Tampak burung kecil menari-nari mengikuti arah angin yang bertiup bak memanggil dirinya untuk mendekat. Tampak bebas dengan kedua sayap yang dia gunakan untuk membantunya terbang melewati gundukan-gundukan kapas putih besar di atas sana. Dalam hati ku berbisik, andai kau bisa memahami perkataan ku pasti aku sudah memintamu untuk mengajariku menari seperti mu di langit biru sana. Elegan tanpa busana pesta, cantik tanpa riasan tebal telah menjadi ciri khas mu wahai burung. Elok lahhh bagai tarianmu itu.
Tak terasa sang surya mulai menenggelamkan dirinya diantara gundukan-gundukan kapas putih besar di atas sana. Burung-burung kecil tadi pun tak terlihat lagi keberadaannya. Ugh.. mungkin sekarang ini mereka sedang berkumpul bersama sanak keluarganya.
Ku langkahkan kaki ku masuk menuju istana mungil ku, tenggorokan ku sepertinya butuh sesuatu untuk melicinkannya, jadi ku putuskan untuk mengambil sebuah cangkir yang nantinya akan ku isi dengan air berwarna putih. Seputih gelas-gelas kaca yang pernah ku lihat di toko-toko souvenir kerajaan dalam sebuah buku dongeng. Ku yakin bahkan uang jajan ku jika ku kumpulkan selama seminggu saja tak cukup untuk membelinya, karena setidaknya aku harus dapat masuk ke dalam buku dongeng tersebut.
Aku duduk di sebuah kamar kecil dengan warna hijau toska yang mendominasi. Tak ada hal lain yang dapat aku lakukan selain memandang lurus ke layar ponsel ku bak melihat suatu keajaiban yang indah. Berseri bagaikan seorang anak yang mendapatkan bingkisan hadiah diulang tahun pertamanya.
Ohh ya, aku sampai melupakan hari ulang tahunku. Ya.. esok adalah hari ulang tahun ku. Lebih tepatnya pada tanggal 7 Juni, dan usia ku akan bertambah 1 tahun. Tapi aku tak sesibuk mereka diluar sana yang mempersiapkan pesta perayaan ulang tahunnya, mereka yang pergi dari satu toko ke toko yang lain hanya untuk membeli bahan-bahan perayaan pesta ulang tahun, seperti balon, pita, terompet, topi persegi yang aneh, kue tar yang harganya sangat mahal, huh.. bukan aku sombong, tapi aku bisa jika hanya membuat kue tar saja, dan aku berani bertaruh rasanya lebih enak dari yang mereka beli di toko-toko kue itu. Tapi jangan mengeluh padaku jika di kue tar itu terdapat banyak noda hitam yang berbau tak enak, itu namanya gosong.
Kau tahu, aku lebih suka jika tak ada yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Haha.. tentu saja tidak, aku hanya bercanda. Ya seperti yang kau tahu, siapa yang tidak suka jika banyak yang mengucapkan selamat ulang tahun pada mu. Mungkin kedua orang tua mu lahh orang yang pertama kali mengucapkannya pada mu, kemudian sahabat sejatimu, teman-teman terdekatmu, lalu musuh-musuh mu yang hanya ingin terlihat sangat baik di mata orang banyak.
Jika notabennya mereka datang langsung ke rumahmu, kemudian memberikan ucapan selamat ulang tahun kepadamu dengan atau tanpa memberikan kado ulang tahun yang sudah menjadi suatu kebisaan di kalangan umat manusia. Lain hal nya dengan musuhmu.
Mereka akan sibuk di sejumlah akun media sosialmu, kemudian mengetikan ucapan selamat dengan disertai harapan-harapan palsu mereka yang lebih terdengar seperti suatu hal yang menjijikan, salah satu yang pernah ku terima adalah "Hey cantik, happy birthday ya.. semoga panjang umur, sehat selalu, makin cantik kaya aku, makin pinter kaya aku, makin segalanya, makin + + deh pokoknya, semoga kita bisa ngumpul bareng lagi say di tempat biasa, kadonya udah ada kok tenang aja pokoknya kamu suka warnanya pink kok kesukaan kamu banget ya kan.. Bye cantik".
