Andraste (The Beginning Night of Olivia Palander)

650 33 1
                                    

 

Pulau Saltholm, Denmark, 25 November 2011, 08.00

 

Sekumpulan petugas berjaket seragam biru tua dengan tulisan ‘Politi (Polisi – bahasa Denmark)’ di bagian punggung tampak sibuk bekerja di pantai pulau Saltholm, di sebelah timur Kopenhagen, yang tengah tertutup oleh lapisan es dan salju. Tampak di tengah-tengah mereka terdapat jenazah seorang pria berusia empat puluh tahunan, berambut putih, berkemeja biru dan bercelana jeans dalam kondisi basah kuyup. Seorang pria paruh baya berambut putih tampak mendekat ke sosok jenazah itu, pria itu berlutut sejenak sembari memegangi mulut jenazah yang tampak sedikit terbuka itu.

“Mati tenggelam setelah terseret arus, Pak,” ujar seorang wanita berambut pirang dengan potongan rambut pendek. Jika dilihat sekilas orang pasti akan menyangka ia seorang laki-laki.

“Jadi Olivia, apa benar ... dia loncat bunuh diri dari jembatan Øresund itu ya?” pria itu melirik ke arah jembatan yang menghubungkan Kopenhagen dengan Swedia itu.

“Benar Inspektur,” jawab gadis berpotongan rambut pendek itu.

Pria itu mendesah, menghembuskan asap putih dari mulutnya sebab udara di kala itu sangat dingin, “Ini sudah kasus ketujuh! Yesus! Ada apa dengan orang-orang ini?”

“Pak, Koroner Lars ingin bicara dengan Bapak,” seorang pria lain muncul, pria ini mengenakan jaket kepolisian berwarna hitam, dan berambut merah.

“Baiklah Peter, Olivia, aku tunggu laporan kalian berdua,” pria paruh baya itu bangkit dan beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

“Hari yang melelahkan ya,” pria yang dipanggil Peter itu menepuk bahu kanan gadis bernama Olivia tersebut.

“Sangat, bagaimana dengan temuanmu?”

“Mayat dua orang gadis kecil. Menurut saksi mereka berjalan menuju pantai dan hilang ditelan ombak. Tapi yah ... dua gadis itu warga Swedia, jadi itu pasti akan menjadi yuridiksi tim gabungan.”

“Bunuh diri massal yang aneh.”

“Setuju, ini sangat aneh.”

*****

Kopenhagen, Denmark, 25 November 2011, 11.20

Sebuah mobil patroli berhenti di depan deretan rumah berbahan bata merah. Seorang polisi wanita yang tak lain adalah Olivia tampak keluar dari bangku pengemudi dan berjalan memasuki sebuah rumah yang berada di urutan ketiga dari kiri.

Begitu gadis itu membuka pintu rumah seorang wanita paruh baya, bertubuh tambun, dan mengenakan pakaian hijau muda serta celemek merah tampak menyambutnya, “Pulang cepat Olvia?”

“Oh tidak Marta, aku hanya pulang sebentar untuk melihat kondisi ayah. Di mana beliau?”

Sidestory Contra MundiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang