"Anak tidak tahu diri!"
Park Chanyeol langsung tersungkur ke lantai setelah tendangan sang Ayah mendarat tepat di perutnya.
"Kau puas sekarang? Kau puas sudah mempermalukan orang tuamu?!"seru Tuan Park, dengan bibir bergetar dan mata yang memerah. "Kenapa kau lahir jika akhirnya harus seperti ini?!Huh?!"
Rambut Chanyeol sedikit berantakan dan wajahnya masih dipenuhi memar; ujung mata, pipi, bahkan ada sedikit darah di sudut bibirnya.
"Kenapa aku lahir?"Chanyeol membalas tatapan Ayahnya, lalu tersenyum tipis. "Aku.. juga tidak tahu."
"Brengsek kau!"
Setelah umpatan itu kembali terlontar dari bibir Tuan Park, sebuah tendangan kembali mendarat di tubuh Chanyeol. Bahkan bukan hanya sekali, tapi terus berlanjut membuat pekikan Nyonya Park semakin menjadi di sudut ruangan.
"Hentikan! Kumohon hentikan.."wanita itu langsung terduduk, semakin terisak sembari menekan dadanya yang terasa sangat sesak.
"Anak tidak tahu diri! Kurang ajar! Pergi kau! Pergi dari sini! Aku tidak mau melihat wajahmu lagi! Pergi!!"
Chanyeol seolah tak mengindahkan kata-kata amukan yang terus dilontarkan sang Ayah. Terus meringkuk sembari melindungi kepala dengan kedua tangannya.
Ditengah-tengah rasa sakit yang semakin menjalari seluruh tubuh, serta pukulan yang terus dihujamkan pada tubuhnya, rahang Chanyeol mengeras bersamaan dengan tatapannya yang tiba-tiba menjadi tajam.
Terus menatap lurus ke depan dan bergumam dalam hati.
"Kalian... yang membuatku seperti ini."
***
Mungkin Chanyeol adalah salah satu dari sekian banyak anak yang mengalami masalah dalam keluarganya.
Katakanlah kedua orang tua Chanyeol memang terlalu terobsesi dengan pekerjaan mereka, sehingga mereka melupakan untuk mendidik anak semata wayang mereka. Hingga saat itu ketika Chanyeol menginjak di bangku sekolah SMA, dia mulai berontak. Bersama beberapa temannya Chanyeol sering mengadakan tawuran dengan anak murid dari sekolah lain.
Chanyeol dan teman-temannya bahkan beberapa kali keluar masuk kantor polisi ketika kedapatan tengah mencuri di sebuah toko perbelanjaan, atau kedapatan meminum minuman keras dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuh mereka.
Segala macam perbuatan buruk itu seolah sudah menjadi candu bagi Chanyeol. Ia sama sekali tidak berniat meninggalkan kebiasaan itu, dan terus melakukan bersama teman-temannya meskipun telah lulus dari sekolah semenjak tiga tahun yang lalu.
Ya, kebiasaan itu seperti sudah mendarah daging di tubuh Chanyeol.
Karena hanya dengan cara seperti itu Chanyeol bisa melupakan rasa sakit yang terlalu mendalam di hatinya.
Malam ini Chanyeol menghadapkan wajahnya ke arah langit, memperhatikan beberapa bintang di atas sana dengan wajah yang masih dipenuhi memar. Terus berdiri di trotoar tanpa memperdulikan beberapa orang yang lalu lalang di sekitarnya.
Setelah lebih dari semenit berlalu, Chanyeol kembali menunduk. Sedikit membetulkan topi yang Ia kenakan kemudian melangkah pergi dengan tatapan tajam yang terus tertuju ke arah depan.
***
Shin Eun Soo adalah orang pertama yang menyunggingkan senyum ketika guru les pianonya—guru Kim—mengatakan bahwa latihan untuk hari ini cukup sampai di sini. Ia cepat-cepat berdiri dari kursi, mengambil tas selampang lalu berpamitan dengan wanita paruh baya yang mengenakan kaca mata itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je T'Aime [✔️] Chanyeol
FanfictionThis story is not mine © storyline by noonapark. Http://noonapark.wordpress.com/