AUTHOR POV
.
Di sebuah apartement sederhana yang terletak tidak jauh dari pusat kota Tokyo , di sana berpenghuni satu orang wanita yang sangat cantik. Wanita itu memilih apartement sederhana dengan dua kamar tidur di dalamnya. Apartement yang tidak jauh dari keramaian kota Tokyo yang mempermudahnya untuk berpergian kemanapun dia ingin, termasuk mengurus sekolah musik yang dia bangun susah payah dari uang hasilnya usaha sendiri.
Lihat saja wanita itu, sudah pukul 09:00 waktu setempat tapi Valeria masih saja bergelung dengan selimut bermotif bunga sakura tanpa berniat membuka matanya. Bagi Valeria tidur adalah salah satu upaya untuk melupakan kehidupan nyatanya yang begitu menyakitkan.
Kringgggg .... kringggg
Suara dering telepon apartemennya cukup membuatnya tersentak kaget. Wanita itu berdecak kesal, dengan tangan meraba-raba nakas yang berada di samping ranjang tidurnya, akhirnya dia bisa menemukan ganggang telepon sialan itu.
"Hallo? Dengan Valeria di sini," sapanya dengan mata masih terpejam.
"Sayang? Ini bunda," suara seseorang dengan suara lembut keibuan di seberang sana.
Itu ibunya!
Valeria membelalakkan matanya, wanita itu langsung berdiri dari tidurnya bersender di tepi ranjang.
"Bunda?" Suara Valeria terasa tercekat, pasalnya ini pertama kalinya Valeria berkomunikasi dengan keluarganya di Indonesia sejak tiga bulan lalu setelah dia dan keluarganya terakhir bertemu. Itu saja keluarga Valeria yang datang ke Tokyo.
Sepertinya Valeria benar-benar tidak sanggup pulang ke Indonesia untuk bertemu keluarga besarnya.
"Vale putri bunda , bunda merindukanmu nak," ucap Viona dengan suara serak menahan tangis.
Siapa ibu yang rela melihat putrinya tinggal sendirian di negeri orang tanpa sanak saudara yang menemaninya. Padahal kuliah Valeria telah selesai, wanita itu bisa pulang kapanpun dia mau. Seluruh keluarga besar Corlyn tidak ada yang pernah membahas kejadian beberapa tahun silam untuk menjaga perasaan Valeria.
"Bagaimana kabar bunda dan keluarga yang lain?" Tanya Valeri mencoba menetralkan jantungnya yang berdetak tidak karuan mendengar suara bundanya yang terlihat jelas nada kerinduannya bercampur kecemasan.
"Kami baik, bagaimana kabarmu di sana ? Kapan kami boleh menemuimu?" Tanya Viona yang sudah merindukan putrinya.
"Valeri baik bunda, bunda mengertilahh kita kan baru bertemu tiga bulan yang lalu," rengek Valeri meminta pengertian sang bunda
"Kami sangat merindukanmu, lusa kak Zio akan menikah. Pulanglah," ucap Viona dengan hati-hati.
Deg ! Menikah? Itu adalah kata yang sangat keramat bagi Valeri. Dirgazio dan Velove tidak langsung menikah dalam waktu yang dekat setelah acara pertunangan mereka saat itu. Velove nampaknya ingin melanjutkan karirnya lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hope
RomanceLapak pindah ke DREAME ya teman-teman cusss download sekarang juga 🙏 - Mencintai kakak sepupumu? Menjauh dari keluarga besarmu dan hidup dinegeri orang? Menyerahkan hidupmu pada orang yang baru kau kenal? Hamil dan ingin bunuh diri? Hidup Valeria...