4

3.3K 276 4
                                    

Prilly berkali-kali menatap dirinya di cermin. Ia menggunakan dress berwarna biru selutut, dengan high heels berwarna hitam, rambutnya dibuat keriting gantung dan digerai, make-up tipis pun sudah ia gunakan. Sungguh tak ada yang salah dengan penampilannya, namun ia merasa ada yang kurang.

Entahlah. Ia sendiri mencari tau apa yang kurang itu. Berkali-kali ia menatap cermin, berkali-kali ia memoleskan bedak, namun tetap saja tidak ada yang berubah. Ia melirik jam dinding yang menggantung di kamar hotel itu. Sudah jam 18.30, itu artinya dia harus segera pergi dengan Mila, karena resepsi pernikahan Kak Mitha dimulai
pukul 19:00 malam. Akhirnya ia mengambil tas pestanya yang berwarna hitam dan menghampiri Mila yang masih saja duduk di balkon.

“Berangkat yuk Mil.” Ucap Prilly membuat Mila sedikit tersentak kemudian mengangguk.

“Muka lo kok lesu gitu sih. Senyum dong, ini kan pernikahan Kak Mitha.” Ucap Mila yang membuat Prilly tersadar.

Itu yang kurang dari penampilannya. Ia sama sekali tak bisa tersenyum. Semangatnya, seolah menghilang. Namun ia tidak mempedulikan perkataan Mila,
dan tetap melangkah ke ballroom hotel tersebut.

Kak Mitha memang membuat acara pernikahannya di hotel ia menginap, hotelnya Ali. Ah, kenapa mengingat nama itu membuat ia merasa sedikit rindu. Ia ingat hari-hari yang ia
habiskan bersama Ali mengelilingi Paris ini. Jika ia diberikan kesempatan, rasanya ia ingin merasakannya lagi, berjalan berdua bersama Ali.

Prilly dan Mila kemudian memasuki ballroom tersebut. Tak henti-hentinya banyak pria maupun keluarga mereka sendiri memuji kecantikan mereka berdua. Mata Prilly terpaku
pada satu titik, sosok yang membuat ia uring-uringan selama beberapa hari ini malah ada di sini dan tersenyum pada banyak gadis. Sungguh, ini membuatnya semakin ssesak.

“Hai Prilly.” Sapa sosok itu namun tak dibalas oleh Prilly.

Prilly kemudian meninggalkan Ali yang mematung begitu saja dengan tindakan Prilly.

“Hai, gue Mila, sepupu sekaligus
temennya Prilly. Lo?”

“Gue Ali.”

“Oh jadi lo yang namanya Ali.” Ujar Mila membuat Ali mengangkat sebelah alisnya tak mengerti.

“Kenapa?”

“Lo kemana aja selama ini?” Tanya Mila membuat Ali semakin mengerutkan keningnya.

“Ah, nggak usah jawab ke gue. Lo cukup jawab itu ke sepupu gue. Dia uring-uringan selama nggak
ketemu lo.” Jelas Mila.

“Heh?”
“Jangan sakitin sepupu gue. Ini pertama kalinya dia jatuh cinta.” Lanjut Mila kemudian meninggalkan Ali yang masih mencoba mencerna setiap kalimat yang keluar dari mulut
Mila.

Senyum simpul pun terukir di wajah Ali. Ada satu yang harus ia lakukan sekarang atau tak sama sekali.

Vote dan coment yah! Hihi.

Love In Paris (5/5 END COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang