"Anjrit! Gerbang sekolah udah ditutup! Gimana nih!? Mampus!" ujar seorang gadis yang dikuncir kuda dan jaket jersey tersebut.
"Aduh! Kesiangan nih! Gara-gara dek Ayu semalem ngajak main gaple sampe larut malem nih! Kan jadinya telat! Udah mah ni sekolah dindingnya ada beling-beling gitu diatasnya! Susah mau manjat geh!" batinnya
"Woy! Lidya!" panggil seseorang dibelakangnya.
"Eh! Nal? Lu juga telat?" tanya Lidya melihat Kinal berlari dibelakangnya. Ya, itu Kinal, gadis dengan tubuh yang sangat tegap. Kata cewek-cewek di sekolah itu sih bahunya 'senderable'.
Kinal membungkukkan badannya untuk mengatur nafasnya yang terengah-engah.
"Hhh! Iya nih! Gua telat! Gila capek banget! Minta minum dong!" ujar Kinal dan langsung saja Lidya memberikan air minumnya.
"Woy! Jangan diabisin juga bencong!" namun sia-sia. Teriakan Lidya tak dihiraukan oleh Kinal, malah ia meminumnya sambai habis tak tersisa.
"Aih!! Parah lu Nal! Tega! Ntar kan kita latihan basket! Gua gabisa minum dong!?" Lidya menatap nanar kearah botol minum kosong digenggamannya tersebut.
"Hehehe, sorry Lid! Gua khilaf!" ucap Kinal sambil nyengir tanpa dosa. Lidya hanya bisa menatap miris kearah botolnya.
Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa waktu.
"Wah! Lu pinter banget Lid!" ujar Kinal tiba-tiba membuat Lidya melongo tak mengerti.
"Pinter kenapa? Tumben lu muji gua?" Lidya sudah memasukkan botol minumnya kedalam tas.
"Lu pinter banget Lid! Hahaha!!" Kinal terlihat seperti orang gila sekarang. Membuat Lidya bergidik ngeri.
"Lu ngapa sih Nal?" tanya Lidya.
"Ayo ikut gua!" Kinal menyeret Lidya menuju toilet umum.
***
Saat ini Kinal dan Lidya telah mengganti seragam mereka menjadi seragam basket tim putri sekolah mereka
"Kita mau ngapain Nal?" tanya Lidya.
"Udah ikut aje! Ayo ah!" Kinal menarik tangan Lidya paksa menuju sekolah.
"Pak! Kok ditutup! Buka dong! Kita mau latihan nih buat lomba!" ujar Kinal pada sang satpam sekolah.
"Eh, mbak Kinal sama mbak Lidya. Mau latihan?" tanya sang satpam alias Pak Diman. Yuhuu, pak Diman Epriwerr!
"Iya pak. Haduh, kita juga telat soalnya bajunya ketinggalan! Jadi kita pulang lagi ngambil baju latihan! Pengumuman latihannya juga mendadak tadi pagi!!" ujar Kinal pada Pak Diman.
"Tapi kok gaada orang mbak di lapangan?" tanya Pak Diman.
"Kita hari ini jadwal latihan di GOR Indoor pak. Ngebiasain latihan di tempat indoor yang persediaan udaranya sedikit." jawab Kinal meyakinkan hingga akhirnya pak Diman membukakan gerbang.
Tanpa buang waktu Kinal dan Lidya berlari masuk dan menuju ke kamar mandi.
"Makasih pak Diman!" ucap Kinal dan Lidya bersamaan.
***
"Gc Nal! Kita udah telat nih!!" ujar Lidya yang telah selesai lebih dulu mengganti seragamnya.
"Sabar Lid! Lu kan tau gua lama kalo ngelipet baju!" jawab Kinal.
"Udah gausah dilipet dulu! Ntar aja pas istirahat dirapihin!" ajak Lidya lalu Kinal memasukkan asal seragam basketnya dan langsung berlari ke kelas bersama.
"Assalamualaikum! Maaf terlambat bu!!" ujar Kinal saat mereka berdua telah sampai didepan kelas.
"Lidya, Kinal. Sudah jam berapa ini?" tanya sang guru yang tengah menatap mereka berdua dengan tatapan yang sangat tajam setajam silet(?). Namun yang ditatap hanya cengar-cengir sambil meringis ketakutan.
"Sekarang angkat kaki kanan kalian!" perintah sang guru lalu diikuti oleh Lidya dan Kinal.
"Jewer kuping kalian secara menyilang!!" lagi-lagi Kinal dan Lidya mengikutinya.
'Hanjirr! Bikin maluu!!' batin Lidya.
Diedarkannya pandangan ke segala arah. Lalu pandangannya berhenti pada seorang gadis dengan tubuh mungil, kulit putih, dan senyuman yang sangat manis. Sedang terkekeh pada Lidya yang tengah dihukum.
Memang memalukan, namun hati Lidya menghangat melihat gadis itu terkekeh karena ulahnya.
"Terus seperti itu hingga jam istirahat tiba!" ujar sang guru lalu melanjutkan pelajaran.
Pada saat itu, Kinal dan Lidya membatin tentang hal yang sama 'apes banget guee!!'
***
Jam istirahat. Itu berarti hukuman untuk Kinal dan Lidya berakhir. Jam istirahat, Kinal memutuskan untuk langsung keluar kelas. Katanya sih lapar karna belum sarapan.
Sedangkan Lidya? Dia malas untuk melangkahkan kaki kemanapun. Kakinya terasa sangat lelah. Dilangkahkannya kakinya menuju bangku kosong disebelah seorang gadis yang tadi terkekeh kearahnya.
"Haduh! Capek banget!!" keluh Lidya saat ia telah duduk.
"Lagian kok kamu bisa telat gitu sih?" tanya gadis itu.
"Aku kesiangan Mel, dek Ayu semalem ngajakin main gaple. Jadinya aku tidur larut." jawab Lidya sambil memejamkan matanya.
"Lagian mau-mau aja diajak main gaple sama dek Ayu?" tanya gadis itu lagi.
"Haduh, denger ya Melody Nurramdhani Laksani. Kamu kayak gatau sifat dek Ayu aja?" ujar Lidya menimbulkan kekehan dibibir indah Melody.
Keheningan menyelimuti mereka. Melody tengah menikmati bekalnya, sedangkan Lidya memilih untuk memejamkan matanya untuk menghilangkan lelah.
.
.
.
.
.
.
.
"Ve, tunggu aku! Jangan lari-larian! Siniin somay aku!!" teriak Kinal dari luar namun terdengar oleh dua insan yang tengah berdiam diri didalam kelas tersebut.Teriakan itu membuat mood Melody hancur total. Bahkan bekalnya tak tersentuh lagi. Nafsu makannya hilang terbang entah kemana.
"Mel, pinjem earphone dong!" ucap Lidya memecah keheningan.
"Nih!" jawab Melody singkat sambil memberikan yang diinginkan oleh Lidya.
Keheningan kembali menyelimuti mereka. Melody sibuk dengan fikirannya sendiri. Sedangkan Lidya? Ia terhanyut dengan lagu yang tengah ia dengar.
Hingga saat bagian reff tiba, iseng Lidya memasangkan sebelah earphone pada telinga Melody. Terdengar sebuah lagu dari salah satu band legenda di Indonesia.
Aku bisa membuatmu
Jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadakuBeri sedikit waktu
Agar cinta datang karna telah terbiasaSambil menikmati lagu, pikiran Melody melayang pada seseoirang pemilik suara yang baru saja merusak mood nya hancur lebur.
Sedangkan Lidya? Pikirannya melayang. Memikirkan gadis mungil berkulit putih dan pemilik senyum yang menawan yang sedang duduk disebelahnya.
END
Hanjirr!! Cerita laknat macam apa ini!!? Alias, authornya lagi seneng banget nget nget sama Melids!!
Keep vote dan komen guys!!:v