bab 1. Pertemuanku

357 6 0
                                    

Jujur saja selama ini aku belum mengerti apa arti menikah bagiku. Saat Tante Reina memberiku foto Diaz aku merasa menyukainya. Pandangannya sangat teduh, mungkin aneh tapi senyumnya membuatku nyaman. Memang pertemuan ini disetting agar kami melanjutkan ke pernikahan karena bagi mamah umurku yang sudah mrnginjak 25 tahun merupakan warning untuk segera berumah tangga.

Bak gayung bersambut, Tante Reina -sahabat Mama menawarkan menjodohkanku dengan keponakannya yang juga dirasa sudah cukup umur untuk menikah. Aku mau bertemu dengannya karena memang saat ini aku sedang tidak dekat dengan lelaki manapun dan bagiku tak ada masalahnya dijodohkan karena tidak mungkin orang tua menjodohkan anaknya dengan lelaki yang dirasa tidak baik bagi anaknya. Terlebih lagi senyum Diaz di foto Tante Reina sangat teduh. Entah di pikiranku saat melihat Diaz baik saat ini ataupun di foto terasa seperti keluarga. Aku melihatnya seperti senyum papa pada Mama. Romantis dan hangat.

Tapi saat ini ketika Diaz menanyakan apa arti menikah aku gak tau harus jawab apa. Bagiku menikah harus seperti papah dan mamah, bahagia, melengkapi, dan saling support dan itu semua karena cinta yang sama-sama mereka miliki.
" bagiku arti menikah buatku adalah cinta mas, seperti yang aku lihat dari papa ke Mama ataupun sebaliknya"
Aku pun penasaran dengan jawabannya .
"Menikah adalah keluarga.. Tempat saya kembali, tempat saya melepas segala penat kantor, dan ketika saya kembali untuk bekerja yang ada dalam pikiran saya adalah semua yang saya lakukan adalah demi kebahagiaan keluarga saya"
Jawabannya membuatku semakin tertarik pada sosok pria di hadapanku.
Selanjutnya pertemuan itu berjalan cepat karena jam makan siangnya sudah selesai dan ia harus segera kembali ke kantornya. Aku memberikannya kartu namaku agar dia bisa mengatur pertemuan selanjutnya. Saat pulang dia hendak mengantarku namun karena masing-masing dari kami membawa kendaraan akhirnya kami pun berpisah ditempat parkir.

***

Drrrtt..drrrtt... Getaran handphone terasa dari Kantong celana jeans yang kupakai. Terlihat ada beberapa BBM dari group Srikandi. Sahabat-sahabatku heboh menanggapi acara ini. Walaupun mereka cukup mendukung tapi tetap aja kepo nya gak ketulungan.

Sebelum berangkat mereka sempet minta foto selfi ku full body biar mereka bisa melihat style ku hari ini.
Karena mereka tau terkadang aku terlalu cuek dengan penampilanku. Setelah berganti 2 kali akhirnya sahabat rempongku menyetujui baju yang kupakai. Walaupun tetap setia dengan jeansku.

Lita
"Gmana Linn.. Acaranya lancar...?? Kirim foto lakinya donggg"
"*ping"

Angel
"Mana fotonya linnn sama gak MA yang di foto yang Lo punya"

Rika
"Orangnya baik?? Kaya yang terlihat difoto??"

Monic
" kalinnnnn... Pliss Dee jawab gak mau kita pada mati penasaran kan lo??"

Keempat sahabatku tampaknya sudah gak sabar buat melihat foto Diaz aslinya. Untung tadi saat aku ke toilet aku sengaja mengambil fotonya diam-diam.

"NI Yee fotonya.. Aslinya dia keliatan baik bgt.. Seperti Tante Reina bilang.. Kayaknya dia emg gak pernah berhubungan MA cewek deh.. Keliatan gerogi banget "

Kutekan tombol send untuk nge-share foto Diaz pada teman2 ku digrup itu.

Lita
"Wahh cakep bo pantes luw mau aja jd Siti Nurbaya nenk..."

Monic
"Nilainya so far 8 dari 10 btw sikapnya asli kaku gituu bo??"

Kalin
Yaaa gtu deh non.. Ntar Yee gw ada gawe ntar Minggu gw ceritain kelanjutannya

Angel
Sippp...

Lita
Mantappp

TrustWhere stories live. Discover now