"Byun Baek kau sudah kerjakan tugas geografi?" pekik Sejeong tepat setelah ia mengeluarkan tempat pensilnya. Gadis berponi itu sepertinya lupa bahwa ia memiliki satu tugas untuk dikerjakan.
Yang ditanya hanya diam saja. Ia tetap menopang dagunya dan menghadap ke arah jendela, ke arah dimana laki-laki kelas tiga sedang bermain futsal atau mungkin bola tangan.
Fikirannya memang tidak menentu semenjak kelas 2.1 Sains kehilangan satu bagian mereka, Kang Seulgi yang telah berada di tanah yang berbeda. Gadis itu kini berada jauh dari Baekhyun.
Sifatnya tentu membuat semua orang menjatuhkan rahangnya. Bukannya apa, tapi bahkan seorang Oh Sehun yang sehari-hari terus menemani Seulgi, kelakuan pria itu tak begitu terpengaruh dengan kepergian Seulgi.
"Ya Byun Baek!" pekik Sejeong sekali lagi. Kali ini gadis dengan tinggi tak lebih dari 160 itu berhasil, karna sekarang Baekhyun tampak membuka sebelah headsetnya. "Mwo?"
"Aku ingin menyalin tugas geografimu," Sejeong langsung bicara ke inti saja. Suaranya kini sudah cukup terkuras dan jika ia terus berbasa-basi dengan pria bernama Byun Baekhyun, bisa dipastikan ia tidak bisa tampil dalam presentasi nanti.
Baekhyun yang mendengarnya tak berbuat apa-apa selain meraba kolong bangkunya dan menarik tangannya kembali, bersamaan dengan secarik kertas ditangannya. Ia memberikannya kepada gadis yang kini sedang jalan mendekatinya.
"Thanks. Aku akan mengembalikannya sebelum jam makan siang."
Kemudian Lee Haeun datang. Ia berjalan dengan lesu melewati tempat duduk Baekhyun yang terletak di paling pojok dekat jendela karna ya, tempat duduknya berada tepat di depan Baekhyun dan tempat duduk Seulgi berada disamping tempat duduk Haeun.
Haeun menaruh tasnya dan memutar posisi duduknya, kini ia berhadapan dengan bangku kosong didepan Oh Sehun yang sedang mengoprek ponselnya. Oh, dia bilang ponselnya jatuh kedalam kubangan lumpur kemarin.
"Bogosipda, Kang Seul," Haeun menepuk-nepuk bekas kursi Seulgi dengan tempo perlahan. "Aniji(*), Baekhyun-ah?"
Baekhyun mengangguk sesaat sebelum ia kembali menyangkutkan headset di telinganya. "eum."
Sudah genap satu minggu Seulgi pergi dari kehidupan seorang Baekhyun. Semenjak kepergian Seulgi, pria itu berubah banyak. Jam makannya selalu acak-acakan dan ia selalu pulang kerumah larut malam. Entah apa yang aneh, hanya saja Byun Baekhyun bukan pria seperti itu tadinya.
Baekhyun, seperti yang diketahui teman-teman sekitarnya, bukanlah orang yang suka bergantung. Ia makan, ia pergi ke suatu tempat, tidak berdasar kepada apakah temannya akan melakukannya juga atau tidak.
Hanya saja, mungkin sisi pandangnya kepada Kang Seulgi berbeda dari pandangannya ke semua orang. Baekhyun takut Seulgi kedinginan, jetlag, atau bahkan tidak bisa beradaptasi dengan makanan secara baik sehingga gadis itu mudah jatuh sakit.
Padahal, seperti yang Haeun katakan sebelumnya, Baekhyun hanya terlalu khawatir. Rasa khawatirnya kepada Kang Seulgi melebihi rasa khawatir kepada dirinya sendiri.
Byun Baekhyun memang selalu begitu. Ia selalu menerakhirkan masalah pribadinya dan mementingkan orang lain.
"Choisonghaeyo?" seorang gadis dengan rambut pendek berwarna silver melangkahkan sebelah kakinya kedalam ruang kelas. "Apa aku bisa berbicara dengan ketua kelas?"
Seisi kelas seketika bersurak. Bukan karna yang dipanggil adalah Jeon Wonwoo si ketua kelas abal, melainkan yang memanggilnya adalah Kim Taeyeon, kakak kelas terpopuler sejagat sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ coldness | baekhyun
Fanfiction[UNDER REVISION] Tentang Baekhyun, Seulgi dan benang kusut yang terbentang di antaranya.