1

656 81 11
                                    

"Pril, aku mohon jangan lakukan ini lagi"kata Yuki dengan nada memohon

"Buat apa kakak melarang aku? Aku akan tetep lakuin apa yang kusuka. Kak, please jangan larang aku!"kata Prilly

Yuki menautkan kedua tangannya, seperti memohon di hadapan Prilly,

"Masa depanmu masih panjang. Kamu bisa nyari kegiatan lain seperti kuliah, kakak bakal kuliahin kamu dimanapun kamu mau asal berhenti seperti ini"kata Yuki

"Udahlah kak, gak guna. Mending kakak urus diri sendiri daripada ngurus aku. Aku bukan Prilly yang dulu lagi!"

Prilly melangkah pergi, tak memerdulikan kakaknya itu. Baginya hidupnya tidak lah berguna lagi, jadi buat apa dia menjadi baik? Kalau semua orang yang dia sayang pergi.

Yuki hanya terpaku di tempatnya. Entah bagaimana cara mengubah Prilly.

*

"Pril, kau lama banget sih!" Gerutu Eva

"Biasa lah Va, tuh kakak aku rempong banget mau urus hidupku!"kata Prilly

"Tapi kau tetap pada pilihan mu bukan, tuk tetap bersama kami?"kata Rani

"Tentu, menjadi pembunuh adalah pilihanku dan lagipula, dengan hal itu aku bisa mendapatkan uang banyak bukan?"kata Prilly dengan senyum devilnya

"Itu tentu. Kau memang tidak salah pilih. Ayo, duduklah"kata Vino sambil menepuk sofa di dekatnya

Prilly lalu duduk di dekat Vino.

Vino menyodorkan sebatang rokok pada Prilly.

"Ini bonus buatmu, Pril"kata Vino

Prilly tersenyum lalu mengambil rokok itu, Vino berpikir bahwa Prilly akan menghisap rokok itu.

tapi salah. Prilly justru mematahkan rokok itu dengan tangannya.

"Gak baik buat kesehatanku. Kita sebagai pembunuh harus kuat, nanti sakit-sakitan lagi karna ni rokok''kata Prilly

"Ah Prilly, tidak asik kau!" Cibir Arya

"Suka-suka ku dong. Aku gak suka rokok!''kata Prilly

Drr..drr..

Salah satu telfon di meja bundar di depan mereka berbunyi, segera Eva mengangkatnya.

"Halo, Killer grup disini" kata Eva

"..."

"Wah, ada tawaran lagi ya pak. Ok, itu pasti! Makasih"

Eva kemudian menutup sambungannya.

Prilly dan yang lainnya menatap Eva penuh harap.

"Ada orang yang memesan agar kita membunuh orang yang dibenci orang tersebut"kata Eva dengan senyum yang masih bertengger di wajahnya

"Serius? Wah, udah lama gak dapat pesanan. Sudah gatal tanganku ini!"kata Aldo, pria berambut jambul itu tersenyum senang, dia adalah pria yang bisa di bilang sok jago dalam membunuh padahal kemampuannya biasa saja

"Ah, sok sekali kau Aldo! Paling-paling ketika kau dalam keadaan sekarat kau langsung meminta bantuan kita yang jelas- jelas ada kegiatan lain!" Cibir Rani

Cibiran Rani itu membuat Eva, Vino dan Arya tertawa terbahak-bahak sedangkan Aldo hanya bisa menekuk wajahnya.

Sedangkan Prilly hanya menatap dengan tatapan biasa,

"Jadi.."kata Prilly

"Jadi apa?"kata Arya

"Kapan membunuhnya? Oh ya, Va..cek dulu nomor itu, siapa tahu itu nomornya salah satu polisi yang mau menjebak kita" kata Prilly

Eva mengangguk, dia mengambil handphone di sakunya lalu mengotak- atik handphonenya. Di handphone itu ada sebuah alat yang mampu melacak nomor seseorang.

Setelah itu Eva menyimpan handphonenya lagi,

"Aman. Bukan nomor polisi. Hanya nomor seorang pria kaya raya bernama Anton"kata Eva

"Bagus, aku sudah tak sabar!"kata Prilly dengan senyum devilnya

"Gimana kalau kita rayain aja?" kata Aldo

Eva tersenyum, dia mengambil botol anggur di meja lalu menuangkannya kepada gelas yang terdapat di meja.

"Ayo minum dan bersulang!"kata Eva sambil mengangkat gelasnya dan diikuti oleh yang lainnya,

Mereka saling bersulang antar gelas dengan senyum penuh kebahagiaan.

*

"Al, aku khawatir akan keadaan Prilly"kata Yuki, dia menyandarkan kepalanya pada dada Al

"kamu tenang aja, ya. Aku yakin Prilly bisa berubah"kata Al

"Al, aku butuh satu orang lagi, agar Prilly bisa berubah dengan cepat"kata Yuki, dia mendongak sedikit menatap Al

"Tapi kan udah ada Ali. AKu yakin kok, Ali bisa merubah Prilly"kata Al

"Tapi gimana caranya Al? Saat ini saja Prilly masih terus menjauhi Ali, menghindar. Lalu bagaimana caranya agar Prilly dapat berubah?"kata yuki

"lalu kamu mau mengharapkan siapa lagi?"kata Al

"aku mau harepin kamu, Al. Aku tahu kamu itu bisa menghadapi Prilly"kata Yuki dengan memohon

"tapi.."

"please Al"kata Yuki

Al menghela napas dan mengangguk, Yuki pun tersenyum lega.

*

Catatan,

Gimana? Vote dan komen ya gimana ttg part ini.

You Dont Know Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang