5. The Blind Maiden, Jimin Version

95 25 0
                                    

Story:

"Apakah kau sudah pernah mengunjungi situs The Blind Maiden? Situs itu sangat seru.. kau akan menemukan beberapa rekaman kematian seseorang disana.."

Jimin membulatkan kelopak matanya saat tidak sengaja dirinya mendengar percakan beberapa temannya di jam istirahat, Situs?? Tunggu Jimin adalah seorang anak yang sangat uptodate dalam hal situs online tapi percaya atau tidak kali ini dirinya merasa sangat geram ketika seseorang mengatkan sebuah situs yang sama sekali belum pernah di ketahuinya?

"Kenapa aku baru mendengarnya?" Jimin bersungut-sungut, karena pada kenyataannya dirinyalah satu-satunya siswa yang paling sering menjelajah internet dan mengetahui banyak informasi penting di banding teman seusianya.

"Percayalah kau akan menemukan banyak hal seru disana, seseorang mengatakan itu adalah situs milik gadis buta yang sedang mencari tumbal bola mata untuknya.."

Percakapan itu seru menurut Jimin bahkan namja itu sedikit menertawakan situs tidak masuk akal yang sedang di bicarakan seseorang yang bahkan tidak mengetahui jika Jimin ikut mendengarkan percakapan mereka.

"Situs bodoh.. wajar saja aku tidak mengetahui itu semua.."

***

Malam ini sangat gelap karena langit sedang tertutup awan hitam cukup tebal, sedangkan kebiasaan saat akan tidur rumah Jimin memang selalu gelap tanpa penerangan. Namja itu membuka notebook miliknya dan mengetikkan sebuat situs web (NB: tolong jgn di klik) yang menurutnya adalah situs asli sedangkan seseorang yang mengunjungi situs palsu tidak akan pernah menemukan apapun disana,

"Bodoh banyak yang terkecoh situs palsu sehingga banyak yang mengatakan ini adalah hoax? Kenapa tidak bertanya pada Park Jimin nama situs aslinya?" Gumamnya, seorang Park Jimin lebih pintar kini.

Mata Jimin membulat sempurna saat melihat pemandangan di hadapanya kini, sebuah video tanpa buffering berjalan sangat cepat, suara-suara orang menjerit ketakutan juga seseorang menangis histeris di sudut ruangan,

Keringat dingin Jimin memenuhi tubuhnya, terutama saat adegan seorang namja juga yeoja yang berdiri di atas tebing dengan sangat ketakutan tetapi tidak terlihat jelas apa yang membuatnya ketakutan.

Jimin melemparkan notebook sedikit menjauh darinya saat seorang yeoja berlari mendekat ke arah layar dengan sebuah pisau di tangannya, jimin mundur beberapa jarak.

"Aku akan membunuhmu sama seperti kau membunuh kedua anakku.." Teriak yeoja dalam video itu sinis, video itu sangat cepat dan berkedip satu layar adegan demi adegan tanpa adanya penjelasan yang jelas. Setelahnya sebuah adegan mengerikan seorang yeoja yang di bakar hidup-hidup oleh beberapa orang, dengan suara menyedihkan yeoja itu berteriak

"Tolong aku, siapapun kau tolong aku..

~Clap..~

Video terhenti, Jimin berusaha mengatur nafasnya, sesaat muncul pada layar sebuah kata accept or reject, Jimin berpikir sejenak dan sialnya namja itu telah menekan tombol accept, bodohnya seorang Park Jimin kini benar-benar menyerahkan matanya pada Blind Maiden yang dalam bahasa spanyol berarti (Gadis Buta).

Sebuah video lain muncul, kini adalah live.. seorang yeoja dengan baju putih dan wajah banyak luka sobek mengerikan menyeringai di layar notebook miliknya,

"Tunggulah aku, aku akan segera datang.."

Jimin melonjak dari tempat duduknya, nafasnya berantakan saat melihat video blind maiden tengah berjalan menuju rumahnya,

"Tidak ini tidak mungkin" Jimin berusaha mematikan layar notebooknya saat maiden terlihat telah membuka pagar rumahnya,

"Park Jimin, bukankah ini halaman depan rumahmu" Suara itu menakutkan untuknya dan lagi blind maiden tau dari mana jika namanya adalah Park Jimin

Namja itu beberapa kali menekan tombol untuk mematikan notebook tetapi sia-sia, sama sekali gambar itu tidak tertutup, sedikit frustasi yang membuatnya berjalan mondar-mandir untuk mengakhiri semua yang sudah berjalan sejauh ini..

Pandangan tajam itu tertuju pada notebook yang masih di atas ranjangnya,

~Brak~

Jimin membanting notebook miliknya kasar hingga beberapa partikel elektronik itu berserakan di lantai kamarnya dan anehnya walau semua bagian notebook telah hancur tetapi layarnya dalam kondisi utuh dan tetap menampilkan video live yang kini maiden tersenyum dan membuka pintu rumah Jimin,

"Pintu rumahmu ternyata tidak terkunci.."

"Hentikaaann!!!!" Teriaknya, Jimin menangis dengan ekspresi sangat ketakutan, sayangnya hal itu sudah sangat terlambat, jika saja Jimin menekan tombol reject semua ini tidak akan terjadi dan dengan bangga dia dapat menceritakan mengenai rekaman yang berhasil dilihatnya dari situs blind maiden.

Jimin memundurkan langkahnya sampai pada sudut ruangan, beberapa saat setalahnya terdengar seseorang membuka pintu kamarnya

~Ceklek~

"Hufft... tolong hentikan.." Sahutnya pelan dengan mengatur nafasnya, sedikit lega saat pintu itu terbuka tetapi tidak ada siapapun di dalamnya hanya ada dirinya, Jimin mengedarkan pandangannya lalu berjalan untuk menutup pintunya.

Beberapa saat sebuah tangan menahan bahunya, Jimin menoleh ke arahnya. Blind Maiden tersenyum mengerikan ke arahnya..

"Ucapkan wellcome padaku.." Maiden tersenyum mengerikan padanya

Jimin memejamkan matanya secara paksa, jantungnya berdetak tidak beraturan saat ini.

"Pergiiii.."

~Kreeekk~

Dengan gerakan satu detik Maiden merobek wajah Jimin sama persis seperti wajah robeknya dan membuatnya terkulai lemas dilantai kamarnya, Maiden mengeluarkan kamera miliknya dengan seriangan mengerikan dan kembali merobek leher Jimin.

"Aku akan menjadikan kau video selanjutnya"

Jimin hanya menutup matanya dan menangis, tenaganya sudah habis untuk melawan. Berteriak?? Bahkan dia yakin pita suaranya kini telah rusak.

"Bersiaplah kau.."

Tanpa ampun, Maiden kembali mendekat ke arahnya dan mendekatkan kuku super panjangnya ke arah wajah Jimin sedangkan namja itu menutup matanya rapat-rapat.

Dengan gerakan paksa kuku tajam itu merobek kelopak matanya..

"Aaarrrkkkhhhh...." Teriak Jimin saat maiden telah berhasil mencongkel kedua bola matanya keluar

Maiden tersenyum dengan dua buah bola mata berlumuran darah di tangannya sedangkan tangan lainnya masih memegangi kamera miliknya untuk menyorot video kematian Jimin terakhir kalinya,

Maiden kembali menyeriangai sebelum pergi,

"AKU AKAN MENJADIKAN KAU TONTONAN UNTUK KORBANKU SELANJUTNYA.."

THE END

THE END

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Urban Legend StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang