Airport Soekarno Hatta
Jakarta, Indonesia
*****
Author POV
"I hope i have a better life in here" gumam seorang wanita pada dirinya sendiri. Dia melihat uang yang tersisa di dompetnya.
"I don't have much money. I have to find a job in here and a place of course" gumam seorang wanita itu lagi.
Yah wanita itu adalah Kara, yang sekarang adalah Quinn. Yah dia mengganti namanya menjadi Quinn Kara Hill.
Quinn menuruti apa kata mommynya yaitu dengan pergi jauh dari mereka dan tidak muncul lagi di hadapan mereka keluarganya. Quinn sangat menyayangi keluarganya maka dari itu dia pergi meninggalkan segalanya yang ada di New York, semuanya termasuk bandnya.
Di hari itu Quinn langsung mengirim surat ke studio tempat mereka latihan sekaligus berkumpul. Dia menulis bahwa dia keluar dari band dan dia juga sempat menulis surat kepada keluarganya tapi dia tidak jadi mengasih surat itu pada keluarganya karena dia berpikir mungkin keluarganya tidak akan membaca suratnya itu apalagi mommynya. Quinn sangat-sangat berharap agar keluarganya hidup bahagia juga sehat selalu, hanya itu yang ada di pikiranya.
Quinn menaiki sebuah bus. Sebelumnya Quinn sudah menukar uang dolarnya menjadi rupiah setelah itu dia pergi.
*****
Hari sudah malam, Quinn pun beristirahat di depan toko yang sudah tutup. Dia duduk sambil memeluk kakinya karena malam ini hujan baru saja turun membuat angin yang bertiup cukup kencang menjadi sangat dingin. Dia sangat kedinginan, kelaparan dan tudak mempunyai siapa-siapa untuk beristirahat.
Dengan uang yang dia punya, dia bisa membeli makanan tapi Quinn mengurungkan niatnya itu untuk menabung uangnya.
Beberapa menit dan akhirnya hujan turun lagi dari gerimis menjadi deras dan semakin deras Quinn merasakan kantuk yang luar biasa sehingga di tertidur.
*****
Quinn POV
Aku terbangun dengan cahaya yang sangat menyilaukan dan ternyata sudah pagi. Aku mengambil koperku dan juga ranselku untuk pergi dan saat aku mengambil ranselnya, ranselnya sudah terbuka dan saat melihat dompetnya ternyata sudah kosong, mereka memgambil semua uangnya.
Aku bertanya pada diriku sendiri, mengapa ini terjadi? Apa salahku? Apakah dosaku sudah terlalu banyak sampai-sampai ini semua terjadi? Oh god please forgive me.
Aku pun langsung beranjak pergi dari tempat itu. Saat sedang berjalan aku tidak sengaja melihat kertas lowongan pekerjaan dalam benakku berkata 'semoga aku diterima' dan saat masuk aku langsung menghampiri seseorang dan saat melihat papan nama yang dipakainya, ternyata dia adalah manajer disini.
"Hai" ucapku gugup
"Hai, ada yang bisa saya bantu" ucapnya ramah.
"Um.. saya melihat lowongan pekerjaan didepan dan saya datang kesini untuk melamar pekerjaan. Apakah saya diterima?" Ucapku gugup dan tentu saja dia bingung, bagaimana bisa seorang yang bisa dibilang terlihat seperti turis ini mau melamar pekerjaan.
"Mmm well, kami memang kekurangan pekerja karena belakangan ini pelanggan semakin banyak jadi anda diterima" ucapnya dengan penuh ramah dan namanya Denny ya pak Denny.
"Terima kasih pak, terima kasih banyak" ucapku dengan penuh semangat sambil membungkuk memberi hormat.
"Jadi apakah anda lari dari rumah atau?" Tanya pak Denny.
"Saya dari LA pak jadi saya baru di negara ini dan ditambah lagi saya baru saja di rampok" ucapku.
"Ohh sungguh malang nasibmu" ucap pak Denny prihatin. Aku hanya menanggapinya dengan tersenyum miris.
"Jadi kapan saya bisa bekerja pak?" Tanyaku.
"Sekarang juga bisa dan di cafe ini punya 1 kamar untuk pegawai dan karna pegawai yang tinggal disitu sudah berhenti 2 minggu yang lalu jadi tempat itu kosong sekarang dan kamu hisa menempatinya. Mari saya antar" ucap pak Denny tulus.
"Terima kasih pak, terima kasih banyak" kemudian pak Denny mengantarku ke kamar yang dimaksudnya, ya memang tempat ini berada di belakang cafe dan ternyata bukan hanya 1 kamar saja disini tetapi 3 dan semuanya sudah ditempati.
"Ini kamarmu dan yang tinggal disebelah kamarmu namanya Katherine dan di sebelahnya lagi putri" ucap pak Denny sambil memperkenalkan pegawai yang tinggal disini.
"Terima kasih pak"
"Iya, yasudah saya tinggal" ucap pak Denny.
Kami pun langsung berkenalan dan berbincang- bincang banyak hal kemudian pergi ke cafe untuk menjalankan tugas kami.
Mereka mangajarkanku bagaimana mengerjakan semua yang ada di cafe ini. Mereka menjadi teman yang baik.*****
"This is a new chapter for me as Quinn Hill" gumam Quinn
*****
I/B
28 Agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
From Populer to Unpopularity
De TodoKara Hillenburg seorang anak dari model dan aktor terkenal dan dia juga berprofesi sebagai seorang vokalis band terkenal sampai suatu hari keluarganya salah paham. Dari situ hidupnya berubah 180 derajat. Kara selalu berdoa semoga keluarganya bahagia...