Pria itu masih berdiri,melontar pandangan pada sebuah kedai kecil disudut jalan. Masih dengan sejuta cemas yang membatu,dan hati yang mengurai perih.
Bau hujan menyebarkan aroma khas. Tangan itu menggenggam,menahan dinginnya udara malam usai guyuran hujan. Hawa dingin serasa merasuk,membekukan tulang-tulang rusuk. Dan sebab itu, untuk kesekian kali Kyungsan menggigil. Mulut mungilnya membiru tak kuasa menahan dingin.
"Kau kedinginan?" Dengan hangat didekapnya bayi mungil itu. Sesekali jemari kekarnya membelai lembut punggung bayi itu.
Kedai mulai lengang,satu per satu pembeli mulai pergi usai menyantap hidangan yang telah dipesan. Masih dengan posisi yang sama,gadis itu terlihat begitu sibuk. Tangannya dengan cekatan mengelap meja-meja kayu. Tak terasa, keringat mulai mengucur dari pelipisnya. Disekanya keringat itu menggunakan punggung tangan.
Huuft,gadis itu menghembus nafas. Terdiam beberapa saat,membiarkan paru-paru itu bekerja. Serasa puas memenuhi jiwa,walau penat berhasil meringkuh tubuhnya.
"Eomma,sudah selesai." Ujarnya. Bibir itu merekahkan senyuman. Dengan peluh yang tak henti menetes.
Wanita paruh baya itu menoleh, Mata bulatnya mulai dipenuhi lingkar hitam. Kerutan diwajahnya seakan menertawan tenaga. Menandakan betapa penat tubuh itu usai bekerja siang malam. "Pulanglah,ini sudah malam" suara parau itu menelusup ke telinga ShinB.
Gadis itu mengangguk. "Aku pulang" Katanya, dibungkukkan badan itu kemudian pergi.
ShinB berjalan gontai,tatapannya nanar. Sesekali bibir itu bersenandung memecah sunyi. Tampak penat masih menghiasi wajahnya. Ia mendongak, memandang langit malam usai terguyur hujan. Walau telah mengenakan jaket tebal,udara itu masih terasa menusuk tulang-tulangnya.
ShinB tersentak,dilihatnya pria itu masih membatu pada posisinya. Berdiri memejam-mejam mata sambil mendekap erat tubuh Kyungsan.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya ShinB.
"Kyungsan terbangun dan mencarimu, jadi aku membawanya kemari."
ShinB menatap bayi itu, wajahnya tampak pucat. Bibir mungil itu membiru dan terus menggigil. Melihat itu,sontak ia marah.
"Kau gila? Kau bisa membuatnya mati kedinginan!" Bentak ShinB, seketika ekspresinya berubah. Rasa khawatir menyerangnya. Resah seakan memberi rasa getir dihatinya.
"Mianhae" Jawab pria itu lirih, tak mampu menatap ShinB.
ShinB meraih tubuh mungil Kyungsan. Didekapnya begitu erat,ia bisa merasakan betapa tubuh itu kedinginan karna udara malam.
Untuk beberapa saat, mereka bungkam. Tak ada yang memulai percakapan. Hanya tapakan kaki yang sesekali menghiasi telinga. Suara itu menyatu, bersama dengan gelap malam.
"Mianhae" Pria itu kembali mengulang ucapannya.
ShinB terdiam,ditolehnya pria itu. Wajah murungnya menyimpan cemas. Ada rasa bersalah yang seakan menyerang benaknya.
"Ini bukan sepenuhnya salahmu,aku tak marah padamu. Aku hanya mengkhawatirkan Kyungsan"
Suara itu seakan menjadi obat,menyembuh luka dihati Ji Young. Gadis itu mengatakan jika ia mengkhawatirkan Kyungsan? Tak dapat diungkapkan lagi betapa hati itu bahagia mendengarnya. Walau waktu telah tergerus zaman,gadis itu masih memiliki sifat yang sama. Seperti yang lalu-lalu, hangat dan penuh kasih sayang.
**
Tempat itu masih terlihat ramai,walau malam telah lama menyapa mereka. Ribuan manusia masih tampak lalu lalang memenuhi bangunan luas itu. Lampu-lampu menyala dengan terangnya. Menampakkan,betapa megah bangunan bertingkat 5 itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You To Me
RomanceLee ShinB,hidup gadis kelas 3 SMA Se-Hwang itu berubah 180 derajat setelah datangnya 2 hantu aneh yang mengaku sebagai suami dan anaknya dimasa lalu,Choi Ji Young dan Choi Kyungsan. Pertemuan pertama yang kurang tepat membuat ShinB risih akan kehadi...