Ya Tuhan.. itu benar-benar ucapan selamat ulang tahun yang sangat amat menjijikan yang pernah aku terima setahun yang lalu di akun instagramku. Ya, kau tahu dia bilang semoga kita bisa ngumpul bareng lagi di tempat biasa? Demi kerang ajaib, bahkan dia tak pernah menegurku di sekolah, dan aku berani bertaruh bahwa dia tak tahu siapa nama belakangku, haha.. kemudian dia bilang aku menyukai warna pink yang notabennya adalah warna yang sangat aku hindari dari penglihatanku. Jangan tanya aku mengapa aku tak menyukai warna itu, enatahlahhh aku hanya berasumsi bahwa warna itu melambang kelemahan, ya.. walaupun sebagian dari mereka mengasumsikan bahwa pink adalah warna khusus untuk wanita. Dan satu lagi yang benar-benar membuatku tercengang, dia bilang dia akan memberikan kado untukku. Tapi mana? tak ada apapun yang kuterima sampai detik ini, mungkin dia terlalu banyak mendengarkan lagu Amnesia dari 5SOS kemudain dia jadi benar-benar terkena amnesia.
Aku mengambil earphone yang berada di atas meja belajar ku, setelah menemukannya aku langsung menancapkannya pada lubang earphone yang tersedia di ponsel ku. Mengetikan 4 digit angka untuk membuka loockscreen ponsel ku, kemudian muncul lah sebuah gambar yang tadi belum sempat aku keluarkan dari galeri ponsel ku. Tampak di sana seorang anak laki-laki yang diperkirakan seusia dengan ku, memakai pakaian serba ungu, dengan sepatu supra nya, dan tak lupa pula topi NY yang setia menemani rambut hairflip nya, dengan kaca mata hitam, dan senyumnya yang membuat siapapun yang melihatnya juga ikut tersenyum.
Tak terasa mataku memerah dan seperti ada cairan bening di sekelilingnya. Aku masih terus memandangi gambar anak lelaki itu. Tidak, sampai aku mendengar suara seseorang yang memanggilku dari kejauhan. Membuat diriku tersadar dari lamunanku, dan dengan gerakan cepat aku langsung menghapus cairan bening yang tak sampai terjatuh ke pipiku itu menggunakan punggung tangan kanan ku. Aku mendengar derap kaki yang semakin lama semakin mendekat dan semakin mendekat, aku menoleh ke arah suara itu.
"Mau sampai kapan kau berdiam diri seperti itu wahai anak muda?" Astaga, ternyata itu mama. Aku cukup berterimakasih karena aku tak mempunyai penyakit jantung. Jika aku mempunyai nya tak mungkin sekarang aku masih berada di sini, pasti aku sudah berada di ruang IGD pada sebuah rumah sakit.
"Mama.. kau mengagetkan ku." Ucap ku dengan mengalihkan pandangan ku ke sebuah tembok yang tak tahu menau mengenai permasalahan ini.
"Mandi lah kau, jangan selalu ku suruh dulu baru kau melaksanakannya." mandi, mandi, dan mandi, ugh.. menyebalkan, seharusnya aku sudah tahu dia akan mengatakan tentang hal itu.
"Iya mah." Jawab ku tak ada pilihan.
"Jangan hanya iya. Ambil handuk mu dan segeralah menuju kamar mandi." suruhnya lagi.
"Iya mah, iya." Ucapku seraya mengambil handuk tanpa motif yang keseluruhnya berwarna ungu dan berjalan menuju kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suatu Hari Nanti
Short StoryJika kau percaya, segala sesuatu yang kau inginkan pasti akan terjadi. Tapi kapan? Suatu hari nanti.