kamu!?

851 50 2
                                    

"Dek, bangun!" ucap seorang bidadari(?) sambil menggoyangkan tubuh bidadari junior(?) yang masih nyaman diatas kasur. Namun kelihatannya ia tak terganggu sedikitpun.

"Gre, ayo bangun!" ujar sang kakak sekali lagi.

"Ihh! Apa sih kak Ve! Aku masih ngantuk!!" jawab sang adik yang dipanggil 'Gre' tersebut.

"Gracia! Bangun! Kita kan mau beli perlengkapan buat reunian ntar malem!" Veranda sudah terlihat mulai kesal.

"Hmm! Iya-iya!" Gracia mulai melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dengan wajah yang terlihat masih sangat mengantuk.

"Gitu dong dari tadi! Kakak tunggu dibawah ya!" ujar Veranda sambil keluar dari kamar serba ungu tersebut.

Gracia POV

Huft! Kak Ve gimana sih! Udah tau aku masih ngantuk! Dipaksa bangun! Bentar ya, aku mau mandi dulu. Jangan ngintip!!!

***

Kaus putih. Rok krem selutut. Cardigan ungu. Serta bando ungu. Tak lupa jam tangan ungu ku untuk menghiasi tangan kiriku. Kulihat pantulan diriku didepan cermin. Perfect!!

Kulihat jam tanganku. Astaga! Pantas saja kak Ve marah sekali tadi. Sudah jam setengah sebelas!

Tanpa buang waktu, kulangkahkan kaki ku menuju lantai satu rumahku ini. Disana sudah ada kak Veranda dan juga kak Kinan? (Ehm, VeNal momen bentar)

"Kak Kinan ikut bareng kita?" tanyaku berbasa-basi sebelum duduk dan memulai sarapan.

"Iya Gre, biar bisa kompakam bajunya sama Ve." jawabnya. Aku hanya menganggukkan kepalaku sambil sarapan. Mereka berdua emang kelakuan manisnya gapernah abis ya. Padahal udah tua, bentar lagi juga bakal nikah. Masih manis aja kelakuannya.

"Makanya cari pacar Gre. Jangan inget masa lalu terus!" ujar kak Veranda tiba-tiba. Astaga! Aku lupa! Kakakku ini kan paling jago baca ekspresi orang! Huh!

"Apa sih kak Ve!?" kukembungkan pipiku pertanda aku merasa kesal pada kakakku itu.

"Duh, gak kakaknya gak adiknya. Hobi banget pasang ekspresi kayak gitu!" Kak Kinan terkekeh dan semakin tertawa keras setelah kak Veranda ikut menggembungkan pipinya sepertiku.


***


"Ve, nanti mau warna apa?" tanya kak Kinan pada kak Ve. Namun belum sempat kak Ve menjawab kak Kinan sudah menjawabnya "Pasti biru ya?" kak Kinan hanya nyengir setelah bicara seperti itu. Sedangkan kak Ve? Tau sendirilah apa yang dia lakuin. Pasti menggembungkan pipinya.

Kak Kinan terlihat makin gemas dan mulai menusuk-nusuk pipi kak Veranda. "Kamu lucu banget sih sayang!" ujar kak Kinan gemas.

"Lucu apanya!? Gak cocok hii!!!" aku berlagak seperti seseorang yang merasa mual.

"Hiihh!! Graciaa!! Ngeselin banget sih! Kamu tuh yaa!!! ....." kak Veranda terlihat akan mulai berceloteh panjang x lebar x tinggi = Volume. Sehingga kuselipkan headset dan mulai mendengarkan musik dengan khidmat. Kulihat kak Kinan justru menahan tawa melihatbkak Veranda versi ibu tirinya keluar.



***


"Kak, ke toko buku yuk!" ujarku saat kami telah sampai di Mall yang kami tuju.

"Gracia, Kita harus nyari gaun dulu. Prioritas utama kita saat ini gaun. Baru kita nyari buku." jawab kak Veranda sambil berkacak pinggang.

"Hufft! Iya deh iya!" jawabku singkat karena tak mau kejadian dimobil terulang kembali. Karena ini kan tempat umum. Malu banget kalo sampe kak Ve bawel kayak tadi!

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang