BAB 2 - Siapa Kau ?

97 14 3
                                    

Hari ini cukup membuat ShinB penat. Hukuman sekaligus cibiran teman-teman semakin meyakinkan dirinya jika ia memang tak pantas bersekolah ditempat itu. Walau sebenarnya ia masih ingin disana,namun jika kehadirannya tak pernah diinginkan orang lain apalah artinya.

Huuuft . . ShinB mendengus kesal. Andai teman-teman tak mengucilkan dan mau menganggapnya sebagai teman selayaknya yang lain. Ia pasti akan sangat bahagia. Ia tak mengerti mengapa mereka terlalu mengutamakan status sosial dalam pertemanan. Apa semua yang mereka miliki akan mereka bawa dipembaringan terakhir mereka. Tidakkah mereka semua berfikir sedemikian hingga mereka sadar bahwa disini masih ada dirinya yang merasa selalu ditindas.

Semilir angin malam menyibak rambut ShinB,membuat rambut coklat itu tampak indah tersapu angin. Gadis itu masih berjalan gontai,ia terlihat tak bersemangat sekarang. Matanya nanar dan fikirannya terus saja melayang. Entah apa saja yang ia fikirkan kini, mungkin ia terlalu lelah setelah hampir seharian dihukum.

Sepatu hitamnya terus menapaki trotoar jalan,sesekali ia menyepak kaleng bekas yang berserak disekitarnya. "Dasar Sombong ! kalian pikir kekayaan kalian akan membuat kalian berkuasa" Gerutu ShinB sesaat setelah teringat perlakuan Jung Ah dan kedua temannya.

Kaki jenjangnya kembali menyepak kaleng,kali ini dengan emosi yang meluap dan sepakan yang keras,kaleng itu mengenai kaki seseorang. Ia menatap orang itu dari bawah dan terus keatas. Seorang pria misterius dengan wajah tertutup topi jaketnya yang berwarna hitam.

"Sojonghamnida,aku tidak berniat melakukannya" ShinB membungkukkan badannya 90 derajat didepan pria asing itu. Ia benar-benar merasa bersalah atas kecerobohannya. Ia tak berharap jika orang asing yang baru kali pertama ia temui ini membencinya.

Sesaat setelah ShinB membungkuk. Hening mulai menyapa keduanya. ShinB berusaha kembali ke posisi awalnya,yakni berdiri dengan tegak. Mata sipitnya kini beralih untuk kembali menatap pria itu dari bawah sampai atas. Pria itu benar-benar aneh. Menutup sebagian wajahnya dengan topi jaketnya yang hitam,sedang dipunggungnya ada seorang bayi yang tengah digendongnya. Seperti dikenalnya, ia terus menerka-nerka siapa gerangan pria yang berada dihadapannya kini.

Pria itu tertawa kecil,kemudian membuka topi yang sedari tadi menutupi sebagian wajah tampannya "Ceroboh sekali"

Mata ShinB seketika terbelalak,ia yang tadinya terlihat begitu lemas seketika terkejut,tubuhnya mematung. "Neo ! Neo !"

ShinB kaget bukan main. Ia sangat mengenal wajah ini. Wajah yang beberapa hari ini tak henti mengganggunya didalam mimpi. Kini,wajah ini malah tersenyum manis didepannya.

"Siapa kau?" ShinB mengacungkan jari telunjuknya yang lentik tepat didepan mata pria itu. Gadis itu berusaha mengatur nafasnya yang berhembus tak karuan. Kini,semua orang yang tengah lalu lalang melewati trotoar menatap gadis itu dengan sinis. mereka merasa heran karna melihat seorang gadis yang berbicara sendiri.

"Berhenti berteriak,mereka bisa mengiramu gila karna berbicara dengan makhluk tak kasat mata" Ujar pria itu dengan santai.

Sesaat ShinB mencerna kata-kata pria yang kini tengah berdiri tepat dihadapannya. Mata bulatnya memandang ShinB penuh arti. Namun bukan itu yang ShinB permasalahkan. Ia terus berfikir,memutar otaknya yang sedikit berkarat. Jika memang ia tak kasat mata berarti hanya satu kemungkinan . .

ShinB kembali membelalak sesaat setelah dikepalanya muncul dugaan jika pria didepannya adalah seorang hantu. "Jadi,kau !" Teriak shinB tak percaya. Kepalanya terasa pening dan pandangannya mulai kabur. Muncul dipikirannya sebuah ide,yakni berpura-pura pingsan. Berharap pria gila dihadapannya itu segera enyah setelah dirinya pingsan.

"Hyaa,jangan pingsan disini" Ujar pria itu seakan mengerti apa yang akan terjadi pada ShinB.

Seakan terhipnotis kata-kata pria itu,ShinB mengurungkan niatnya. "Agh,baiklah. Siapa kau? Darimana asalmu ? Mengapa kau selalu menggangguku,dan dia . . siapa bayi kau gendong ini?" Kini ShinB beralih menunjuk bayi mungil dipunggung pria itu.

Because You To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang