Story:
Daripada aku mati dengan rasa penasaran lebih baik aku mati dengan sebuah misteri yang aku ketahui kebenarannya..
'Jika kau ingin melihat jodohmu, saat tengah malam masuklah di dalam kamar mandi dengan sebuah lilin di tanganmu. Biarkan hanya lilin itu yang menjadi penerangmu. Tataplah cermin kamar mandi dan ucapkan..........'
Heoseok terbangun dari sebuah mimpi anehnya, beberapa hari ini mimpi itu terus menghantuinya tanpa ada keterangan jelas mengenai hal apa yang telah dia lakukan sehingga memperoleh mimpi seperti itu.
"Halloween sudah berlalu apakah hantu masih saja berpesta?" Sebuah pemikiran konyolnya membuanya menertawakan dirinya sendiri,
Heoseok terduduk di tepi ranjangnya, di sebuah laci ada yang menarik perhatiannya. Lilin merah.. namja itu tersenyum penuh arti entah apa yang dia pikirkan kini. Dengan langkah pasti Hoeseok turun menuju arah dapur untuk mencari sebuah korek api.
Namja itu terdiam sejenak saat dirinya masih berada di ambang pintu kamar mandi, seolah ingin masuk tetapi terhenti sejenak untuk berdoa,
Sebuah korek api telah ia genggam dengan sebuah lilin merah di tangan kirinya, senyuman sedikit terpaksa dia lakukan hanya untuk sekedar menutupi rasa ketakutannya saat in, baginya bermain dengan arwah bukanlah hal yang dapat dianggap remeh.
"Daripada aku mati dengan rasa penasaran lebih baik aku mati dengan sebuah misteri yang aku ketahui kebenarannya"
Sebuah lilin merah menyala sempurna saat sebuah korek api telah dia nyalakan beberapa saat lalu, dengan tenang dan pasti Heoseok mulai menatap cermin dengan lilin di tangan kirinya sedangkan tangan kanannya dia gunakan untuk mengusap permukaan cermin dan mengucapkan kata,
"Mary Worth, Mary Worth, I believe in Mary Worth..." Ucapnya setengah berbisik, sungguh tidak ada apapun yang aneh cari cermin itu, saat kedua kalinya Heoseok mengucapkan kalimat yang sama cermin hanya bergetar ringan, namun saat dia menucapkan kalimat itu untuk ketiga kalinya sebuah getaran terjadi pada cermin yang disentuhnya, seolah cermin itu akan retak dengan sendirinya,
Heoseok mundur beberapa langkah dengan sedikit mengatur nafasnya ketakutan ketika sebuah cahaya muncul dari cermin, tapi sungguh kali ini dirinya tidak ingin berteriak karena suara teriakan itu tersendat pada tenggorokannya, terlebih sebuah pintu kamar mandi yang seketika terkunci secara otomatis.
"Mary Worth?? A..aaaku ingin melihat siapa jodohku kelak.." Gumamnya dengan sedikit terbata,
Dalam hitungan detik seorang yeoja muda dengan wajah sangat cantik terpantul dari dalam bayangan cermin, Heoseok terperanjat seketika saat melihatnya,
"Apakah dia adalah jodohku?"
"Ya! Dia adalah jodohmu.." Samar-samar suara seorang yeoja yang Heosek yakini adalah Mary Worth berbisik dengan jelas,
"Si..siapa dia? Ba..bagaimana aku bisa bertemu dengannya?" Heoseok sedikit senang tetapi sekali lagi ketakutan itu masih saja dia rasakan,
"Dia adalah Mary Worth.."
"Mwo??"
Singkat waktu pantulan bayangan yeoja muda cantik itu seketika berubah menjadi yeoja menyeramkan dengan wajah yang hampir selurunya hancur,
"Huuaaaa... pergii...!!" teriak Heoseok saat itu juga dengan sebuah lilin yang terjatuh dan padam, tidak ada penerangan apapun lagi untuknya saat ini.
*Pyyaarr*
Cermin itu retak dengan sendirinya, Mary Worth keluar dari dalam cermin, tak ada yang dapat di lakukan oleh Heosoek bahkan bibirnya terasa sangat kaku hanya untuk sekedar berteriak.
"Aku adalah jodohmu, satu-satunya hal yang harus kau lakukan agar dapat bersamaku kau harus mati dan menemaniku.."
"Tidak... aku bukan orang yang kau cari.."
"Kau memanggilku, kau yang menyelamatkanku dari ratusan tahun lalu aku terperangkap didalam cermin, kau harus bersamaku.."
"Arrgghh..." Teriak Heoseok saat dalam kedipan mata Mary Worth telah mencabik wajahnya dan membekap mulutnya, sebuah kuku tajamnya telah berhasil tertancap dengan sempurna dalam bola matanya mencongkelnya keluar dengan senyum sadis miliknya, menancapkannya hingga sampai pada panggal jari manisnya menjadikannya sebuah cincin,
"Cincin bola matamu, aku menyukainya.."
Heoseok hanya memejamkan matanya dengan satu bola mata yang terlepas, menahan seluruh sakit yang dia rasakan, merasakan detik-detik terakhir menuju kematiannya,
"Nikmati kematianmu dan ikutlah bersamaku masuk dalam cermin.."
"Arrgghh,,," Teriaknya kembali saat Mary Worth mencabik tubuhnya dengan kuku panjang miliknya.. sekali lagi senyuman sinis mengerikan itu adalah mimpi buruk bagi Heoseok,
"LEBIH BAIK KAU MATI DENGAN SEBUAH MISTERI YANG KAU KETAHUI KEBENARANYA DARIPADA MATI DENGAN RASA PENASARAN BUKAN?" Gumamnya saat dia yakin jantung Heoseok telah benar-benar berhenti.
~THEEND~
KAMU SEDANG MEMBACA
Urban Legend Stories
HorrorAuthor: SandraChoii Pertama kali publish di Mnjfanfiction.wordpress.com Sebuah project series mengenai bermacam-macam cerita urban di berbagai dunia dengan beberapa versi member BTS A/N: Dilarang keras mengcopypaste, plagiat/menjiplak pada bagian ma...