SHADOW '5

28 4 0
                                    

Tek

Tek

Tek

Tek

Tek

Tek

Tek

Tek

Tek

Tek

Tek

JEDARRR!!!

Tek

Tek

Srek'

Wusss

RUANGAN yang seharusnya terasa begitu dingin karena jendela yang terbuka lebar menarik angin malam dari luar masuk memenuhi seisi kamar, kini malah terasa begitu panas untuk gadis yang masih terduduk kaku di ujung tempat tidurnya sambil masih menatap lurus pada satu objek yang sedang berdiri tegap di sudut kamar.

De javu

Wujud hitam pekat itu.

Mata hitam tajam itu.

Aura gelap penuh kebencian.

Wujud abstrak yang tak bisa dijelaskan karena sepenuhnya hitam.

Dia

Masih diam

Terpaku di sana

Membalas pandangan Luna

Ini mimipi atau nyata?

Angin malam terus berhembus memasuki kamar Luna. Semakin dingin. Listrik pun belum menyala. Waktu terus berjalan bersamaan dengan sambungan telepon dari Karen yang belum terputus. Di seberang sana ia sangat cemas memikirkan keadaan Luna yang tiba-tiba saja tidak menyahuti omelannya. Sebenarnya ada apa dengan Luna? Karen terus memikirkannya hingga akhirnya ia memutuskan untuk mendatangi rumah Luna di saat tengah malam seperti ini tanpa tahu setiap detik dalam perjalanannya akan sangat berarti nanti. Namun, saat dia terlambat, detik itu juga hanya akan ada penyesalan.

Detik demi detik terasa makin mencekam bagi Luna seakan setiap detiknya akan mengantar Luna pada akhir hidupnya. Jujur, ia belum siap apalagi jika selama ini sosok yang selalu hadir dalam mimpi buruknya benar-benar nyata dan sekarang ada di hadapannya. Sebenarnya siapa dia? Atau..

Dia itu apa?

Hantu kah? Jin kah? Dementor kah? Atau apa? Dan sebenarnya apa hubungannya dengan Luna kenapa ia selalu menghantui tidur nyenyak Luna di setiap malamnya. Apa salah Luna ya Tuhan? Sungguh Luna saat ini sangat frustasi dan menerka-nerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Baru kali ini ia merutuki keputusannya untuk tinggal di rumah mewah nan megah ini sendirian dan membiarkan orangtuanya tetap bekerja tak kenal waktu hingga harus menyisakan Luna dengan kesendirian di setiap harinya.

Luna takuttt... sangat-sangat takut. Ia hanya gadis biasa yang baru saja berumur 17 tahun, tapi mengapa ia harus mengalami kejadian yang sangat mengerikan ini? Di mana orangtuanya yang seharusnya menjaga anaknya di kala ketakutan melanda? Di mana mereka? Adakah mereka memikirkannya sedikit saja dan menyingkirkan hal-hal yang berbau dengan uang? Sungguh, saat ini yang Luna inginkan hanya Ayah dan Ibunya ada di sini, mendekap Luna dengan sayang dan menenangkan Luna, membisikkan matra penenang kalau Luna akan baik-baik saja karena ada mereka yang akan menjaga Luna.

Tapi, sayangnya itu hanya angan belaka yang tersapu dengan pahitnya debu kenyataan. Nyatanya, sekarang Luna hanya sendirian di dalam kamarnya yang gelap, tapi tak sepenuhnya gelap karena korden jendela telah tersingkap oleh angin kencang sehingga memaparkan cahaya terang dari bulan purnama di tanggal 31 Oktober, sampai smirk persis seperti di mimpi Luna itu tiba-tiba muncul dari sosok hitam di sudut sana, Black Shadow dan detik itu juga Luna tinggal nama.


Angan hanya angan dan tak akan pernah menjadi nyata jika kamu hanya diam dan sekarang yang tersisa hanya penyesalan.

Terlambat.

Waktu.

"Jangan pernah bermain-main dengan waktu karena waktu adalah hal yang tetap, jika kamu tak ingin dipermainkan kembali."

"Berhati-hatilah dengan hal-hal yang kamu sepelekan di sekitarmu karena mungkin saja suatu saat hal itu akan menjatuhkanmu."

HATI-HATI! Dalam kegelisahan tidurmu ada dia yang diam-diam memandangmu dari sudut kamarmu yang gelap dan tak tersentuh.

Black SHADOW

Dia masih berkeliaran di sekitar kita. Mungkin saja sekarang sedang beralih mengikutimu. Jangan sampai melihat smirknya karena pada saat itu juga kamu akan langsung tinggal nama. Siapa dia sebenarnya? Dari mana asal-usulnya? Apa tujuan dia ada? Semua itu masih menjadi misteri.

TAMAT

Black SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang