Unmotivated Hero Is Too OP

1.7K 51 45
                                    


1.

"Kau ini benar-benar kejam!!."

Apa yang sedang dikatakan gadis ini? Tentu saja aku tahu apa yang dia katakan, yang tidak kutahu adalah kenapa tiba-tiba dia bicara begitu.

"Rasanya benar-benar tidak enak!! menjijikan sekali!! bagaimana kau bisa memaksaku untuk memasukan benda putih lengket ini untuk kutelan?"

Ok, semua kalimat yang keluar dari mulutnya memang kedengaran kotor dan membuat yang mendengarnya akan juga ikut berpikiran kotor. Hanya saja hal yang dia lakukan tidaklah setidak bermoral apa yang kalian semua pikirkan.

"Ini adalah pengalaman pertamaku bertemu dengan seseorang yang tidak tahu apa itu rasa terima kasih!."

Apalagi ketika aku adalah orang yang memberikannya makanan gratis. Selain itu, keluhannya secara fundamental sudah sangat-sangat salah tempat serta sasaran.

"Kalian orang biasa benar-benar punya selera makanan yang buruk, aku benar-benar penasaran bagaimana kalian bisa memakan benda ini setiap hari."

Meski dia menghina makanan serta orang yang memberikannya, tapi tangannya sama sekali tidak mau berhenti memasukan nasi putih yang kuberi kecap ke dalam mulutnya dengan lahap. Bahkan suapan yang dia buat berukuran besar sehingga piringnya segera kosong, dan yang lebih tidak tahu malunya lagi. Dia langsung minta tambah.

"Harusnya kau bersukur aku mau makan benda ini."

"Harusnya kau bersukur aku memberimu makanan."

"Kau menyebut benda ini makanan? apa kau masih waras?"

"Harusnya aku yang bilang begitu tentang otakmu."

Dia melihatku dengan tatapan marah, tapi aku tidak memperdulikannya sebab aku sedang berkonsentrasi untuk menahan lapar.

Mari sejenak lupakan fakta kalau beras yang kubeli untuk persediaan selama tiga hari sudah habis dimakan oleh seorang yang bahkan terus-terusan menghina makanannya sendiri dan juga sudah sukses membuatku kehabisan makanan untuk kumakan sendiri.

Gadis yang sedang makan nasi dari beras murahan yang kusiram kecap adalah seorang anak dari konglomerat kaya yang bahkan nama perusahaannya menempel hampir di semua produk yang kukenal. Mulai dari sikat gigi sampai es krim yang jadi salah satu cemilan mewahku.

Meski sekarang dia sedang tidak elegannya makan dengan piring hampir menutupi seluruh wajahnya, tapi tidak diragukan lagi dia adalah seorang bangsawan yang kelasnya berada banyak level di atasku.

Selain gaun salah tempatnya kelihatan sangat mahal, aura orang kayanya yang kental, dan juga tingkahnya yang sangat menyebalkan. Dia juga punya kulit putih mulus yang sepertinya selalu dirawat dengan baik oleh para pro, rambut panjang lembut yang mungkin tidak pernah menyentuh shampoo seharga korek api dan juga wajah cantik sekelas anggota idol group yang untuk suatu alasan kurasa akan tetap kelihatan sangat cantik dan manis meski tanpa make up.

Berhubung kami ini kelihatannya seumuran. Jika dia itu gadis biasa di sekolah tempatku belajar, bukan tidak mungkin aku akan jatuh cinta padanya di pandangan pertama.

Sayangnya dia bukan orang biasa. Dilihat dari manapun dia adalah image sempurna dari seorang tuan putri dari sebuah kerajaan dari bagian barat dunia ini.

"Tambah."

Dia mengulurkan piringnya padaku, dan sebagai reaksinya aku menyodorkan rice coocker yang sudah kosong ke hadapannya. Dan setelah melihat hal itu, tiba-tiba mukanya berubah jadi seperti orang yang baru saja mendengar kabar kalau hari ini akan kiamat.

UnMotivated HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang