Lupakan Dia

61 4 0
                                    

  Hujan pun mulai reda , sesaat kemudian hp ku berdering . Ada pesan masuk dari Dian .
"Vi , kita ketemuan yukk . Bosan nih di rumah terus , kita ke kafe dekat rumah kamu ya .. "
"Ok , aku ke sana sekarang .. "
  Aku pun bergegas untuk pergi ke kafe . Aku pun mengikat rambutku menjadi kucir kuda , ku sandangkan tas biru kesayangan ku , aku pun keluar dari kamarku . Ayah sampai sekarang belum juga pulang kantor , biasanya ayah pulang jam 15.00 . Tetapi sekarang sudan jam 16.30 , ayah belum juga kembali . Mungkin karena hari hujan tadi , atau macet . Hmm ... positive thinking aja ..

  Akhirnya aku sampai juga di kafe ini ...
Perlahan ku melangkah menuju pintu kafe , aku pun masuk ke dalam . Ku edarkan pandanganku di sekeliling kafe . Akhirnya aku menemukannya , kulambaikan tangan ku kearah nya dan dia pun membalas lambaian tangan ku ..
"Hey Dian , udah lama kamu nunggu aku disini ??" Akupun menarik kursi di depan nya dan duduk.
"Aku baru saja sampai . Oh iya vi , aku mau nanya sama kamu tentang Faris . Kamu benaran ngak suka sama dia ??" Hmmm... aku pun menarik nafasku dalam-dalam , berusaha mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan Dian . Aku tau kalau Dian akan bahas masalah ini , namun aku malas untuk memikirkannya .
"Ya , aku ngak suka sama Faris . Udah dari kemaren aku bilang , aku ngak respect sama dia" Aku pun memanggil pelayan kafe dan memesan dua minuman , pelayan tersebut mencatat pesanan ku dan lalu pergi .
"Apa sih kurangnya dia , secara dia kan ganteng , pintar , macho , terkenal , multitalent , apa lagi Vi ?? Emang kriteria cowok yang kamu suka itu yang seperti apa ?? Aku ngak habis pikir deh sama kamu Vi , emang kamu mau jomblo terus . Kamu itu cantik Vi , ngak seharusnya cewek cantik itu jomblo lama-lama , kamu juga harus rasain gimana rasanya pacaran." Sebenarnya aku bosan dengan tingkah Dian yang satu ini , aku tau maksudnya baik . Dan menurut aku Dian benar , ngak seharusnya aku lama-lama jomblo . Yang ada masa remaja ku habis dengan kejombloan ku , namun cowok pilihan Dian tidak sesuai dengan pilihanku .
"Dian , sudah berapa kali ku bilang . Aku maunya cowok yang selalu ada untukku , dia suka hujan seperti ku , baik , dan memiliki senyum yang indah . Kira-kira seperti Hilman."
"Apa ?? Aku ngak salah dengar kan ?? Hilman ?? Please deh Vi , Hilman itu udah ngak ada . Dia cuma ada di masa lalu kamu aja Vi , dan belum tentu juga Hilman ingat sama kamu Vi . Vi , lupakan dia." Perkataan Dian tadi seketika membuatku terhenyak , aku pun memejamkan mataku . Mencoba mencari secercah kebenaran dan mencari alasan kalau apa yang di ucapkan Dian itu salah.
"Dian . Menurut aku , perkataan kamu tadi salah deh . Hilman ngak seperti yang kamu bayangin . Aku yakin kalau Hilman akan kembali , Hilman ngak mungkin ingkar janjinya." Sesaat pelayan kafe pun datang dan membawa minuman yang aku pesan , aku pun meminumnya . Dian belum juga menyentuh minuman tersebut , sedangkan gelasku sudah berkurang 1/4 isinya. Setelah sekian lama , akhirnya Dian buka suara.
"Vi , aku tau kalau Hilman pernah berjanji kalau dia akan balik saat hujan . Tapi udah hujan keberapa kalinya kamu lewatin Vi ?? Hilman ngak kunjung datang juga kan ?? Trus mau sampai kapan kamu menunggunya ?? Dia ngak akan balik Vi , ngak akan . Sudah lah Vi , lupakan dia . Toh , kan masih banyak cowok yang jauh lebih baik daripada dia , lebih ganteng daripada dia , buat apa kamu ingat dia ." Dian pun meminum habis minumannya , aku pun meminum minumanku sedikit .
"Tapi aku belum bisa lupain dia"
"Usaha dong , memang susah buat lupain hal yang manis . Namun mau sampai kapan kamu terikat dengan masa lalu ?? Yang ada hanya waktu mu yang terbuang Vi , percaya sama aku . Aku yakin kamu pasti bisa lupain dia."
"Akan aku usahakan"
"Begitu dong , mau coba pdkt dulu sama Faris ??"
"Ngak"
"Kenapa ?? "
" Aku mau cari sendiri."
"Ya udah kalau itu mau mu." Dian pu  memanggil pelayan kafe , pelayan kafe pun datang dengan membawa struk pembayaran . Lalu memberi uang 50 rb . Aku dan Dian pun melangkah pergi ke luar kafe. Dian pun menghampiri motornya dan mengendarainya . Aku pun berboncengan dengan dia . Sepanjang jalan aku hanya terdiam , ada banyak yang ingin ku sampaikan namun tertahan diujung lidah . Akhirnya aku sampai di depan rumah ku.
"Vi , Dian dulu yah . Bye Vi"
"Bye juga" Aku pun melambaikan tangan ku ke arahnya , dan dia pun melaju kecepatan motornya . Sesaat ku coba  melangkah ke bangku di depan teras rumah ku , ku coba memahami percakapan ku dengan Dian tadi . Apa aku harus melupakan Hilman ?? Bagaimana kalau disaat aku lupa dengan Hilman , dia malah datang menemuiku ?? Namun kata Dian tadi ada benarnya juga , sudah beratus hujan ku lewati namun Hilman tak kunjung datang . Mungkin , aku memang harus melupakan dia ...

Masih Di Bawah HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang