5 (END)

3.8K 281 14
                                    

Ali pun mencari-cari Prilly keseluruh ruangan dihotel, tapi ia tidak menemukaj sosok gadisnya yang berputas dikepala Ali. Dan ternyata Prilly berada dibalkon ujung hotel, sepi tak ada tamu undangan, hanya ada Prilly seorang.

“Prill, gue mau ngomong bentar sama lo.”

“Gue sibuk Li, jangan ganggu gue.”

“Please. Kali ini aja. Setelah itu gue nggak akan pernah ganggu lo lagi, kalo emang itu mau lo.” Ujar Ali membuat Prilly menegang, rasa perih itu kemudian menjalar di hatinya. Akhirnya Prilly mengangguk dan mengikuti langkah Ali. Tak ia sangka Ali akan membawanya ke tepi pantai buatan yang berhadapan dengan hotel milik Ali itu.

“Apa yang mau lo bicarain?” Tanya Prilly memecah keheningan yang terjadi antara mereka berdua.

“Gimana kabar lo?”

“Ck. Kalo lo cuma mau nanyain itu, lo bisa nanyain di dalam. Nggak usah bawa gue ke tepi pantai begini. Udah, gue mau balik ke acara sepupu gue.”

“Maaf.” Ucap Ali membuat Prilly langsung menghentikan langkahnya.

“Maaf gue nggak ngabarin lo beberapa hari ini, soalnya gue sibuk ngurusin wedding kakak gue yang nggak disangka-sangka ternyata married sama sepupu lo.” Jelas Ali.

“Bukan urusan gue.” Ketus Prilly,
namun di hatinya sungguh ia sangat bahagia.

Akhirnya ia berjalan menyusuri pantai bersama Ali. Lagi-lagi kebisuan di antara mereka terjadi lagi.

“Prill, lo inget nggak apa yang gue bilang tentang sunrise dan sunset?” Tanya Ali.

“Sunrise dan sunset saling melengkapi.”
“Gue pengen kita kayak sunrise dan sunset." Lanjut Ali membuat Prilly terpana.

Ali tidak perlu menjelaskan maksud dari kalimatnya, karena Prilly mengerti apa maksudnya.

“Lo maukan jadi sunrise gue? Dan gue jadi sunset lo? Gue tau mungkin kita baru kenal seminggu ini, tapi bukankah cinta nggak pernah kenal waktu?”

“Gue nggak mau.” Ucap Prilly pelan namun masih dapat terdengar oleh Ali. Hatinya perih.

“Gue nggak mau kita kayak sunrise dan sunset. Gue nggak suka sama sunset. Cukup lo jadi Alinya Prilly, dan gue jadi Prillynya Ali.” Ucap Prilly sambil tersenyum manis membuat Ali menghembuskan nafas lega. Ali kemudian mengacak-acak rambut Prilly.

“Lo hampir membuat jantung
gue berhenti berdetak.” Kata Ali.

“Ali, ini kan lagi romantis-romantisnya, lo malah ngehancurin semuanya.” Ujar Prilly membuat Ali langsung tertawa.

Ia kemudian menarik gadisnya itu ke dalam pelukan. Ia meletakkan dagunya di puncak kepala Prilly.

“Aku sayang sama kamu.” Ujar Ali kemudian melepas pelukannya dan mencium kening Prilly, membuat pipi Prilly memerah. Ali selalu berhasil membuatnya salah tingkah seperti ini.

“Aku juga sayang sama kamu.” Balas Prilly membuat Ali kembali memeluk Prilly.

“Apa ini udah romantis?” Tanya Ali membuat Prilly mendengus kesal.

“Kamu selalu ngehancurin suasana romantis tuan Aliando Syarief terhormat.” Cibir Prilly membuat Ali kembali tertawa.

Berada dekat dengan gadisnya
ini membuat semuanya terasa sempurna.

“Besok kamu balik ke Jakarta?” Tanya Ali membuat Prilly mengangguk lesu.

“Hei, kok nggak semangat gitu sih? Cinta kita kan tak terbatas ruang dan waktu.” Gombal Ali membuat Prilly langsung mencibirnya kembali.

“Mungkin kita emang nggak bakal sering ketemu, tapi aku bisa sering-sering ke jakarta.”

“Jangan buang-buang duit cuma buat ketemu aku.” Ketus Prilly.

“Yeee, PD. Aku ke jakarta buat ngurus proyek hotel bukan buat ketemu kamu.” Ucap Ali sambil menunjukkan senyum jahilnya.

“ALIIIIIII.”

"Apa?"

"NGESELIN LO!"

“Ampun sayaaang.”

THE END.

Thanks vote dan comentnya. Hihi.

Love In Paris (5/5 END COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang