bersama dengan cahaya terang itu
"NIALL"
Aku terbangun dari tidurku. Melihat lihat sekeliling dan mataku menangkap sesuatu di pangkuanku
Surat
Aku membuka surat itu perlahan.
"Lottie, Kamu sehat kan? Aku harap kamu sehat ya. Oh iya Lotte, aku sayang banget sama kamu. Jangan bandel bandel ya kalau ga ada aku. Makan yang teratur, jangan telat makan ya. Kamu harus mandiri karena habis ini ga bakal ada yang ngingetin kamu makan.
Aku minta maaf akhir akhir ini aku jauhin kamu. Aku mau kamu mandiri, ga tergantung lagi sama aku karena aku sekarang mau pergi. Ke tempat yang jauh, kamu jangan ikut ya? Aku tau kamu bakal kehilangan aku tapi maaf Lotte, aku harus pergi sekarang. Aku merahasiakan ini darimu karena aku tak mau kamu sedih sedetik aja. Aku terlalu sayang sama kamu Lotte
Lotte, aku memang bukan cowo yang baik, aku udah ninggalin kamu begitu aja. Sekarang kamu pasti marah sama aku kan? Maafin aku ya.
Aku bakalan jagain kamu dari sini kok. Aku ga bakal ninggalin kamu sedetik aja
Oh iya, kamu kalau kangen kamu boleh ke peristirahatan terakhir aku. Kamu boleh cerita apa aja, Lotte. Aku pasti dengerin kamu kok.
Satu hal yang perlu kamu tahu Lotte. Aku sayang sama kamu. Maafin aku ya kalau aku belum sempet ngebahagiain kamu. Aku minta maaf ya
Aku sekarang pergi dulu ya, Lotte. Jangan nangis lagi, aku bakalan terus ada di samping kamu. Kamu harus lupain aku ya, tapi jangan lupa buat curhat sama aku ya. Aku sayang sama kamu Lotte. Sampaikan salamku pada yang lain. Sekali lagi, aku mencintaimu Charlotte. Sampai jumpa. I love you"
Aku menitikkan air mataku setelah membaca suratnya.
Niall meninggalkanku
Dia sudah tidak ada disini
Aku semakin mengucurkan air mataku. Aku menangis sejadinya. Tanpa kusadari setetes air mataku turun ke surat Niall
--
Aku menatap gundukan tanah di depanku ini. Seluruh pelayat sudah pergi meninggalkan makamnya, menyisakan aku dan Zayn
Aku memeluk batu nisan yang baru itu. Aku seperti melihat kilasan kenangan ketika aku bersama Niall. Ketika kami baru berpacaran, ketika kami dinner di rumahnya, ketika ia menciumku.
Aku tak bisa menahan derasnya air mataku. Aku menangis lagi
"Sudahlah Lotte. Biarkan Niall tenang disana" ucap Zayn seraya mengusap punggungku
"Aku mencintainya, Zayn. Aku mencintainya"
"Aku yakin ia mencintaimu. Dan aku yakin Tuhan juga mencintaimu. Ia pasti sedih melihatmu menangis terus. Sudahlah berhenti menangis, Lotte" ucap Zayn menenangkanku
Aku menghentikan tangisanku. Aku mengambil buket bunga yang kubawa dari rumah dan meletakannya dibawah nisannya
"Goodbye, Niall. We will miss you"
--
Eh anjir gue gabisa bikin baper baperan :v Maap ae ya kalau ga baper. Gue gabisa bikin baper euy :v
Btw jangan remove dr library dulu yeu. Masih ada kelanjutannya