1. Choi Seungcheol

4.4K 423 21
                                    


Tittle: Ghost Note

Author: OxyCast: Jeonghan / Seungcheol /Jisoo / MingyuSupport Cast: Temukan sendiriGenre: Comedy / Young-Adult / Drama / BL / Bromance / BoysLoveRated: M


 

 


Jeonghan terus saja melirik kearah Seungcheol yang duduk jauh darinya. Pemuda itu jarang berbicara padanya. Padahal, Jeonghan dan Seungcheol telah sekelas sejak SMP hingga sekarang di tingkat akhir SMA. Sudah enam tahun, tapi mereka hampir tak pernah mengobrol.

Jeonghan sendiri, sering mendapati Seungcheol memandanginya. Jeonghan merasa, ada sesuatu yang salah dengan orang ini karena terkadang, Seungcheol dengan sangat kentara memperhatikan Jeonghan. Jadi, mungkin saja jika memo itu dari Si Misterius Seungcheol.

Selepas pelajaran, ketika istirahat, Jeonghan terburu-buru mengejar Seungcheol yang terlihat keluar bersama Jun. Mereka sedang bercanda ketika tiba-tiba Jeonghan menghadang mereka.

"Bisa kita bicara?" Senyum di bibir Seungcheol dan Jun luntur karena tingkah aneh Jeonghan. Jun memandang Seungcheol, lalu mengangguk. "Aku tunggu di kantin. Dah Jeonghan." Jeonghan membalas lambaian Jun sebelum menyeret Seungcheol pergi jauh dari keramaian koridor sekolah. Ia berhenti di sebelah gudang, lorong kecil yang tembus ke lapangan belakang sekolah.

Seungcheol tampak kebingungan dengan sikap Jeonghan. Tak biasanya dia seperti ini padanya.

"Jangan bersikap bodoh. Aku tahu kau masih ingat kejadian tempo hari dirumah Haera." Seungcheol mengangkat sebelah alisnya, lalu mengangguk.

"Aku masih ingat. Memang kenapa?"

"Jadi benar itu kau?!" Jeonghan mencengkram krah baju Seungcheol, membuat pemuda itu terkejut. "Apa?! Kau ini bicara apa?" Seungcheol melepas cengkraman Jeonghan.

"Ini. Kau kan yang menulisnya?!" Jeonghan menunjukkan memo yang ia temukan pada Seungcheol. Pemuda itu mengambil memo dari tangan Jeonghan dan membacanya. Seketika, matanya membulat.

"Kau? Sudah tidak perjaka ya?" Jeonghan mengepalkan tangannya kesal. Ia tak tahu jika Si Misterius Seungcheol itu juga bodoh meski ia cukup pintar di pelajaran. Jeonghan melepaskan satu jitakan ke kepala Seungcheol, membuat pemuda itu mengaduh.

"Jangan berpura-pura lagi. Kau kan, yang melakukannya?!" Jeonghan kembali mencengkram krah baju Seungcheol. Tatapan matanya membara, siap membunuh Seungcheol.

"Apa?! Kau sudah gila ya!" Seungcheol ikut melotot pada Jeonghan. Seungcheol kembali melepas cengkraman Jeonghan. Kali ini ia pergi dengan raut muka kesal. Tapi baru dua langkah, Jeonghan menahan tangan Seungcheol.

"Aku belum selesai denganmu."

Mungkin karena terlalu kesal, Seungcheol berbalik mencengkram lengan Jeonghan, dan mendorong Jeonghan hingga punggung Jeonghan menyentuh tembok. Jeonghan terkejut karena wajah Seungcheol jadi sangat dengannya. Jeonghan menelan ludah karena tak sengaja menatap bibir Seungcheol yang entah kenapa terasa salah.

"Jadi karena ini kemarin kau marah dan langsung pergi tanpa menjelaskan apapun?" Ada nada kesal di suara Seungcheol, membuat Jeonghan membisu. "Tapi kau tahu kan, bukan hanya aku yang disana. Ada Jisoo dan siapa itu? Aku tak tahu. Jadi, jangan suka ambil keputusan sepihak sebelum kau mengumpulkan semua buktinya."

Jeonghan ikut kesal. Tanpa berfikir panjang, dia membenturkan keningnya ke kening Seungcheol. Sedetik kemudian, mereka berdua kompak mengaduh dan saling mengusap kening.

"Kau pikir apa yang sedang kulakukan? Aku sedang cari bukti. Dan lihat saja jika benar kau yang melakukannya. Tamat riwayatmu." Jeonghan yang masih mengusap keningnya itu pergi meninggalkan Seungcheol yang juga masih kesakitan.




Sedari tadi Jeonghan hanya meletakkan kepalanya di atas tumpukan buku yang ia gunakan sebagai bantal dan melamun. Ketika wajah Seungcheol sangat dekat dengannya tadi, sekelebat bayangan tentang malam nista itu lewat sekejap di kepalanya.

Jeonghan sebenarnya tak yakin. Tapi, ia merasa jika... ia... pernah merasakan bibir Seungcheol. Jeonghan merasa ingin menangis sekeras yang ia bisa. Pikiran macam apa itu? Merasakan bibir Seungcheol? Itu berarti, dia dan Seungcheol... berciuman? Dan, apakah lebih dari itu?

Jeonghan terduduk, dan menjambak rambutnya sendiri. Ia tampak frustasi. Tanpa sadar, ia menyentuh bibirnya, dan langsung menggeleng cepat.

"Aku masih perjaka. Pasti masih perjaka."

Kasihan Jeonghan...




Jeonghan kembali menarik Seungcheol kearah lorong dekat gudang. Seungcheol tampak sudah jengah.

"Apalagi?" Seungcheol melipat tangan di depan dada.

"Apa kau mabuk malam itu?" Selidik Jeonghan.

"Aku tak ingat apa-apa. Kemungkinan besar, iya." Jeonghan kembali menjambak rambutnya, dan Seungcheol menatapnya keheranan.

Jeonghan mendekati Seungcheol. Sangat dekat, agar tak ada yang bisa mendengar mereka meski mereka memang hanya berdua.

"Kira-kira, apakah kita berciuman?" Seungcheol membulatkan matanya mendengar pertanyaan Jeonghan. Pemuda itu menjauhkan wajah Jeonghan dengan me dorong keningnya dengan telunjuk. "Sarapan apa kau pagi ini, Ha?"

"Ayolah Seungcheol. Aku bisa gila karena memikirkan ini sendiri!" Jeonghan memekik kesal. Seungcheol menaikkan salah satu alisnya. "Memang, kenapa kalau kau sudah tidak perjaka? Bukan masalah besar kan? Lagipula, kau tidak bisa hamil."

Jeonghan melayangkan satu pukulan ke perut Seungcheol. Tak keras memang, tapi tetap membuat Seungcheol mengaduh.

"Aku punya ide." Seungcheol berkacak pinggang. "Apa?" Jeonghan menatap tak yakin pada Seungcheol.

Tiba-tiba, Jeonghan dikejutkan oleh Seungcheol yang secara mendadak meraih wajahnya, dan menempelkan bibirnya ke bibir Jeonghan. Jeonghan bahkan tak sempat untuk memberontak, dan hanya bisa pasrah ketika bibir Seungcheol bergerak lebih dalam. Tanpa sadar, Jeonghan menutup mata dan menikmati ciuman itu. Tapi sedetik kemudian, Jeonghan membuka mata dan mendorong tubuh Seungcheol menjauh.

"Kau... menciumku malam itu!" Geram Jeonghan.

"Sial ya! Aku rasa begitu."




-TBC-






♡♡♡

Ghost Note [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang