Chapter 1: Perfect Life's

105 1 17
                                    

****

Aku menyelinap masuk ke kamarku yang berada di lantai 2. Kedua kakakku pasti sudah tidur karena setelah pulang sekolah mereka langsung pergi ke tempat kerja mereka masing-masing dan ya, kedua kakakku itu CEO. Keenan kakak sulungku itu CEO di perusahaan yang daddy bangun di NYC dan karena daddy itu seorang aktor sekaligus pegulat dan jarang pulang makanya Keenan yang mengurus perusahaan itu, lain lagi dengan kakak perempuanku. Dia seorang CEO di pusat perbelanjaan dan ya pusat perbelanjaan itu sangat besar dan sukses berat di tangani oleh kakakku yang cantik itu. Wow kakak kembarku itu sangat sukses walau masih di bangku SMA. Mereka itu perfect sekali, udah ganteng cantik, di taksir semua orang, udah jadi CEO walau masih bersekolah, terus pintar lagi. Aaaa aku iri tapi aku juga sesukses mereka berdua. Hehe.

Aku seorang vokalis band terkenal, model, juga aktris. Aku tidak bersekolah seperti kedua kakakku tapi aku hanya home schooling saja karena ya jadwal manggung, pemotretan, dan syuting. Segala aktivitasku saja tidak cukup untuk di bagi apalagi di tambah sekolah dari pagi sampai siang. Home schooling saja hanya sejam atau dua jam saja habis itu langsung ke tempat syuting→pemotretan→latihan vokal dan segalanya. Capeknya minta ampun tapi aku juga suka menjalaninya karena aku cinta para fansku.

Hari ini setelah manggung di acara ulang tahun anaknya pak produserku Mr. Hauser Croft aku langsung pergi bersenang-senang bersama rekan kerjaku di band ini. Minum-minuman keras, pumping, dan lain sebagainya yang anak muda lakukan di bar. Alhasil aku mabuk berat. Sepatu heels yang kupakai buat manggung tadi, ku lepas dan nyeker ke rumah menyelinap seperti maling di rumah sendiri. Tiba-tiba aku mendengar suara berderit tanda pintu terbuka saat aku baru naik beberapa anak tangga. Aku melihat seorang perempuan dengan piyamanya dan rambut yang dikuncir asal-asalan.

"Kara!" Ucapnya sambil menuruni beberapa tangga untuk mendekat ke arahku. Aku hanya menundukkan kepalaku dan berpegangan erat pada pegangan tangga ini agar tidak jatuh kerena kepalaku sangat pusing.
"Kara! Apakah kau minum?" Tanya nya heran sambil menatap wajahku. Aku hanya bisa menghindar.

"A-ku hanya minum sedikit Keira" jawabku sambil mengigau karena kepalaku sangat pusing dan yap! Aku hampir saja jatuh... tapi untung saja kakakku ini langsung menahan tanganku.
"Thanks Keira" jawabku lagi sambil tertawa kecil. Aku sangat kacau kalau minum-minuman keras.

"Kau ini. Ayo aku antar ke kamar. Kirain tadi siapa? Kirain tadi maling? Dasarr kau. Aku akan bilang kejadian ini pada daddy" katanya dan langsung menuntunku ke kamar.

Sesampainya di kamar, aku langsung di baringkan di kasur king sizeku.

Sekali lagi aku mengumamkan terima kasih pada kakakku ini dan juga tidak lupa agar.

"Keira" panggilku memelas saat Keira akan menutup pintu.
"Keira, kau jangan bilang apa-apa ke daddy ya atau ke Keenan. Aku mohon" aku memasang wajah memelas juga tidak lupa suara yang polos.

"Iya" jawabnya kesal.
"Tapi jangan di ulang lagi dan aku paling benci kalau kau sudah mabuk seperti ini karena kau hanya akan memanggilku 'nama' saja tidak dengan sebutan 'kakak'. Ingat itu. Aku ini kakakmu jadi kau harus memanggilku seperti apa yang aku inginkan. Kalau tid--".

"Kalau tidak. Apa?".

"Rahasiamu akan aku bocorkan ke seluruh anggota keluarga termasuk fans-fans mu" ancamnya. Aku jadi takut. Apa yang dia tahu tentangku.

"Memangnya aku menyembunyikan sesuatu ya?" Tanyaku sok gak tahu.

"Ya aku tahu rahasiamu tentang setiap pulang konser kau selalu minum minuman keras, dan kau juga bahkan pernah tidur dengan anak aktor terkenal kenalan daddy. Siapa yah namanya itu..."

"... aaaa ya Kyle Wright. Kyle yang super ganteng itu" lanjutnya sambil tertawa sadiss.

"Yah kakak cantik. Kakak kok tega sih sama adik sendiri yang cantik badai kayak Angelina Jolie ini" aku menjawab dan langsung merubah posisiku menjadi duduk.

"Aku akan pastikan kalau mereka akan tahu tentang kau tidur bareng Kyle dan seorang Kara itu pemabuk. Ckk dasar kau ini" katanya dengan nada sadis.
"Ingat kata-kataku. Jangan pernah kau pulang seperti ini lagi. Kau mengerti!" Ancamnya. Aku hanya bisa menunduk setengah sadar.

"Iya..."
"... tapi kan aku tidak melakukan hal kotor dengannya".

"Iya aku tahu tapi jangan pernah kayak gini lagi. Okee".
"Sekarang tidurlah. Kau sangat kacau seperti ini apalagi besok kau akan manggung lagi" titahnya. Aku langsung menarik selimut sampai ke dagu dan Keira keluar lalu menutup pintu.

****

I/B

Semoga suka ya sama cerita baruku ini. Semoga juga suka sama jalan ceritanya.

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca.

Semoga votingnya banyak.

From Populer to UnpopularityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang