Tersenyumlah Suster... Itu lebih baik

393 30 0
                                    

Barusan saya membaca berita di salah satu situs internet. Berita tentang seorang perawat di keroyok keluarga pasien. miris.

Saya membayangkan kalau pelayanan rumah sakit itu bisa seperti pelayanan hotel dan bank. Pelayanannya ramah. Suasananya menyenangkan. Intinya ada rasa nyaman. Tapi, ketika saya memasuki ruangan IGD semua bayangan indah itu langsung menguap. Menghasilkan gumam sepertinya sulit...

bagaimana bisa kenyamanan itu di peroleh ketika rasa sakit sedang mendera, rasa letih menyelimuti, ruangan yg pengap bak sedang terjadi bencana masal, dimana pasiennya bergelompangan berbaris rapi di lorong ruangan IGD yg harusnya berfungsi sebagai jalan. Nafas dalam ditarik, Ya Allah bamtu kami.

Kondisi psikologis orang yg pergi ke hotel atau ke bank berbeda dengan orang yg pergi ke RS. Saat sakit kita jadi kurang jernih dalam berpikir. Keluarga masih dalam kondisi panik, khawatir, merasa bersalah, cemas. Sehingga cenderung mudah tersulut emosinya.

Disisi lain,  lingkungan pekerjaan perawat pun penuh tekanan.  Apalagi jika kondisi pasien yg over  alias membludak. Jalas saja badan yang hanya satu tidak mungkin bisa di bagi untuk menjadi 3,4,5....dst untuk melayani pasien yang berdatangam bagaikan air.  Sehingga tidak hanya keluarga, perawatpun menjadi mudah marah.

Tapi, itulah profesi perawat. Perawarpt harus belajar untuk mengerti dan menyapa mereka yang datang dengan senyuman. Sulit, ya. Tapi itu lebih baik  di bandingkan marah-marah. Marah hanya akan menambah stress. Marah marah nanti cepat tua...tapi jujur aku juga pernah marah... 😀

NURSE...apa Aku Bisa...?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang